Hijri Calendar by Alhabib
Beranda / Hikmah / Suatu Hari Engkau akan Tahu
>> Sponsorship/Donasi Website Manhajuna <<

Suatu Hari Engkau akan Tahu

Alih bahasa: Kang Aher

Ketika hembusan nafas yang ditentukan untukmu sudah habis, dan usia yang ditakdirkan untukmu telah berakhir.

Dan engkau tinggal sendiri di liang lahat. Kuburanmu dikunci. Sementara orang-orang segera balik meninggalkanmu untuk merampungkan sisa jatah hidup mereka.

Sementara engkau ditinggal sendirian di kegelapan alam kubur lagi sunyi, tanpa ada kawan yang menemani, jauh dari ramainya kehidupan dengan segala seluk beluknya.

Saat itu engkau baru tahu nilai-nilai hakiki mengenai segala sesuatu dalam kehidupanmu. Engkau akan tahu nilai setiap hembusan nafasmu yang habis percuma dan hari-harimu yang berlalu sia-sia.

Engkau baru akan temukan berapa banyak perang ilusi yang pernah engkau arungi hingga menghabiskan waktu dan tenaga yang tidak semestinya.

Engkau akan tahu urutan yang wajib bagimu untuk engkau prioritaskan dari waktu dan tenaga yang engkau punya.

Engkau akan tahu bahaya sebuah kata, gagasan, pandangan, dan fitnah.

Juga nilai berharga dari rakaat shalat, melangkah dan bergegas menyambut panggilan shalat, bertakbir, bertasbih, bertahlil, niat, ayat, senyumanan, doa, ambisi, target, kebahagiaan, kesengsaraan, kesuksesan dan seterusnya.

Sekian banyak istilah yang akan kembali didefinisikan di dalam kamusmu.

Engkau akan dikagetkan oleh bentuk kebodohan yang pernah engkau lakukan, sementara engkau menyangka telah melakukan kebaikan.

Di sana. Dalam keheningan yang mencekam terdengar suara kebenaran yang memenuhi seluruh arwah tanpa suara maupun bisikan. Untuk membiarkan setiap bentuk kesia-siaan yang selama ini memenuhi kepalamu dan menghias lidahmu.

Engkau baru akan tahu sejauhmana buih yang selama ini memenuhi kehidupanmu. Juga nilai waktu luang yang engkau pandai membuangnya sia-sia.

Di sana. Di kegelapan kubur akan terbit mentari hakiki untuk menyibak gelapnya kepalsuan, ketertipuan, hawa nafsu, dan keberpalingan. Sejauh mana engkau menghindarinya.

Tidakkah engkau segera sadar sekarang. Lalu bangun dari segala ilusi yang selama ini memenjarakanmu dari meraih ketinggian dan keluhuran.

Di sini tempat kita menyesal, taubat yang benar, serta meneteskan air mata yang deras.

Saatnya sekarang engkau berbuat kebaikan dan keutamaan, serta berbagi atas nikmat yang Allah berikan. Karena engkau tidak akan bisa melakukannya di sana. Yang ada nanti hanya penyesalan, gigit jari, rintihan kerugian, dan jeritan dengan permohonan: “Tuhan, kembalikan aku!” untuk meninggalkan apa yang engkau ketahui keburukannya dan melakukan sesuatu yang memberi manfaat.
Tapi itu sudah tidak mungkin lagi.

Suatu ketika Nabi shallahu alaihi wa sallam berjalan melintasi sebuah kuburan yang baru saja ada orang yang dimakamkan di situ. Beliau lalu bersabda: “Dua rakaat ringan yang biasa kalian remehkan dan kalian sering melalaikannya, padahal bisa menambah amalan orang ini, adalah lebih ia sukai daripada dunia kalian seisinya.” Shahihul Jami’, 3518.

(Manhajuna/IAN)

(Visited 63 times, 1 visits today)

Beri Komentar (via FB)

http://bursanurulfikri.com/

Lihat Juga:

ETIKA MENDENGAR, KAEDAH ‘8-M’ (Tafsir Qurtubi 11/176)

Bersama Buya (Dr.) Ahmad Asri Lubis (غفر الله له ولوالديه وللمؤنين). Menurut Imam Qurtubi, Ibnu …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *