Hijri Calendar by Alhabib
Beranda / Kolom / Kultwit Tanggapan Abdullah Haidir Terhadap Ahmad Sahal
>> Sponsorship/Donasi Website Manhajuna <<

Kultwit Tanggapan Abdullah Haidir Terhadap Ahmad Sahal

Kultwit oleh Ustadz Abdullah Haidir, Lc.

Saya ingin menanggapi tanggapan akhi @sahal_AS atas tanggapan saya thd twitnya… silakan di sini chirpstory.com/li/248866

Terima kasih buat @sahaL_AS , calon doktor yg berbaik hati menanggapi tweet seorang TKI di Saudi. Saya layak belajar tawadhu darinya..

Terkait dg tanggapan saya, sebenarnya fokus yg saya tanggapi adalah pernyataan beliau bahwa “Allah sengaja menciptakan agama2 berbeda…”

Masalah berlomba2 dalam kebaikan antara pemeluk masing2 agama tdk sama sekali saya singgung.. krn memang tidak bermasalah.

Jadi tdk benar jk dikatakan saya menolak kebaikan antar pemeluk agama. Kebaikan layak di apresiasi secara sosial, dari agama manapun..

Yg saya tolak adalah pernyataan, baik tersurat atau tersirat, bahwa semua agama itu benar, dari sudut pandang keyakinan Islam.

Saya sangat respon sikap positif antar umat beragama lakukan berbagai aktifitas kebaikan dlm tataran sosial. Itu memang ajaran Islam…

Namun ajakn tsb jgn sampe mengundang syubhat berbahaya dlm keyakinan. Toh bisa disampaikan dg bahasa yg sederhana dn lugas.

Mis. Sebagai umat beragama, kita harus berlomba2 dlm kebaikan. Atau, masing2 agama tentu menganjurkan perbuatan baik thd sesama manusia.

Camkan.. Pengakuan keberadaan agama2 selain Islam, Yes!.

Pengakuan thd kebenaran agama2 selain Islam, berdasarkan keyakinan Islam, No!

Adapun mengatakan “Allah sengaja menciptakan agama2… ” kemudian disertakan ayat2 Alquran, ini yg saya maksud absur dan manipulatif…

Allah sengaja menciptakan agama2, yg tersirat adlh bhw semua agama yg ada sekarang ini dan ajaran2nya, langsung bersumber dr Allah..

Pesan tersirat yg sangat mudah dtelusuri dr statement ini adalh, krn dari Allah, mk semua agama itu tdk ada yg salah, semuanya benar!

Saya jd ingat slogan JIL di situsnya… dgn nama Allah, Tuhan semua agama… kalimat yg sangat bersayap, dpt digunakan sesuai kebutuhan…

Soal Islam, sebenarnya sangat jelas, ga perlu penjelasan meliuk2. Makanya pd masa Nabi saw yg banyak masuk Islam adalah rakyat bawah…

Bisa dibayangkan jk Nabi saw berdakwah, penjelasan Islamnya model yg disampaikan @sahal_AS spt itu, bisa2 respon mrk; ‘au ah gelap’ 🙂

Terminologi Islam secara bhs memang berserah diri. Namun, dlm kajian Islam, terminology etimologis tdk dijadikan acuan,

Tdk salah memang kalau dibilang Islam artinya adalah berserah diri, tapi tdk semua yg mengaku berserah diri itu dikatakan Islam.

Krn definisi Islam menurut istilah bkn cuma berserah diri. Sama spt shalat. Menurut bhs artinya berdoa. Sholat memang mengandung doa.

Tapi tdk semua org yang berdoa dikatakn shalat. Krn definisi shalat menurut istilah bukan doa.

Apa makna Islam menurut istilah? Para ulama sederhanya saja mendefinisikannya; Islam adalah semua ajaran yg dibawa Rasulullah saw.

Ajarannya, mulai dari keimanan, ibadah ritual hingga prilaku sosial, baik dlm tataran pribadi, keluarga atau masyarakat..

Maka org Islam, sekarang ini, adalah org yg beriman thd Rasulullah saw dan semua ajaran yg dibawanya, tentu berikut pengamalannya.

Jd, yg tdk beriman terhadap Rasulullah dn ajarannya, baik secara khusus atau generic= bkn Islam. Mrk non muslim, atau lebih lugas; Kafir

Sederhana bukan? Knp dibuat repot dg teori yg meliuk2? Islam kok ada yg khusus dn generic? Berarti muslim ada yg khusus dn generic?

Pisahkan masalah ini dengan menghormati pemeluk agama lain.. jangan dibuat runyam… agar pikiran dan akidah ngga runyam…

Menghormati orang beragama lain, itu ajara agama, tapi mengakui kebenaran agama lain, itu bahaya dalam agama…

Jadi ga perlu ragu utk mengatakan non muslim itu kafir, non muslim pun harusnya ga perlu tersinggung..yg penting kan rukun secara sosial

Saya ga tersinggung sama sekali jika ada org Kristen bilang saya kafir menurut ajaran mereka. Wajar saja toh…

Justeru kalau mrk bilang, saya sama dg mereka ajarannya, imannya sama, syariatnya sama, justeru saya tersinggung..

Beruntung kita punya kitab suci yg lugas berbicara masalah ini.. Hanya Islam yg diakui, mencari agama selain Islam; tidak akan diterima

Sehingga apapun ayat atau hadits, apalagi perkataan manusia yg menimbulkan kesamaran, tinggal dirujuk kepada ayat2 yg jelas ini..

Bagaimana dengan umat para nabi sebelumnya? Apakah mrk bukan muslim krn tidak beriman dan ikut Rasulullah saw?

Masing umat dikatakan muslim jika mereka beriman dan ikut nabinya saat itu. Apalgi nabi2 sebelumnya di utus berdasarkan kaumnya..

Org2 yg hidup pada masa Nabi Ibrahim as, beriman kpdnya dan ikut ajarannya, dia adalah Muslim.. Begitu seterusnya dg pengikut para nabi

Tapi org hidup pd zaman sekarang, terus maunya beriman hanya kpd Nabi Musa as, atau Nabi Isa, tak mau beriman kpd Rasulullah saw= Kafir

Terkait pernyataan @sahaL_AS bhw dia merujuk pendapat Syekh Rasyid Ridha, bkn dr orientalis, ini juga menarik dr beberapa sisi..

Syekh Rasyid ridha ini ulama kharismatik yg diakui dunia.. pengaruhnya bahkn sampe ke Indonesia.. bahkn ulama saudi pun menghormatinya..

Gagasan utamanya justeru membumikan syariat dan menjaga orisiniltasnya… dia sebagai tokoh2 pemaharuan saat umat mengalami kejumudan..

Di Indonesia yg sangat terinspirasi oleh pemikirannya adalah Kyai Ahmad Dahlan, pendiri Muhamadiah. muhammadiyah.or.id/content-156-de…

Sedangkan di dunia pergerakan yg sangat terinspirasi oleh beliau adalah Hasan Albanna… pendiri IM.

Maka menarik kalau @sahaL_AS merujuk ke beliau. Kultur NUnya dn pndgannya thd Islam yg terbuka, mestinya menghindar dr pemikiran beliau

Apalagi JK dikatakan bhw Rasyid Ridha adalah salah satu inspirator Hasan AlBanna, pendiri IM. atau apakh akh @sahaL_AS anggota IM? 🙂

Saya tdk ingin terlalu jauh menyelidiki masalah niat.. yg saya harapkan adalah jujur bukan sekedar mendaptkan legalitas…

Krn pemikiran itu bukanlah sekedar satu dua kutipan, tapi bangunan utuh dengan konstruksi yg mapan…

Jadi ingat Nurkholis Majid, dulu sering mengutip Ibnu Taimiah untuk menggulirkan teori sekulernya. Padahal, siapapun tahu beda keduanya

Jalaludin rahmat ketika org2 mengecamnya krn syiah, dulu pernah bilang, ‘Apa yg saya alami belum apa2 dibanding yg dialami A. Hasan..”

Kembali ke Syekh Rasydi Ridha, meskipun dia ulama besar, tetaplah manusia, mungkin keliru itu terbuka.

Jika beliau berpendapat ada agama yg dibenarkan selain Islam, saya tdk ragu utk menolaknya. Tp hemat saya beliau jauh dr pemikiran itu.

Justeru dia dikenal sbg ulama yg, oleh Muhamad Imarah, dikatakan sbg ulama pertama yg membantah prinsip sekuler. main.islammessage.com/newspage.aspx?…

Adapun apa yg diterjemahkan @sahaL_AS dr tafsir AlManar karangan Rasyid Ridha, saya nilai ada pemaknaan yg tdk pas. moga bkn kesengajaan

teks yg berbunyi

جميع الشرائع ، ومناهج الدين

diartikan sbg “Syariat2 agama2”

Kesannya, Alquran mengakui kebenaran agama2..

Menurut hemat saya artikan, “Seluruh syariat dan prinsip2 agama”, krn baik dr susunan bahasa dan maksud maknanya, lebih benar..

Justeru sy menangkap di sini pilihan kalimat Syekh Rasyid Ridha… syariat2, dan prinsip2 agama itu banyak, sedangkan agama cuma satu.

Kemudian @sahaL_AS mengartikan kalimat.

فعليكم أن تجعلوا الشرائع سببا للتنافس في الخيرات

dengan makna…. dia artikan, “Kalian harus jadikan perbedaan syariat2 agama2 sbg alasan utk berlomba2 dlm kebaikan..”

Padahal dlm tesk arabnya tdk disebutkan, hanya disebut الشرائع saja, kenapa tdk diartikan syariat2 saja. Kenapa diartikan syariat2 agama2

Dari selera bahasa pun bacanya ga enak…. syariat2 agama2… apalagi jika mengundang makna yg sangat rawan…

Hemat saya, ucapan Rasyid Ridha ini ditujukan kpd sesama muslim.. agar jgn sampai perbedaan yg ada dlm syariat, jadi ajang pertikaian

Tapi justeru jadi motivas utk berlomba2 dlm kebaikan. Apalagi dlm disitupun dia jelaskan ttg yg dimaksud “Berlomba2 dlm kebaikan.”

Beliau katakan فاستباق الخيرات هو الذي ينفع في الدنيا والآخرة berlomba2 dlm kebaikan adalah apa yg bermanfaat di dunia dan akhirat..

Kalau sudah urusan akhirat, itu sdh wilayah keimanan. Keyakinan dlm Islam, org non Islam, amalnya tidak bermanfaat di akhirat.

Pemikiran Rasyid Ridha akan lebih jelas lagi jika melihat pandangannya dlm surat Al-Maidh ayat 48 yg juga dijadikan landasan @sahaL_AS

Sayangnya @sahaL_AS tidak mengutip penafsiran syekh Rasyid Ridha dlm uraiannya…

Penjelasan Rasyid Ridha sama dgn penjelasan ulama salaf; Yang Allah maksud bahwa bagi tiap2 umat Allah jadkan syariatnya masing2…

Yaitu, syariat antara umat satu nabi dg nabi nabi lainnya, ada perbedaan. Tapi agama dan keyakinannya sama= Islam dan tauhid kpd Allah.

Saya sudahi sampe di sini twips… agar seimbang dg tanggapan @sahaL_AS tanggapan saya juga disudahi di no. 62 🙂 salaaam…..

(Manhajuna/AFS)

(Visited 969 times, 1 visits today)

Beri Komentar (via FB)

http://bursanurulfikri.com/

Lihat Juga:

Tentang Qadha, Fidyah dan Kafarat Dalam Puasa

Oleh Ustadz Abdullah Haidir, Lc. Dalam masalah puasa, ada masalah qadha, fidyah dan kafarat. Bagaimana …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *