Manhajuna.com – Berikut adalah beberapa poin tambahan sebagai lanjutan dari artikel Etika Umum yang Diajarkan pada Anak Usia Dini (I), yakni nilai-nilai yang dapat ditanamkan kepada anak sedini mungkin (terutama pada 6 tahun pertama usia anak)
Interaksi
Dididik untuk mendahulukan orang lain dalam makanan atau permainan yang disenangi, dengan dibiasakan agar menghormati saudara-saudaranya, sanak familinya yang masih kecil, dan anak-anak tetangga jika mereka melihatnya sedang menikmati sesuatu makanan atau permainan.
Dibiasakan berterima kasih jika mendapat suatu kebaikan, sekalipun hanya sedikit. Hendaknya kedua orangtua mengucapkan terima kasih kepada anak jika menuruti perintah dan menjauhi larangan. Bisa juga sekali-kali memberikan hadiah yang disenangi berupa makanan, mainan atau diajak jalan-jalan.
Tidak memanggil ibu dan bapak dengan namanya, tetapi dibiasakan memanggil dengan kata-kata: Ummi dan Abi , Bunda dan Ayah, Ibu dan Bapak atau panggilan yang layak lainnya .
Mengucapkan salam dengan sopan kepada orang yang dijumpainya dengan mengatakan “Assalamu ‘Alaikum” serta membalas salam orang yang mengucapkannya.
Diajari kata-kata yang benar dan dibiasakan dengan bahasa yang baik.
Dibiasakan menuruti perintah orangtua atau siapa saja yang lebih besar darinya, jika disuruh sesuatu yang diperbolehkan. Bila membantah diperingatkan supaya kembali kepada kebenaran dengan suka rela, jika memungkinkan. Tapi kalau tidak, dipaksa untuk menerima kebenaran, karena hal ini lebih baik daripada tetap membantah dan membandel.
Dibiasakan menghormati milik orang lain, dengan tidak mengambil permainan ataupun makanan orang lain, sekalipun permainan atau makanan saudaranya sendiri.
Etiket lainnya
Dilarang tidur tertelungkup dan dibiasakan tidur dengan miring ke kanan.
Dibiasakan mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengulanginya berkali-kali setiap hari.
Dibiasakan membaca “Alhamdulillah” jika bersin, dan mengatakan “Yarhamukallah” kepada orang yang bersin jika membaca “Alhamdulillah”.
Supaya menahan mulut dan menutupnya jika menguap, dan jangan sampai bersuara.
Ketika berjalan jangan mendahului kedua orangtua atau siapa yang lebih tua darinya, dan tidak memasuki tempat lebih dahulu dari keduanya untuk menghormati mereka.
Dibiasakan bejalan kaki pada trotoar, bukan di tengah jalan.
Tidak dilarang bermain selama masih aman, seperti bermain dengan pasir dan permainan yang diperbolehkan, sekalipun menyebabkan bajunya kotor. Karena permainan pada periode ini penting sekali untuk pembentukan jasmani dan akal anak.
Referensi:
Pendidikan Anak dalam Islam karangan Syaikh Yūsuf Muhammad al-Hasan yang mengambil dari Minhaj At Tarbiyah Ash Shalihah karangan Ahmad Izuddin Al Bayanuni (download ebook di sini)
(Manhajuna/IAN)