Sertakan aku saat kalian ‘berdamai’, sebagaimana aku disertakan saat kalian ‘berperang'”
Kalimat yang sangat unik ini keluar dari mulut Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, shahabat utama Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang juga mertua dari perkawinannya dengan Aisyah ra.
Kisahnya sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud dari shahabat An-Nu’man bin Basyir radhiallahu anhu, dia berkata,
“(Suatu hari) Abu Bakar minta izin hendak menemui Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di rumahnya. Tiba-tiba di dengarnya Aisyah sedang berkata keras kepada beliau (Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam). Maka, dengan nada marah, Abu Bakar berkata, ‘Wahai puteri fulan!! Engkau bersuara keras di hadapan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam?’ Namun Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam segera melerai antara Abu Bakar dan Aisyah. Kemudian Abu Bakar keluar. Setelah itu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengajak Aisyah berdamai seraya berkata, ‘Kamu lihat kan, apa yang aku lakukan antara orang itu (bapakmu) denganmu?”
Kemudian, suatu saat Abu Bakar datang hendak bertandang kembali. Kali ini dia justeru mendengar mereka berdua (Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan Aisyah) saling tertawa, maka dia berkata,
أَشْرِكَانِي فِي سِلْمِكُمَا كَمَا أَشْرَكْتًُمَانِي فِي حَرْبِكُمَا – رواه أحمد وأبو داود
“…Sertakan aku (juga) saat kalian ‘berdamai’, sebagaimana aku disertakan saat kalian ‘berperang’”
Sebuah pelajaran sangat berharga setiap muslim, bahwa rumah tangga ideal bukanlah rumah tangga yang sunyi dari masalah kerumahtanggaan, tapi rumah tangga yang mampu menghadapi masalah dengan bijak dan mencari solusi terbaik.
Dalam kisah tersebut tampak bagaimana sikap bijak Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagai suami yang tetap berusaha melindungi isterinya walau dalam keadaan perselisihan di antara mereka, juga sikap Abu Bakar sebagai orang tua yang tidak serta merta membela puterinya, justeru dia menegurnya jika puterinya melakukan kesalahan terhadap suaminya.
(Manhajuna/IAN)