Hijri Calendar by Alhabib
Beranda / Kajian / Iman dan Percaya Diri (Bag.I): Apa itu Percaya Diri ?
>> Sponsorship/Donasi Website Manhajuna <<

Iman dan Percaya Diri (Bag.I): Apa itu Percaya Diri ?

Oleh: Byan Aqila Ramadhan

Manhajuna.com – Jika kita melihat ke masa lalu, umat muslim punya sejarah yang begitu gemilang. Bagaimana tidak? Bahkan sejarah tersebut masih digunakan oleh orang-orang barat dan eropa di masa modern ini. Bagaimana sebuah kisah kemenangan hanya di lakukan dalam waktu yang amat singkat? Bagaimana sebuah penaklukan kota Mekkah terjadi hanya dalam waktu 8 Tahun setelah hijrah?

Kisah Nabi Muhammad SAW bersama para sahabatnya membuktikan bahwa generasi mereka adalah generasi yang memiliki jiwa percaya diri atau optimis yang begitu tinggi. Dimana keimanan mampu membangkitkan sebuah jiwa yang begitu menggelora. Sebuah efek besar dari sebuah keimanan. Contohnya saja kisah perang Badar yang hal tersebut sangat mustahil rasanya untuk menang dalam perang. Bagaimana tidak? Kaum muslimin yang hanya berjumlah 313 orang, harus melawan pasukan musyrikin yang berjumlah 1000 orang. Kalau bukan keimanan yang tinggi yang menghasilkan kepercayadirian, niscaya mungkin akan berbeda kisahnya.

Kitapun juga melihat dari kisah nyata yang sungguh heroik dari kisah penaklukan konstantinopel yang di pimpin oleh Sultan Muhammad Al-Fatih. Bagaimana sebuah tembok raksasa Konstantinopel yang selama 825 tahun gagal ditaklukkan, namun berhasil ditaklukkan atas izin Allah oleh Sultan Muhammad Alfatih dalam waktu 54 hari perang. Jika kita melihat dari sejarahnya, hari-hari awal pasukan tersebut mengalami banyak kehancuran, bahkan terdengar suara-suara sumbang untuk tidak melanjutkan peperangan. Namun, atas kepercayadirian yang begitu besar dari sang Sultan, beliau bersama pasukannya berhasil menghancurkan tembok raksasa tersebut. Yang paling terkenal dari yang dilakukan beliau adalah memindahkan kapal-kapal perang yang berjumlah 72 buah dari satu selat ke selat lainnya melewati perbukitan hanya dalam waktu satu malam saja. Karena untuk memutar melewati teluk di halangi oleh rantai besar sehingga berhasil dengan mudahnya mengepung sisi lain dari tembok konstantinopel

Dan masih banyak kisah-kisah dalam sejarah ummat muslim seputar keimanan dan kepercayadirian.

Banyak orang sering mengeluh atas dirinya sendiri yang belum merasa pecaya diri untuk melakukan sesuatu. Apalagi untuk melakukan sebuah kebaikan. Lebih fatalnya lagi jika seseorang tidak melakukan sesuatu perbuatan baik dikarenakan takut riya. Padahal sebuah amalan pada dasarnya bertujuan karena Allah SWT. Sedangkan mundur karena takut riya seakan-akan menghilangkan tujuan asal dari ibadah tersebut.

Percaya diri bisa berarti percaya bahwa Allah telah memberikan yang terbaik bagi diri kita berupa potensi-potensi yang kita inginkan dan sukai. Sehingga tidak ada alasan bagi seorang muslim untuk mundur dari pekerjaan-pekerjaan yang dilakukannya. Terlebih yang dilakukan adalah fi sabilillah

Apa itu percaya diri?

Percaya diri adalah, sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya. Sehingga dengan alasan ini, ia akan mampu melakukan tindakan sesuai dengan apa yang ia inginkan, rencanakan dan harapkan([1])

Secara singkat saya meringkas bahwa, Percaya diri bisa berarti percaya bahwa Allah telah memberikan yang terbaik bagi diri kita berupa potensi-potensi yang kita inginkan dan sukai. Sehingga tidak ada alasan bagi seorang muslim untuk mundur dari pekerjaan-pekerjaan yang dilakukannya. Terlebih yang dilakukan adalah fi sabilillah.

Catatan Kaki:

[1] http://skripsi-ilmiah.blogspot.com/2012/06/konsep-percaya-diri-dalam-al-quran-ai.html

(Manhajuna/IAN)

Byan Aqila Ramadhan

Byan, begitu biasa dipanggil, adalah seorang mahasiswa asal Bogor yang sedang menjalani pendidikan S-1 di Universitas King Saud (KSU), Riyadh. Selain kuliah, beliau aktif berwirausaha serta mengisi training berbasis komunitas di Riyadh, Arab Saudi.
Byan Aqila Ramadhan

Latest posts by Byan Aqila Ramadhan (see all)

    (Visited 3.077 times, 1 visits today)

    Beri Komentar (via FB)

    http://bursanurulfikri.com/

    Lihat Juga:

    Rajab, Sya’ban dan Ramadhan

    Manhajuna – Bulan rajab baru saja datang, dan berlalu tanpa terasa. Setelahnya adalah sya’ban, kemudian bulan …

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *