Hijri Calendar by Alhabib
Beranda / Kolom / Wabah Penyakit dan Iman Terhadap Takdir
>> Sponsorship/Donasi Website Manhajuna <<

Wabah Penyakit dan Iman Terhadap Takdir

Kesembuhan dan sakit dari Allah. Itulah keyakinan kita terhadap takdir. Namun prakteknya tidak boleh membuat kita menjadi fatalistik; tak berikhtiar sama sekali.

Kasus wabah penyakit mematikan yang berasal dari virus Corona dan kini sedang melanda kota Wuhan di negeri Cina serta dikhawatirkan menyebar ke berbagai negara lewat para pendatang yang berasal dari negeri tersebut, dalam Islam hal ini sudah ada panduannya dengan gamblang.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ [يعني : الطاعون] بِأَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ ، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْه

Jika kalian mendengarnya berita tentangnya (maksudnya tha’un; penyakit yang mewabah) di suatu negeri, maka jangan mendatanginya. Sedangkan jika wabah itu terjadi dan kalian berada di dalamnya, maka jangan keluar karena ingin lari darinya.” (Muttafaq alaih)

Secara praktis hal ini pernah dialami pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab. Ibnu Abbas radhiallahu anhuma meriwayatkan bahwa suatu kali Umar bin Khatab bersama rombongan berangkat ke negeri Syam. Di tengah perjalanan bertemu rombongan yang di dalamnya terdapat Abu Ubaidah bin Jarrah. Mereka mengabarkan bahwa di negeri Syam sedang terjadi wabah penyakit. Maka Umar bin Khatab mengajak rombogannya bermusyawarah. Sempat terjadi silang pendapat antara yang ingin melanjutkan perjalanan dan yang ingin membatalkannya. Namun akhirnya pendapat lebih condong kepada yang ingin membatalkannya. Maka Khalifah Umar umumkan agar rombongan kembali ke Madinah.

Ketika itu, dengan nada mempertanyakan
Abu Ubaidah berkata kepada Umar;

أَفِرَارًا مِنْ قَدَرِ اللهِ

‘Apakah engkau mau lari dari takdir Allah ?’

Dengan lugas Umar menjawab,

نَفِرُّ مِنْ قَدَرِ اللهِ إِلَى قَدَرِ الله

‘Kami lari dari takdir Allah menuju takdir Allah’

Lalu beliau membuat satu permisalan,

‘Bukankah jika engkau menggembala unta, lalu engkau medapatkan dua padang rumput, yang satu subur dan yang satunya lagi kering. Bukankah jika engkau pilih yang subur itu termasuk takdir Allah dan jika engkau pilih yang kering itu termasuk takdir Allah ?’

Kemudian datang Abdurrahman bin Auf menguatkan pendapat Umar untuk membatalkan perjalanan ke negeri Syam dengan mengutip hadits di atas. (Muttafaq alaih)

Riwayat di atas di kutip oleh oleh Imam An-Nawawi dalam kitab Riyadhussalihin dalam Bab berjudul ‘Dimakruhkannya keluar dari negeri yang sedang mengalami wabah penyakit karena ingin lari darinya serta makruh mendatanginya.’ no. 1791.

Wallahu a’lam

(Manhajuna/IAN)

(Visited 150 times, 1 visits today)

Beri Komentar (via FB)

http://bursanurulfikri.com/

Lihat Juga:

Hikmah Istighfar. Mari Semangat Ber-Istighfar!

Bersama: Buya (Dr.) Ahmad Asri Lubis (غفر الله له ولوالديه وللمؤنين) Seorang ‘belia sholeh’ berujar, …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *