Oleh Ust. Abdullah Haidir, Lc.
Kalimat ini terdiri dari dua kata, silah(صلة) yang berarti menyambung,dan rahim (الرحم) berarti kerabat. Maka silaturrahim dengan sederhanadiartikan sebagai upaya menyambung kekerabatan dengan berbagai tindakankebajikan.
Imam An-Nawawi dalam kitab Syarh Muslim(2/201), berkata,
صِلَةُ الرَّحِمِ هِيَ الإِحْسَانُإِلَى اْلأَقَارِبِ عَلَى حَسَبِ الْوَاصِلِ الْمَوْصُولِ ؛ فَتَارَةً تَكُونُبِالْمَالِ ، وَتَارَةً تَكُونُ بِالْخِدْمَةِ ، وَتَارَةً تَكُونُ بِالزِّيَارَةِ، وَالسَّلاَمِ ، وَغَيْرُ ذَلِك
“Silaturrahimadalah berbuat baik kepada kerabat sesuai kondisi orang yang menyambung danyang disambung; Kadang dengan harta, kadang dengan pelayanan, kadang dengankunjungan, atau menyampaikan salam, dan selainnya.”
Perintah Silaturrahim telah nyata diperintahkan dalam Al-Quran dan hadits,
وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِيتَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ (سورة النساء: 1)
“Danbertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu salingmeminta satu sama lain, dan peliharah hubungan silaturrahim.”(QS. An-Nisa: 1)
Imam Asy-Syaukani dalam tafsirnya, FathulQadir, mengutip ucapan Al-Quthubi yang berkata, “Semua agama sepakattentang wajibnya silaturrahim, dan memutusnya diharamkan.” (FathulQadir, 1/626)
Rasulullah saw bersabda,
الرَّحِمُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِتَقُولُ مَنْ وَصَلَنِى وَصَلَهُ اللَّهُ وَمَنْ قَطَعَنِى قَطَعَهُ اللَّهُ (متفق عليه)
“Ar-Rahim(kekerabatan) bergantung di Arasy, dia berkata, “Siapa yang menyambungku,maka Allah akan menyambungnya, siapa yang memutusku, maka Allah akanmemutusnya.” (Muttafaq alaih)
Dalam sebuah hadits yang cukup dikenal,Rasulullah saw berabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِىرِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ (رواه أبو داود)
“Siapayang senang rizkinya dibentangkan dan umurnya dipanjangkan, hendaknya diabersilatur-rahim.” (HR. Abu Daud)
Siapa Yang Dimaksud Kerabat?
Para ulama berbeda pendapat batasan kerabatyang wajib untuk kita pelihara hubungan baiknya. Ada yang berpendapat bahwakerabat yang dimaksud adalah yangtergolong sebagai mahram, ada juga yang berpendapat bahwa kerabat yang dimaksudadalah yang menjadi ahli waris. Namun yang paling kuat, bahwa kerabat yangdimaksud adalah yang memiliki hubungan pertalian darah, baik dekat maupun jauh.Hanya saja, semakin dekat hubungan kekerabatannya, semakin besar tuntutan untukmenjaga hubungan baik denganya.
Yang paling utama dan paling diperintahkantentu saja adalah silaturrahim kepada kedua orang tua. Bahkan terhadap orangtua ini, tingkatannya dinaikkan, dari silah (الصلة); Menjaga hubunganbaik, menjadi birr (البر); Berbakti. Maka kemudian dikenal dengan istilah BirrulWalidain. Di antara kedua orang tua, yang paling utama untukdiperlakukan dengan baik adalah; Ibu, sebagaimana disebutkan dalam sebuahhadits.
Adapun keluarga isteri atau suami, merekatidak dimasukkan kerabat dalam bab ini. Namun kedua pihak; suami isteri,dituntut untuk berbuat baik kepada keluarga pasangan masing-masing danmembantunya serta memberi kemudahan kepada pasangannya untuk agar dapatbersilaturahim dengan kerabatnya.
Bagaimana Bersilaturrahim?
Menjalinsilaturahim dengan kerabat dapat dilakukan sesuai kebiasaan yang berlaku ditengah masyarakat, karena perkara tersebut tidak dijelaskan dalam Al-Quran danSunah, baik macam, jenis maupun ukurannya. Karena Nabi shallallahu alaihi wasallam tidak membatasi hal tersebut dengan perkara tertentu. Tapi beliaumenyebutkan secara mutlak. Karena itu, perkara ini dikembalikan kepadakebiasaan. (Syarh Riyadhusshalihin, 5/215)
Bentuk-bentuk silaturahim;
- Mengunjungiatau menjamu mereka.
- Menanyakankeadaan mereka dan mengucapkan salam kepada mereka.
- Memberikanharta. Apakah dalam bentuk sadaqah jika kerabat tersebut membutuhkan, ataudalam bentuk hadiah jika dia tidak membutuhkan. Terdapat riwayat dari Nabi saw,beliau bersabda,
(إِنَّ الصَّدَقَةَ عَلَى الْمِسْكِينِصَدَقَةٌ، وَعَلَى ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ: صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ (رواه النسائيوالترمذي
“Sesungguhnya, sadaqah terhadap orang miskinbernilai sadaqah. Sedangkan sadaqah terhadap kerabat bernilai dua; sadaqah dansilaturrahim.” (HR.Nasai dan Tirmizi)
- Menghormati yang tua dan menyayangiyang lemah.
- Menempatkan mereka sesuaikedudukannya.
- Berpartisipasi dalam kegembiraanmereka dengan memberikan selamat, atau menghibur mereka jika bersedih.
- Menjenguk mereka jika sakit ataumengantarkan jenazah mereka.
- Memenuhi undangan mereka jika merekamengundang dan tidak ada halangan untuk menghadiri, kecuali jika memiliki uzur.
- Lapang dada terhadap mereka, janganmenyimpan dengki terhadap mereka.
Bagaimana Jika Mendapat PerlakuanBuruk Dari Kerabat?
Silaturrahim tetap dianjurkanwalaupun kita mendapat perlakuan buruk dari kerabat. Bahkan, jika seseorangdapat sabar menghadapi hal ini dengan terus berusaha menjaga silaturrahimnya,inilah silaturrahim yang paling utama.
Rasulullah saw bersabda,
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِوَلَكِنْ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا
“Tidakdikatakan bersilaturrahim berdasarkan balas budi, tapi yang dikatakanbersilaturrahim adalah orang yang apabila hubungannya diputus, diamenyambungnya.” (HR. Bukhari)
Seorang shahabat pernah mengadukankepada Rasulullah saw tentang kerabatnya yang telah dia upayakan menyambunghubungan dan berbuat baik kepada mereka. Akan tetapi mereka justeru berusamemutusnya dan memperlakukannya dengan buruk. Maka Rasulullah saw katakana,
لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَفَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمُ الْمَلَّ وَلاَ يَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللَّهِ ظَهِيرٌعَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ
“Kalaukamu seperti yang engkau katakan, maka seakan-akan engkau menyuapkannya debupanas. Allah akan membelamu selama engkau seperti itu.” (HR. Muslim)
*) Disampaikan pada pengajian bulanan di KBRI Riyadh