Hijri Calendar by Alhabib
Beranda / Kolom / Ramadan, Takwa Dan Terorisme
>> Sponsorship/Donasi Website Manhajuna <<

Ramadan, Takwa Dan Terorisme

Takdir Allah, kita di Indonesia menyambut Ramadan tahun ini dengan suasana memprihatinkan akibat berbagai aksi terorisme yang terjadi di beberapa tempat di negeri ini. Boleh jadi hikmahnya adalah agar kita dapat menggali lebih dalam hikmah Ramadan terkait dengan peristiwa ini.

Allah menjanjikan takwa sebagai buah dari puasa yang menjadi inti ibadah di bulan Ramadan. Sedangkan inti dari takwa adalah: Adil. “Bersikaplah adillah, karena dia lebih dekat kepada takwa.” (QS. Al-Maidah: 8).

Adil adalah sikap berimbang, namun bukan berarti harus berimbang sama, tapi berimbang dalam arti menempatkan sesuatu pada tempatnya, lebih tepatnya proporsional. Takwa menuntut seorang muslim untuk adil memenuhi tuntutan dunia dan akhirat, antara perkara zahir dan batin, antara ilmu, amal dan dakwah, antara melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan, antara amar ma’ruf dan nahi munkar, antara tuntutan spiritual dan sosial, dsb.

Adapun terorisme, terlepas dari berbagai analisa yang melatarbelakanginya, adalah buah dari sikap yang tidak adil, berlebihan, biasanya disebut dengan istilah ekstrim. Karenanya dalam bahasa Arab lebih sering digunakan kata ‘tatharruf’ (ekstrim) ketimbang ‘irhab’ (teroris). Karena memang pokoknya adalah sikap ekstrim, terorisme adalah buahnya.

Adapun terorisme, terlepas dari berbagai analisa yang melatarbelakanginya, adalah buah dari sikap yang tidak adil, berlebihan, biasanya disebut dengan istilah ekstrim. Karenanya dalam bahasa Arab lebih sering digunakan kata ‘tatharruf’ (ekstrim) ketimbang ‘irhab’ (teroris). Karena memang pokoknya adalah sikap ekstrim, terorisme adalah buahnya.

Sikap ekstrim, walau dilandasi oleh semangat beragama, tetap tidak dibenarkan, apalagi jika menimbulkan korban nyawa orang lain. Al-Quran dan hadits secara tegas melarang hal ini, disebut dengan istilah ghuluw. Allah memperingaktan ahli kitab untuk tidak ghuluw (QS. An-Nisa: 171) , Rasulullah saw mengabarkan bahwa salah satu sebab kehancuran umat terdahulu adalah akibat ghuluw mereka.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ، فَإِنَّهُ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ الْغُلُوُّ فِي الدِّينِ

Wahai manusia, jauhilah sikap ghuluw dalam beragama, sesungguhnya yang membinasakan umat sebelum kalian adalah ghuluw dalam beragama.” (HR. Nasai, Ibnu Majah, dll)

Akan tetapi, jangan lupa, sikap ekstrim yang dilarang bukan hanya eksrim dalam mempraktekkan ajaran agama.

Termasuk ekstrim yang dilarang adalah ekstrim dalam hal ketidakpedulian terhadap agama. Sering hal ini zaman sekarang dibungkus dengan istilah-istilah; Toleransi, moderat, kasih sayang, dll. Kalimat-kalimat yang bagus sebenarnya, namun tak jarang digunakan dalam kontek melemahkan komitmen seseorang terhadap ajaran agamanya, atau menimbulkan kebencian terhadap mereka yang ingin melaksanakan ajaran agamanya. Inipun sebenarnya tak kalah merusaknya. Karena buah dari hal ini adalah merebaknya kemaksiatan di tengah masyarakat dan dalam jangka panjang pun membahayakan kehidupan bermasyarakat bernegara. Namun oleh sebagian pihak, ekstrim ini lebih disukai karena sesuai dengan agenda-agenda mereka.

Termasuk ekstrim yang dilarang adalah ekstrim dalam hal ketidakpedulian terhadap agama. Sering hal ini zaman sekarang dibungkus dengan istilah-istilah; Toleransi, moderat, kasih sayang, dll. Kalimat-kalimat yang bagus sebenarnya, namun tak jarang digunakan dalam kontek melemahkan komitmen seseorang terhadap ajaran agamanya, atau menimbulkan kebencian terhadap mereka yang ingin melaksanakan ajaran agamanya. Inipun sebenarnya tak kalah merusaknya. Karena buah dari hal ini adalah merebaknya kemaksiatan di tengah masyarakat dan dalam jangka panjang pun membahayakan kehidupan bermasyarakat bernegara. Namun oleh sebagian pihak, ekstrim ini lebih disukai karena sesuai dengan agenda-agenda mereka.

Dalam sejarah Islam, dikenal dua aliran yang menggambarkan dua sikap esktrimisme di atas dan selalu akan terwujud gambaran prilakunya sepanjang masa. Yaitu aliran khawarij yang mudah memvonis sauadaranya, mudah mengkafirkan dan berujung ringannya mereka menumpahkan darah orang lain. Sedangkan satunya lagi adalah kaum murji’ah yang menggampangkan masalah seakan-akan iman selalu aman tertanam dalam jiwa, walau serendah apapun komitmen seseorang terhadap ajaran agamanya. Dua sikap yang harus dijauhi setiap muslim.

Semoga Allah jadikan diri kita orang-orang yang selalu bersikap adil sebagai landasan ketakwaan dan buah nyata dalam amaliah Ramadan.

Marhaban ya Ramadan….

(Manhajuna/IAN)

(Visited 216 times, 1 visits today)

Beri Komentar (via FB)

http://bursanurulfikri.com/

Lihat Juga:

Arab Saudi, Majelis Ulama Saudi, OKI Mengutuk Keras Serangan Terhadap Gereja-Gereja di Indonesia

JEDDAH – Kementerian Luar Negeri Saudi, Majelis Ulama Arab Saudi dan OKI sangat mengecam serangan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *