Oleh : dr. Amanatus Sholihah
Manhajuna – Jantung adalah sebuah otot yang memompa darah ke seluruh tubuh. Untuk tetap sehat, jantung membutuhkan oksigen dan zat-zat gizi lain yang dibawa oleh darah. Ini didapatkan melalui arteria (pembuluh darah) koroner, yang membungkus bagian luar jantung.
Serangan jantung adalah kondisi dimana otot jantung mengalami kerusakan akibat berkurangnya pasokan darah ke bagian otot jantung secara mendadak. Berkurangnya pasokan darah ke jantung secara tiba-tiba dapat terjadi ketika salah satu arteri koroner terblokade selama beberapa saat, entah akibat spasme (mengencangnya arteri koroner) atau akibat pergumpalan darah (thrombus). Bagian otot jantung yang biasanya di pasok oleh arteri yang terblokade berhenti berfungsi dengan baik, segera setelah splasme reda dengan sendirinya, gejala-gejala hilang secara menyeluruh dan otot jantung berfungsi normal lagi. Sebaliknya, apabila pasokan darah ke jantung terhenti sama sekali, sel-sel yang bersangkutan mengalami perubahan yang permanen hanya dalam beberapa jam saja dan bagian otot jantung yang terkena akan mengalami penurunan mutu atau rusak secara permanen.
Penyakit jantung yang umum dikenal dan paling banyak diderita adalah penyakit jantung koroner. Penyakit ini paling sering menyebabkan serangan jantung pada seseorang yang bisa menyebabkan kematian. Penyebabnya adalah penyempitan pada pembuluh darah koroner, dimana pembuluh ini berfungsi untuk menyediakan darah ke otot jantung. Penyempitan disebabkan oleh tumpukan kolesterol atau protein lain yang berasal dari makanan yang masuk dalam tubuh. Penumpukan ini juga menyebabkan pembuluh darah koroner menjadi kaku. Kekakuan ini disebut sebagai aterosklerosis.
Aterosklerosis terjadi akibat adanya penumpukan plak atau timbunan lemak pada dinding-dinding arteri. Selang beberapa waktu, plak dapat menumpuk, mengeras dan mempersempit arteri, dan menghambat aliran darah ke jantung. Hal ini dapat menimbulkan serangan jantung secara tiba-tiba. Penyebabnya karena jantung meminta oksigen melebihi yang tersedia sehingga memicu serangan jantung. Karena jika otot jantung tidak menerima oksigen untuk waktu yang cukup lama, jaringan di sekitarnya dapat rusak. Tidak seperti jaringan yang lain, otot jantung tidak mengalami regenerasi. Semakin lama serangannya, semakin banyak kerusakan pada jantung dan semakin besar kemungkinan meninggal.
Selain itu,timbunan plak dapat pecah dan membentuk kerak darah atau trombus. Trombus yang lepas ini dapat menyumbat pembuluh darah sehingga suplai oksigen terganggu. Hal lain yang dapat memicu serangan jantung yaitu arteri yang berpenyakit juga cenderung mengalami kontraksi otot secara mendadak. Akbat kontraksi ini akan dilepaskan zat kimia yang kemudian mengakibatkan dinding arteri menyempit, memicu sebuah serangan jantung.
Jika sistem kerja dari jantung rusak, irama normal jantung dapat menjadi kacau dan jantung mulai bergetar dengan tidak menentu atau mengalami fibrilasi. Irama tidak normal ini disebut sebagai aritmia yaitu penyimpangan dari irama jantung normal. Hal ini akan menyebabkan jantung kehilangan kesanggupannya untuk memompa darah dengan efektif ke otak. Dalam waktu sepuluh menit, otak mati dan si pasien pun tidak tertolong lagi.
Selain penyakit jantung koroner yang disebabkan karena penumpukan lemak di dinding arteri, ada juga penyakit jantung lainnya yang disebabkan kelainan semenjak lahir. Misalnya jantung yang tidak sempurna, kelainan katup jantung, melemahnya otot jantung. Penyebab lain adalah bakteri yang menyebabkan infeksi pada jantung.
Faktor-faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner
1. Memasuki usia 45 tahun bagi pria.
2. Bagi wanita, memasuki usia 55 tahun atau mengalami menopause dini (sebagai akibat operasi).
3. Riwayat penyakit jantung dalam keluarga.
Seseorang yang orang tua atau saudara kandungnya pernah mengalami serangan jantung sebelum usia 60 memiliki risiko lebih besar menderita penyakit ini. Karena itu, jika Anda memiliki kerabat yang pernah mengalami serangan jantung, sebaiknya Anda lebih berhati-hati dalam menjaga pola makan dan gaya hidup Anda.
4. Penyakit Kencing Manis (Diabetes Mellitus).
5. Merokok.
6. Tekanan darah tinggi (Hipertensi).
Hipertensi dapat melukai dinding arteri dan memungkinkan kolesterol LDL memasuki saluran arteri dan meningkatkan penimbunan plak.
7. Kegemukan (Obesitas).
8. Kurang Olahraga.
9. Stress.
Gejala Serangan Jantung
Gejala-gejala ini untuk setiap orang bisa berbeda. Ada beberapa gejala yang lebih spesifik, antara lain:
1. Rasa sakit atau nyeri
Dada seperti tertekan, seperti diremas, sakit pada daerah tengah dada yang bisa terasa kuat atau ringan. Rasa sakit ini berlangsung beberapa menit kemudian hilang dan kembali lagi. Rasa sakit ini akibat otot tidak mendapatkan cukup darah (suatu keadaan yang disebut iskemi), maka oksigen yang tidak memadai dan hasil metabolisme yang berlebihan menyebabkan kram atau kejang. Jenis dan beratnya nyeri atau ketidaknyamanan ini bervariasi pada setiap orang. Rasa sakit ini bisa menjalar ke salah satu atau ke dua tangan, pungung, leher, rahang atau perut.
2. Pernafasan terasa pendek yang berlangsung saat rasa sakit didada atau setelahnya.
3. Kelelahan atau kepenatan.
Jika jantung tidak efektif memompa, maka aliran darah ke otot selama melakukan aktivitas akan berkurang, menyebabkan penderita merasa lemah dan lelah. Gejala ini seringkali bersifat ringan. Untuk mengatasinya, penderita biasanya mengurangi aktivitasnya secara bertahap atau mengira gejala ini sebagai bagian dari penuaan.
4. Palpitasi (jantung berdebar-debar)
5. Pusing & pingsan.
Penurunan aliran darah karena denyut atau irama jantung yang abnormal atau karena kemampuan memompa yang buruk, bisa menyebabkan pusing dan pingsan.
Mencegah Penyakit Jantung
Agar terhindar dari penyakit jantung koroner, Anda dapat melakukan hal-hal berikut:
1. Pola makan sehat
Hindari makanan yang banyak mengandung lemak atau yang mengandung kolesterol tinggi. Seafood memiliki kandungan kolesterol tinggi yang dapat membahayakan jantung. Kurangi menyantap makanan yang digoreng yang banyak mengandung lemak, sebaliknya makanan dapat diolah dengan cara direbus, dikukus atau dipanggang.
Sebisa mungkin, produk makanan yang kita makan rendah lemak atau tanpa lemak. Pilih susu, keju, mentega atau makanan lain yang rendah lemak. Menggoreng dengan menggunakan minyak zaitun memiliki kandungan lemak yang sedikit sehingga bisa menjadi pilihan bila harus mengolah makanan dengan cara digoreng.
Selain menghindari makanan berlemak, hindari juga makanan dengan kandungan gula tinggi seperti soft drink. Jangan pula tertalu banyak mengkonsumsi karbohirat, karena dalam tubuh, karbohidrat akan dipecah menjadi lemak. Sebaliknya, konsumsi obat atau gandum yang dapat membantu menjaga jantung tetap sehat.
2. Berhenti merokok
3. Hindari Stres
Saat seseorang mengalami stres, tubuhnya akan mengeluarkan hormon cortisol yang menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku. Hormon norepinephrine akan diproduksi tubuh saat menderita stres, yang akan mengakibatkan naiknya tekanan darah.
4. Menghindari atau mengobati
Kelebihan berat atau obesitas meningkatkan tekanan darah tinggi dan ketidaknormalan lemak. Menghindari atau mengobati obesitas atau kegemukan adalah cara utama untuk menghindari diabetes. Diabetes mempercepat penyakit jantung koroner dan meningkatkan risiko serangan jantung.
5. Olahraga secara teratur
Anda dapat melakukan kegiatan olahraga seperti berjalan kaki, jalan cepat, atau jogging. Kegiatan olahraga yang bukan bersifat kompetisi dan tidak terlalu berlebihan dapat menguatkan kerja jantung dan melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh.
6. Konsumsi antioksidan
Polusi udara, asap kendaraan bermotor atau asap rokok menciptakan timbulnya radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas dapat menyebabkan bisul atau endapan pada pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyumbatan. Untuk mengeluarkan kandungan radikal bebas dalam tubuh, perlu adanya antioksidan yang akan menangkap dan membuangnya. Antioksidan dapat diperoleh dari berbagai macam buah-buahan dan sayuran.
Jika Anda atau orang di dekat Anda ada yg mengalami gejala sakit jantung, lakukanlah hal berikut :
1. Hentikan segera semua pekerjaan apa pun yang sedang Anda lakukan,lalu duduk atau berbaringlah sembari menarik nafas dalam-dalam.
2. Jika Anda sendirian,sementara gejala tersebut berlangsung lebih dari beberapa menit,segera hubungi nomor darurat setempat dan katakan Anda terkena serangan jantung. Atau, hubungi orang di sekitar Anda dengan memberikan informasi yang sama.
3. Jika Anda menunggu tim paramedis datang ,maka sementara menunggu,Anda dapat melonggarkan pakaian, termasuk ikat pinggang dan dasi. Buat diri dalam posisi yang nyaman.
4. Ketika jantung tidak dapat berdenyut secara normal dan merasa hampir pingsan, seseorang sering hanya mempunyai waktu kira-kira 10 detik sebelum hilang kesadaran atau pingsan.
Jika di sekitar Anda tidak ada orang yang memberi pertolongan pertama, Anda tidak perlu panik. Manfaatkan waktu yang sangat singkat ini dengan berusaha batuk terus sekuat tenaga. Setiap kali sebelum batuk, tarik napas dalam-dalam dan panjang, seperti hendak mengeluarkan dahak. Sebagaimana dikutip Journal of General Hospital Rochester, tarik napas dan batuk ini harus diulang setiap dua detik, hingga pertolongan tiba atau denyut jantung kembali normal.Tujuan menarik napas untuk memasukkan oksigen ke dalam paru-paru, sedangkan batuk untuk menekan jantung agar aliran darah bersirkulasi. Menekan jantung juga dapat membantu denyut jantung kembali normal
5. Tetap tenang. Kepanikan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya aritmia atau penyimpangan irama jantung.
6. Minum pil nitroglycerin dari dokter Anda sesuai resep jika Anda sudah dinyatakan punya sakit jantung.
Demilkian uraian singkat seputar serangan jantung, semoga artikel ini bisa menambah wawasan dan bermanfaat untuk pembaca yang budiman. Amin.
(Manhajuna/Har)