PERTANYAAN
Apakah benar jika seseorang sering mendapat cobaan berarti Allah mencintainya? Lalu, apakah ada perbedaan antara ujian yang menjadi tanda ridha Allah dan ujian yang justru menunjukkan murka-Nya?
JAWABAN
Pertanyaan ini sering muncul di tengah masyarakat. Banyak orang merasa bingung ketika hidup dipenuhi masalah: apakah ini tanda kasih sayang Allah, atau justru peringatan karena dosa? Islam memberikan penjelasan yang sangat dalam dan menenangkan tentang makna ujian hidup.
Makna Ujian dalam Islam: Bukan Sekadar Penderitaan
Dalam Islam, ujian (cobaan hidup) adalah bagian dari takdir sekaligus bentuk kasih sayang Allah. Dibalik setiap musibah, selalu ada kelembutan, rahmat, dan kebaikan yang tersembunyi. Bahkan, setiap rasa sakit yang menimpa seorang mukmin, sekecil tertusuk duri, mengandung pahala dan penghapus dosa.
Rasulullah ﷺ bersabda:
قال رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم: «مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ شَوْكَةٍ فَمَا فَوْقَهَا إِلَّا رَفَعَهُ اللهُ بِهَا دَرَجَةً، أَوْ حَطَّ عَنْهُ بِهَا خَطِيئَةً» أخرجه الإمام مسلم في “صحيحه”
“Tidaklah seorang mukmin tertimpa suatu musibah, bahkan hanya tertusuk duri sekalipun, kecuali Allah mengangkat derajatnya atau menghapus dosanya.”
(HR. Muslim).
Para ulama menjelaskan bahwa dari satu ujian, seorang mukmin bisa mendapatkan dua keuntungan sekaligus: pahala dan penghapusan dosa.
Allah menegaskan bahwa baik kesenangan maupun kesulitan sama-sama bisa menjadi ujian:
قال تعالى: ﴿وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ﴾ [الأعراف: 168]
“Dan Kami menguji mereka dengan kebaikan dan keburukan agar mereka kembali (kepada Allah).” (QS. Al-A’raf: 168)
Artinya, bukan hanya kesulitan yang disebut ujian, tetapi juga ketika sedang dalam waktu luang. Maka yang penting bukanlah bagaimana bentuk ujiannya, melainkan bagaimana sikap hati kita terhadapnya: apakah kita kembali kepada Allah, atau justru menjauh.
Islam juga mengajarkan agar manusia segera berdoa, tunduk, dan introspeksi saat ujian datang, bukan malah membangkang atau berputus asa.
Pentingnya Bersabar, Walaupun Ujian Terasa Lama
Dalam Al-Qur’an, Allah menyebut peperangan Tabuk yang berlangsung selama sebulan sebagai “sekejap masa sulit”, untuk menunjukkan bahwa seberat apa pun ujian, sebenarnya ia tetap terbatas waktunya, sementara pahalanya sangat besar.
Pesan pentingnya: jangan putus asa, jangan bosan berdoa, dan jangan merasa Allah meninggalkan kita hanya karena ujian terasa panjang. Justru dalam masa sulit itulah seorang hamba sedang dibentuk dan didekatkan kepada Tuhannya.
Makna Hadis: “Jika Allah Mencintai Hamba-Nya, Dia Akan Mengujinya”
أخرجها الإمام الترمذي في “سننه” عن أنسِ بن مالك رضي الله عنه أنَّ رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم قال: «إنَّ عِظَمَ الجزاء مع عِظَمِ البلاءِ، وإنَّ اللَّه إذا أحبَّ قومًا ابتلاهم، فمَنْ رضي فله الرضا، ومَن سخط فله السَّخَطُ»
Rasulullah bersabda: “Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka. Siapa yang ridha, ia mendapat keridhaan Allah. Dan siapa yang murka, ia mendapat kemurkaan.” (HR. Tirmidzi)
Maknanya sangat dalam. Ketika Allah menghendaki kebaikan kepada seorang hamba, Dia mengujinya dengan sakit, kesempitan, atau kesedihan, agar dosa-dosanya dihapus, hatinya kembali fokus kepada Allah, doa-doanya lebih tulus, derajatnya diangkat di sisi Allah. Ujian dalam hal ini bukan tanda kebencian, tetapi justru tanda perhatian dan cinta.
Perbedaan Ujian Tanda Ridha dan Ujian Tanda Murka Allah
Inilah bagian terpenting yang sering disalahpahami.
- Ujian Tanda Ridha Allah
Beberapa tanda yang bisa dirasakan oleh kita adalah:
- Sabar menerima takdir
- Tetap taat beribadah
- Hati terasa tenang meski sedang susah
- Tidak banyak mengeluh kepada manusia
- Justru semakin dekat kepada Allah
Ujian seperti ini berfungsi untuk:
- Menghapus dosa
- Mensucikan hati
- Menaikkan derajat di akhirat
- Ujian Tanda Murka Allah
Adapun tanda serta efek yang dirasakan adalah
- Tidak sabar
- Marah kepada takdir
- Banyak mengeluh kepada manusia
- Menyalahkan Allah
- Ibadah justru semakin menjauh
Ujian jenis ini bukan untuk mengangkat derajat, tetapi sebagai bentuk peringatan dan hukuman agar manusia segera bertaubat.
Maka, dari semua dapat disimpulkan bahwa tidak semua ujian berarti murka Allah. Bahkan, banyak ujian justru merupakan tanda cinta Allah kepada hamba-Nya. Yang membedakan bukanlah bentuk ujiannya, melainkan sikap hati kita saat menghadapinya.
Jika kita sabar, ridha, dan tetap taat, maka ujian itu menjadi jalan menuju ampunan, ketenangan, dan kenaikan derajat. Namun jika kita marah, mengeluh berlebihan, dan menjauh dari Allah, maka ujian itu berubah menjadi peringatan dan teguran.
Ujian adalah bahasa cinta Allah yang sering kali tidak kita pahami. Di balik kesedihan, Allah sedang membersihkan jiwa, mengangkat derajat, dan menguatkan iman kita. Maka, jangan tergesa-gesa menilai musibah sebagai tanda kebencian Allah.
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang ridha saat diuji, sehingga mendapatkan ridha Allah di dunia dan akhirat. (aa)
Sumber Konsultasi:
Fatwa Grand Mufti Mesir Prof. Dr. Syauqi Ibrahim ‘Allam
Nomor: 7863 tanggal 4 Agustus 2023
SEO: ujian hidup, tanda cinta Allah, sabar, ridha, musibah, hadis ujian
Manhajuna Ilmu dan Inspirasi Islam