Oleh: Syekh Khalid Hamdi
Alih bahasa: Muthahhir Arif
Dalam wirid Qur’an harianku kemarin, aku membaca ayat ini, lalu aku berusaha merenungkannya dengan sepenuh hati dan jiwaku; seolah-olah Allah berkata sebagai balasan bagi setiap orang yang telah menyelesaikan masa hidupnya dengan amalan yg diridhai-Nya. Dan seolah-olah Allah menyampaikan kabar gembira bagi yang telah meninggal dunia dalam keadaan agamanya sempurna, dan ketaqwaan yang tinggi, sekalipun penderitaan bertubi-tubi serta besarnya yang dihadapinya..
“Dan usaha kalian adalah usaha yang terpuji”
Alangkah indahnya hiburan ini, dan alangkah nikmatnya ganjaran setelah perjuangan panjang seumur hidup melawan syaitan dari kalangan jin dan manusia.
Dan seakan-akan itu adalah kesaksian mulia dari sang ilahi bagi akhir dari pengabdian setiap orang beriman baik laki-laki maupun perempuan yang telah menghabiskan usianya demi keridoan Tuhannya, dan tidak pernah berpaling dari jalan itu…
Maka, alangkah beruntungnya orang yang diucapkan atasnya ucapan tersebut, dan alangkah bahagianya orang yang dapat merasakannya dengan nyata di kehidupan akhirat kelak.
“Dan usaha kalian adalah usaha yang terpuji”
Betapa banyak Al-Qur’an menggerakkan keteduhan dalam jiwa, dan menerbitkan di dalamnya kerinduan, oleh karena itu seandanya saja bagi orang-orang yang mengikuti Al-Qur’an dalam hidup ini dan orang-orang yang diuji dengan berbagai macam ujian, mereka itu seandainya tidak mendapatkan imbalan yang berharga setelah menempuh jalan panjang yang penuh duri bersama manusia dalam perjalanan untuk meraih ridha penciptanya (Allah SWT), maka seandanya mereka tidak mendapatkan imbalan kecuali ketenangan hati dan kerinduan yang digerakkan oleh Al-Qur’an itu, maka itu sudah cukup baginya sebagai bentuk kasih sayang dan bagian dari ke-Maha Lembutannya Allah SWT.
“Dan usaha kalian adalah usaha yang terpuji”
Dengarkan dengan telinga hatimu kalimat ini diucapkan untukmu oleh Tuhan semesta alam.
Setelah shalat yang tak pernah putus engkau lakukan.
Setelah zakat yang tak pernah engkau tahan.
Setelah jiwa yang tak pernah engkau sakiti.
Setelah maksiat dan kesalahan yang senantiasa engkau jauhi.
Setelah air mata yang engkau tumpahkan karena-Nya.
Setelah ketaatan kepada-Nya yang senantiasa engkau jaga.
Setelah membantu Agama yang senantiasa engkau segerakan.
Dan mujahadah di jalan-Nya yang tak pernah engkau luput darinya.
Lalu Allah SWT menemuimu di Akhirat dalam keadaan Tertawa (yang sesuai dengan keagungan dan kebesaran-Nya) dan engkaupun tertawa, lalu Allah SWT berfirman dengan memuliakanmu:
“Usahamu disyukuri, diberi balasan!”
Dalam kehidupan kita, kadang kita mempersingkat ucapan terima kasih saat kita berkabung, sebagai ungkapan terima kasih kepada orang datang berbelasungkawa. Atau terkadang kita dapatkan dari orang yang kita bantu materi yang terbatas.
Akan tetapi di akhirat ucapan ini dikatakan dalam keadaan senang dan gembira setelah orang-orang Mu’min masuk syurga dan kesalahan- kesalahan dan dosa-dosa mereka telah diampuni, “Ini adalah balasan bagi kalian, dan usaha kalian diterima oleh Allah SWT.
Duhai rinduku ..
pada kabar gembira tentang keselamatan setelah kehidupan menakutkan yang dipenuhi dengan hal-hal yang menyakitkan
Duhai rinduku ..
pada kenikmatan yang kekal lagi menyenangkan, setelah berjuang untuk sabar dan konsisten,,
Betapa indahnya Al-Qur’an dan mengagumkannya bagi yang mentadabburi, menghayatinya, dan merenungkannya!!
Dan lebih indah lagi jika kalimat demi kalimatnya yang penuh cahaya mendatangimu yang berada di atas kemiskinan, kemelaratan, dan sangat butuh…
Maka ia menghidupkan hatimu
Maka ia menyinari akalmu
Maka ia meringankan sakitmu
Dan meningkatkan cintamu serta ketergantunganmu pada Surga dan hari akhirat.
(Manhajuna/IAN)