Hijri Calendar by Alhabib
Beranda / Muslimah / Mengatasi Temper Tantrum pada Anak
>> Sponsorship/Donasi Website Manhajuna <<

Mengatasi Temper Tantrum pada Anak

Oleh: Novika Grasiaswaty, S.Psi.

  

Ilustrasi:

Nandya selalu menangis meraung-raung jika apa yang menjadi keinginannya tidak dipenuhi ayah ibunya. Kali ini, Nandya meminta handphone model terbaru pada ayahnya. Tentu saja ayahnya tidak mengabulkan. Selain harga yang cukup mahal, Nandya masih terlalu kecil untuk memegang handphone dengan fitur yang terlalu canggih. Namun tentu saja, Nandya tidak mau mengerti. Ia langsung menangis, meraung, menjerit sekuat tenaga. Tetangga kanan kiri mulai melihat rumah Nandya, dan ibunya mulai khawatir dengan suara Nandya yang semakin kencang. Ibunya terus berusaha membujuk Nandya, tetapi hasilnya nihil. Karena tidak tega dan tidak enak dengan tetangga, akhirnya Ibu dan ayah Nandya membelikan handphone tersebut. Nandya pun akhirnya menghentikan tangisannya.

 

Ilustrasi di atas mungkin dialami oleh sebagian orang tua di Indonesia. Anak-anak yang menangis meraung tidak terkendali ketika apa yang diinginkan tidak tercapai. Kejadian ini dinamakan dengan temper tantrum, atau dalam pengertian harfiahnya adalah tingkah laku pengekspresian rasa marah pada anak.  Karena masih belum terlalu baik mengontrol dan menunjukkan emosinya, anak-anak terkadang berteriak, memukul-mukul lantai, hingga menahan napas yang tentu saja membuat ibu menjadi panik.

Dikutip Colorado State University Extension, R.J. Fetsch and B. Jacobson mengatakan bahwa tantrum biasanya terjadi pada usia 2 sampai 3 tahun ketika anak-anak membentuk kesadaran diri. Balita belum cukup memahami kata “aku” dan “keinginan dirinya” tetapi sangat mudah untuk tahu bagaimana memuaskan apa yang diinginkan. Tantrum biasanya terjadi pada usia 2 dan 3 tahun, akan mulai menurun pada usia 4 tahun. Mereka biasanya mengalami ini dalam waktu satu tahun. 23 sampai 83 persen dari anak usia 2 hingga 4 tahun pernah mengalami temper tantrum.

 

Tantrum bukannya tidak bisa dihindari. Bahkan sebenarnya, kebiasaan tantrum pada anak dapat dikendalikan dari kecil jika ayah dan ibu kompak dalam mendidik anak. Sayangnya, masih banyak orang tua yang belum mengetahui bagaimana mengendalikan temper tantrum pada anak. Alih-alih mengendalikan, banyak orang tua yang berakhir pada pengabulan keinginan anak yang malah memperkuat kemungkinan terjadinya perilaku ini.
Berikut ini langkah-langkah yang dapat dilakukan ayah dan ibu untuk meminimalkan temper tantrum hingga tidak terbawa sampai anak besar nanti.

  1.  Cegah terjadinya tantrum dengan mengenali kebiasaan anak dan mengetahui kondisi pencetus ledakan amarah tersebut dan tinjau pola asuh yang Ayah dan Ibu terapkan
  2. Saat anak mengalami tantrum, Ayah dan Ibu sebagai orang tua harus tenang dan tetap menahan emosi. Jangan berargumen serta memberi nasehat moral pada anak yang sedang marah. Semakin Anda berusaha untuk menghentikan, tantrum si kecil akan semakin intens. Terus lakukan kegiatan anda. Abaikan anak sampai dia lebih tenang dan tunjukkan aturan yang sudah disepakati bersama.
  1. Jangan memukul anak Anda. Lebih baik mendekapnya dalam pelukan sampai ia tenang. Cobalah untuk menemukan alasan kemarahan anak Anda. Peluk anak dengan cinta, duduk atau berdiri dekat dengannya, pastikan Ayah atau Ibu meyakinkan dia bahwa orangtuanya selalu ada dan tidak menolak dia

 

  1. Tetaplah kompak dan satu suara dalam mengasuh si kecil. Jika ingin menerapkan hukuman, beri hukuman yang membuat si kecil memiliki waktu untuk menyadari kesalahannya dan menenangkan emosinya. Metode “time out” bisa Ayah dan Ibu terapkan yaitu menyuruh si kecil yang sedang tantrum untuk duduk di kursi atau pojok khusus selama kurag lebih 15 menit sampai ia menenangkan diri dan tidak marah/berteriak lagi.
  2. Saat si kecil tenang, evaluasi apa yang jadi penyebab tantrum dan ajarkan si kecil untuk tidak mengulangi kesalahannya lagi. Jangan biasakan member hadiah ketika si kecil selesai tantrum, hal ini akan membuatnya terbiasa mengharapkan imbalan. 

 

Riyadh,

17 Rabiul Akhir, 1434 H; 26 February, 2013

 

Referensi:

http://www.psikologizone.com/pengertian-sebab-dan-cara-mengatasi-temper-tantrum/065113939

(Visited 618 times, 1 visits today)

Beri Komentar (via FB)

http://bursanurulfikri.com/

Lihat Juga:

Hikmah Istighfar. Mari Semangat Ber-Istighfar!

Bersama: Buya (Dr.) Ahmad Asri Lubis (غفر الله له ولوالديه وللمؤنين) Seorang ‘belia sholeh’ berujar, …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *