Hijri Calendar by Alhabib
Beranda / Konsultasi / Yang Berhak Mendapat Lailatul Qadar
>> Sponsorship/Donasi Website Manhajuna <<

Yang Berhak Mendapat Lailatul Qadar

seyiadarmawan
seyiadarmawan

Assalamu‘alaikum

Ustadz, sebenarnya siapa sih yang berhak mendapat lailatul qadar. Apa hanya yang beri‘tikaf saja? Apa semua ummat Islam yang ‘kebetulan‘ malam itu sdg rajin beribadah baik di masjid maupun di rumah? Ataukah siapa?

Terima kasih atas jawabannya:)

Wassalamu‘alaikum

Jawaban:

Lailatul Qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan. Siapa saja akan mendapatkan keutamaan malam tersebut, karena itu adalah janji Allah kepada kita. Karena itu mengisinya dengan serangkaian ibadah merupakan sunnah yang sangat dianjurkan.

Rasulullah SAW bersabda,” Barangsiapa mencari lailat al qodr, hendaknya ia mencarinya pada malam kedua puluh tujuh” (HR. Ahmad).

Jatuhnya Lailatul Qadar Para ulama bersepakat bahwa Lailatul-Qodar terjadi pada malam bulan Ramadhan. Dan terus berlangsung pada setiap bulan Ramadhan untuk mashlahat umat Muhammad, sampai terjadinya hari qiyamat. Adapun tentang penentuan kapan persis terjadinya, para ulama berbeda pendapat disebabkan beragamnya informasi hadits Rasulullah, serta pemahaman para shahabat tentang hal tersebut. Sebagaimana tersebut dibawah ini:

1. Lailatul-Qodar itu jatuh pada malam 17 Ramadhan, yaitu malam diturunkannya Al Qur‘an. Hal ini disampaikan oleh Zaid bin Arqom, dan Abdullah bin Zubair ra. (HR. Ibnu Abi Syaibah, Baihaqi dan Bukhori dalam tarikh).

2. Lailatul-Qodar itu jatuh pada malam-malam ganjil disepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Diriwayatkan oleh Aisyah dari sabda Rasululah SAW: “Carilah lailat al qodr pada malam-malam ganjil disepuluh hari terakhir bulan Ramadhan” (HR. Bukhori, Muslim dan Baihaqi) Lailat al qodr terjadi pada malam tanggal 21 Ramadhan, berdasarkan hadits riwayat Abi Said al Khudri yang dilaporkan oleh Bukhori dan Muslim.

3. Lailatul-Qodar jatuh pada malam tanggal 23 bulan Ramadhan, Berdasarkan hadits riwayat Abdullah bin Unais al Juhany, seperti dilaporkan oleh Bukhori dan Muslim.

4. Lailatul-Qodar jatuh pada malam tanggal 27 bulan Ramadhan, berdasarkan hadits riwayat Ibnu Umar, Seperti dikutip oleh Ahmad. Dan seperti diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, bahwa Umar bin al Khoththob, Hudzaifah serta sekumpulan besar shahabat, yakin bahwa lailat al qodr terjadi pada malam 27 bulan Ramadhan.

Rasulullah SAW seperti diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, juga pernah menyampaikan kepada shahabat yang telah tua dan lemah tak mampu qiyam berlama-lama dan meminta nasehat kepada beliau kapan ia bisa mendapatkan lailat al qodr, Rasulullah SAW kemudian menasehati agar ia mencarinya pada malam ke 27 bulan Ramadhan (HR. Thabroni dan Baihaqi).

Seperti difahami dari riwayat Ibnu Umar dan Abi Bakrah yang dilaporkan oleh Bukhori dan Muslim, terjadinya lailat al qodr mungkin berpindah-pindah pada malam-malam ganjil sepanjang sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Sesuai dengan informasi terakhir ini, dan karena langka dan pentingnya, maka selayaknya setiap muslim berupaya selalu mendapatkannya pada sepanjang sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Tanda-tanda terjadinya Lailatul Qadar Seperti diriwayatkan Oleh Imam Muslim, Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi, Bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: ” Pada saat terjadinya Lailatul-Qodar itu, malam terasa jernih, terang, tenang, cuaca sejuk tidak terasa panas tidak juga dingin. Dan pada pagi harinya matahari terbit dengan jernih terang benderang tanpa tertutup sesuatu awan”.

Sedangkan yang harus dilakukan agar dapat menggapainya:

1. Lebih bersungguh-sungguh dalam menjalankan semua bentuk ibadah pada hari-hari Ramadhan, menjauhkan diri dari semua hal yang dapat mengurangi keseriusan beribadah pada hari-hari itu. Dalam peribadatan ini juga dengan mengikutsertakan keluarga. Hal itulah yang dahulu dicontohkan Rasulullah SAW.

Melakukan i‘tikaf dengan berupaya sekuat tenaga. Itulah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

2. Melakukan qiyamullail berjama‘ah, sampai dengan rekaat terakhir yang dilakukan imam, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Dzar ra.

3. Memperbanyak do‘a memohon ampunan dan keselamatan kepada Allah dengan lafal: “Allahumma innaka ‘afuwun tuhibul afwa fa‘fu ‘anni”.

Hal inilah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada Aisyah ra ketika beliau bertanya: “wahai Rasulullah, bila aku ketahui kedatangan lailat al qodr, apa yang mesti aku ucapkan”? (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Tirmidzi)

Wallahu a‘lam bis-shawab.

Pusat Konsultasi Syariah

(Visited 1.804 times, 1 visits today)

Beri Komentar (via FB)

http://bursanurulfikri.com/

Lihat Juga:

Membuat Anak kita Sholat TANPA Debat, Keringat, Urat dan Pengingat

Bagaimana membuat anak-anak kita Sholat dengan kesadaran. Mari kita lihat bagaimana kita bisa merubah ini semua …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *