Hijri Calendar by Alhabib
Beranda / Kajian / Hadist / Pintu-pintu Kebaikan
>> Sponsorship/Donasi Website Manhajuna <<

Pintu-pintu Kebaikan

   عَنْ أَبِيْ مَالِكْ الْحَارِثِي؛ ابْنِ عَاصِمْ اْلأَشْعَرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله ﷺ

الطُّهُوْرُ شَطْرُ اْلإِيْمَانِ، وَالْحَمْدُ للهِ تَمْلأُ الْمِيْزَانَ، وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ للهِ تَمْلآنِ (أَوْ تَمْلأُ)    مَا بَيْنَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ، وَالصَّلاَةُ نُوْرٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ، وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ، كُلُّ النَّاسِ يَغْدُو فَباَيِعٌ نَفْسَهُ، فَمُعْتِقُهَا أَوْ مُوْبِقُهَا

[رواه مسلم]

Kosa Kata

الطُّهُورُ : Bersuci شَطْرٌ : Setengah, sebagian
تَمْلأُ (َتمْلآنِ) : Memenuhi بُرْهَانٌ : Bukti
يَغْدُو : Berangkat (pagi hari) بَائِعٌ : menjual
مُوْبِقٌ : Menghancurkan مُعْتِقٌ : Memerdekakan

Terjemah Hadits

Dari Abu Malik Al Haritsy bin ‘Ashim Al-‘Asy’ary radhiallahu anhu dia berkata,  “Rasulullah ﷺ bersabda,

‘Bersuci sebagian dari iman, Al-Hamdulillah dapat memenuhi timbangan[1]), Subhanallah dan Al-Hamdulillah dapat memenuhi antara langit dan bumi, Sholat adalah cahaya, shadaqah adalah bukti,  sabar adalah sinar. Al-Quran dapat menjadi saksi yang membelamu atau yang memberatkanmu. Semua manusia berangkat untuk menjual dirinya, ada yang membebaskan dirinya (dari kehinaan dan azab) ada juga yang menghancurkan dirinya.”  (HR. Muslim)[2]  

Pemahaman Hadits

Kata (الطهور) jika huruf tha’ dibaca dhommah (thuhur) maknanya adalah perbuatan bersuci, sedangkan jika dibaca fathah (thahur) maksudnya alat untuk bersuci (air).

Yang dimaksud ‘bersuci’ (الطهور) dalam hadits ini dapat berarti mensucikan jiwa dengan meninggalkan dosa dan maksiat. Karena iman secara umum terbagi dua, melakukan dan meninggalkan, maka sebagiannya adalah melakukan perintah dan sebagiannya lagi meninggalkan larangan.

Namun pemahaman yang lebih dekat bahwa yang dimaksud bersuci di sini adalah berwudhu, karena ada riwayat lain yang lebih tegas dari sabda Rasulullah , yaitu, “Menyempurnakan wudhu sebagian dari iman.” [3]

Adapun wudhu dikatakan sebagian dari iman, karena iman terbagi dua, yaitu membersihkan hati (batin) dan membersihkan fisik (lahir), maka wudu termasuk perbuatan yang dapat membersihkan fisik (lahir) [4]

Nur, burhan dan dhiya’ yang menjadi sifat bagi shalat, shadaqah dan sabar, semuanya berarti cahaya. Nuur adalah cahaya yang bersumber dari sumber sinar lain dan tidak membakar, sedangkan dhiya adalah sinar yang memiliki sumber panas dan membakar, karena itu  di dalam Al-Quran, nur dinisbatkan kepada bulan sedangkan dhiya’ dinisbatkan kepada matahari (SQ. Al-Qomar: Yunus: 5).

Shalat dikatakan cahaya karena dapat menerangi seseorang ke jalan yang benar dan mencegahnya dari kemak-siatan. Shabar dikatakan dhiya’ karena berat menanggungnya. Sedangkan burhan adalah pancaran sinarnya, namun burhan juga diartikan sebagai bukti yang sangat kuat. Shadaqah dikatakan burhan karena dia merupakan bukti yang sangat kuat tentang benarnya keimanan seseorang. [5]

Maksud ungkapan ‘menjual dirinya’ baik kepada Allah ta’ala dengan menta’ati-Nya sehingga dirinya akan bebas dari api neraka, atau kepada syetan dengan bermaksiat kepada-Nya sehingga dirinya akan binasa.

Pelajaran yang terdapat dalam hadits

  • Iman merupakan ucapan dan perbuatan, bertambah dengan amal saleh dan berkurang dengan maksiat.
  • Hadits ini mengandung keimanan terhadap adanya mizan (timbangan) di akhirat dan bahwa amal perbuatan memiliki berat yang dapat ditimbang pada hari kiamat. [6]
  • Pada hadits ini terdapat anjuran untuk selalu mensucikan diri, baik lahir maupun batin, banyak berzikir kepada Allah, berinfaq di jalan-Nya, selalu dekat dengan Al-Quran, baik dalam hal membaca, memahami dan meng-amalkannya, juga anjuran untuk bersabar.
  • Setiap orang di dunia ini pasti sedang berusaha. Tetapi ada yang usahnya membuat dirinya selamat dari azab Allah apabila selalu dia isi dengan ketaatan, dan adapula yang usahanya justru mengantarkannya kepada kebina-saan, apabila selalu bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Karenanya seorang muslim harus menggunakan waktunya dan umurnya dalam keta’atan kepada Allah ta’ala.
  • Kebaikan Al-Quran bagi seseorang tergantung pada tindakannya terhadap Al-Quran, apabila dia dekat dengan-nya, membacanya, memahaminya dan mengamalkannya, maka Al-Quran akan menjadi pembelanya, tetapi sebalik-nya, dia meninggalkannya, justru Al-Quran yang akan menggiringnya ke neraka.

Tema Hadits dan Ayat Al-Quran Terkait

Keutamaan bersuci : At-Taubah (9): 108,

Al-Baqarah (2): 222

Keutamaan berzikir : Al-Anfal (8): 45,

Ar-Ra’d (13) : 28

Anjuran Shadaqah : Al-Baqarah (2): 261,

Al-Hadid (57): 18,

Al-Ahzab (33): 35

Interaksi dengan Al-Quran : An-Nisa (4): 82,

Al-A’raf (7): 204,

Al-Furqon (25): 30

Perbuatan manusia kem-bali kepada dirinya : Al-Isra (17): 7
    Catatan Kaki
  1. Maksudnya adalah timbangan kebaikan seorang hamba pada hari kiamat.
  2. Shahih Muslim, Kitab At-Thaharah, no. 223
  3. Riwayat Ahmad dan Nasa’i, lihat Shahih al-Jami’, no. 925. Lihat Jaami’ul Ulum wal Hikam, hal. 391
  4. Jami’ul Ulum wal Hikam, hal. 396.
  5. Jami’ul Ulum wal Hikam, hal. 401-403, Al-Wafie, hal. 176
  6. Qawa’id wa Fawa’id minal-Arba’in An-Nawawiyah, hal. 198

Sumber: Kajian Hadits Arba’in Nawawiyah, Imam An-Nawawi, Penyusun Abdullah Haidir, di Muraja’ah DR. Muinudinillah Basri, MA Fir’adi Nashruddin, Lc. Penerbit Kantor Dakwah Sulay Riyadh

(Manhajuna/IAN)

(Visited 360 times, 1 visits today)

Beri Komentar (via FB)

http://bursanurulfikri.com/

Lihat Juga:

Rajab, Sya’ban dan Ramadhan

Manhajuna – Bulan rajab baru saja datang, dan berlalu tanpa terasa. Setelahnya adalah sya’ban, kemudian bulan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *