Hijri Calendar by Alhabib
Beranda / Kajian / Islam Takkan Pernah Sirna
>> Sponsorship/Donasi Website Manhajuna <<

Islam Takkan Pernah Sirna

Alih bahasa: Kang Aher

Di tengah serangan yang agresif terhadap segala yang terkait dengan agama dan akhlak, yang dilakukan oleh para musuh Islam di dalam dan di luar, upaya-upaya menghapuskan ajaran-jarannya, menjauhkan penerapan hukumnya, memerangi pemeluknya, serta pembaratan dan perusakan terhadap mereka.
Saya ingin mengingatkan saudara-saudaraku, selain mengingatkan diriku sendiri, dengan kalimat-kalimat indah, arahan-arahan yang penuh optimisme dan menenangkan yang ditulis dengan tinta emas. Yaitu nasihat dari Syekh Bakr Abu Zaid rahimahullah yang wafat tahun 1429 H dalam buku beliau Hirasatul Fadhilah. Beliau mengatakan:

Taruhan untuk menghapuskan agama Islam berikut simbol-simbolnya yang agung, kewajiban-kewajibannya, dan bahkan sunnah-sunnahnya, adalah taruhan yang pasti rugi. Tidak akan pernah beruntung kapan pun taruhan itu dilakukan, sejak zaman Abu Jahal hingga zaman Ataturk. Kalian saja yang maunya menjadi kaum yang terburu-buru!

Ketahuilah, semoga Allah meneguhkan hatimu, bahwa Islam tidak akan pernah mati. Hanya saja, Islam akan melalui masa-masa penyaringan. Ketika itu yang selamat hanyalah orang-orang yang benar, jujur dan tulus. Sedangkan orang-orang yang hatinya berpenyakit saat kambuh maka mereka akan jatuh. Oleh karena itu, bersabar dan berharaplah pahala kepada Allah. Saudaraku, engkau tidaklah lebih baik dari Bilal. Saudariku, engkau tidaklah lebih baik dai Sumaiyah. Semoga Allah meridhai mereka.

Ketahuilah bahwa engkau akan melewati masa-masa berat, di mana ketika itu orang yang tetap berpegang kepada agamanya laksana orang menggenggam bara. Kenyataan akan membuatmu sedih. Pemandangan akan membuat dirimu pedih. Perasaan seperti ini sungguh agung di mata Allah serta merupakan bukti kebaikan yang bersemayam di dalam hatimu. Jangan pernah engkau kupas dengan pisau kemunduran.

Saudaraku, jangan sampai engkau tertipu dalam menempuh jalan kebenaran oleh minimnya manusia yang menempuhnya. Demikian juga jangan sampai engkau tertipu oleh banyaknya orang-orang yang binasa dalam menempuh jalan kebatilan. Sungguh engkau adalah “jamaah”, sekali pun engkau seorang diri (dalam kebenaran). Ibrahim adalah laksana ummat. Jadilah manusia yang asing. Beruntunglah orang-orang yang asing.

Terakhir, ketahuilah bahwa keluarnya dirimu dari kafilah kebaikan tidak akan merugikan seorang pun selain merugikan dirimu sendiri. Sedangkan keberadaan dirimu di dalam kafilah kebaikan adalah karunia dari Allah yang terlimpah kepada dirimu serta nikmat yang Allah berikan kepadamu. Keluar dari kafilah kebenaran adalah kerugian nyata yang dibungkus dengan baju kesejalanan dengan kemajuan zaman.

Ketahuilah bahwa syariat langit itu akan terus berjalan tanpa memperhatikan nama-nama mereka yang terlantar. Akan ada nama-nama yang jatuh dan akan ada pula nama nama yang meninggi. “Jika kalian berpaling (dari jalan yang benar) maka Allah akan menggantikan (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan (durhaka) seperti kamu.” ( QS Muhammad : 38 )

Islam akan kembali menjadi pemenang (penguasa) dengan izin Allah. Allah tidak pernah menyalahi janji-Nya. “Sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam Adz-Dzikr (Lauh Mahfuzh), bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shalih.” (Al Anbiya : 105)

(Manhajuna/IAN)

(Visited 67 times, 1 visits today)

Beri Komentar (via FB)

http://bursanurulfikri.com/

Lihat Juga:

Percikan Hikmah Nablusi

Oleh: Prof. Dr. Syeikh Muhammad Ratib Nablusi (حفظه الله) Alih Bahasa: Dr. Ahmad Asri Lubis, …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *