Hijri Calendar by Alhabib
Beranda / Hikmah / Resep Manjur Memikat Hati Majikan
>> Sponsorship/Donasi Website Manhajuna <<

Resep Manjur Memikat Hati Majikan

Oleh: Akram Ibnu Umar

Manhajuna.com – Buat saudara-saudaraku sesama TKI, kita yang berada di Saudi ini tentu semua memiliki majikan, dan tidak semua majikan berlaku baik kepada pekerjanya. Ada yang mengatakan, bahwa kita ke Saudi itu ibaratnya  bermain judi togel, terkadang pasang taruhan besar, tapi ternyata nomornya nggak keluar, akhirnya malah bangkrut. Ada juga yang pasang taruhan kecil, tapi nomornya keluar, maka akhirnya untung. Itulah kita. Sudah bayar mahal-mahal di PT, ternyata sampai disini dapat majikan jahat. Ada juga yang malah bayar murah, tapi ternyata dapat majikan baik. Mengapa seperti itu? Katanya itu sudah nasib.

Saudaraku sesama TKI. Jika itu memang nasib, apa berarti nasib itu tidak bisa berubah? Apakah orang yang sejak awal dapat majikan jahat harus pasrah dan sabar hingga habis kontrak 2 tahun ? Tentu saja tidak. Manusia diperintahkan untuk berusaha agar nasibnya berubah. Masalah bisa atau tidaknya majikan berubah, itu urusan Allah sebagai Pengatur takdir manusia.

Lalu pertanyaannya adalah, usaha apa yang harus kita lakukan agar mampu merubah majikan kita? Mungkin ini pertanyaan dari banyak para pekerja, utamanya sopir atau pembantu yang punya majikan jahat. Nah, coba kita tanyakan pertanyaan ini, kepada para TKI yang nongkrong di mal, madrasah atau tempat lainnya. Maka jawaban mereka relatif berbeda. Tergantung latar belakang pendidikan dan lingkungannya di Indonesia. Ada yang memberi resep wiridan yang dibaca beratus atau beribu kali. Ada juga yang ngasih ritual ritual khusus. Dan banyak saran-saran lain. Namun jika diperhatikan, ternyata rata-rata saran tersebut tak punya landasan yang kuat.  Maka itu, saya mengangkat masalah ini, tidak berdasarkan reka-reka saja, atau hanya omong kosong belaka, karena insyaallah, resep yang akan saya sampaikan, punya landasan yang kuat, dan telah dipraktekkan dalam kehidupan nyata.

Yang paling pertama perlu kita ketahui adalah sebuah hadits dari Rasulullah saw. Beliau bersabda:

أنَّ قُلُوبَ بَنِي آدَمَ كُلَّهَا بَيْنَ إِصْبَعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ كَقَلْبٍ وَاحِدٍ يُصَرِّفُهُ حَيْثُ يَشَاءُ

“Sesungguhnya hati semua manusia itu berada di antara dua jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah Subhanahhu wa Ta’ala akan memalingkan hati manusia menurut kehendak-nya.”

Saudaraku sesama TKI, majikan adalah manusia. Itu berarti, hati mereka berada di kedua jari Allah. Saat Allah menginginkan hati mereka buruk, maka mereka tidak akan mampu merubahnya menjadi baik, meskipun latar belakangnya seorang mutawwa atau paham banyak ilmu. Begitu pula sebaliknya, jika Allah menginginkan hati majikan baik, maka tidak ada yang mampu mencegahnya, meski majikan tersebut tidak paham agama.

Maka secara logika, jika kita mengetahui bahwa hati majikan berada di kedua jari Allah, semestinya kita mencari ridho Allah, dan bukan ridho manusia. Lalu mengapa sebagian diantara saudara kita, ketika mereka ingin merubah hati majikannya, mereka malah memikat hati majikannya dengan cara melanggar larangan Allah. Mereka berusaha mati-matian untuk merebut hati majikannya agar semakin baik padanya. Orang tersebut pun giat dalam bekerja, sopan dan santun dalam berbicara, tenang dalam mengendarai mobil, bahkan selama 2 tahun belum pernah mengalami tabrakan, halaman house majikan selalu mengkilat, mobil selalu terlihat bersih. Dan begitu banyak kebaikan yang lain.

Namun sangat disayangkan, dia meninggalkan shalat berjamaah dengan alasan yang tidak syar’i. Tidak pernah lagi membaca Al-Quran karena disibukkan dengan pekerjaan. Selama 2 tahun di Saudi, tidak mengenal sama sekali majelis taklim. Ataupun kalau kenal, dia selalu menolak ketika diajak dengan alasan takut majikan tidak mengizinkan. Tidak pernah mau berniat umroh atau haji karena takut majikan marah ketika dimintai izin. Apakah orang seperti ini akan mendapatkan kecintaan dan keridhoan dari majikannya, padahal Rasulullah saw bersabda : “Barang siapa mencari keridhoan manusia dengan sesuatu yang mendatangkan murka Allah, maka allah murka kepadanya dan menjadikan orang yang semula meridhoinya menjadi murka kepadanya.

Sebaik apapun pekerjaan yang engkau persembahkan, sefasih apapun alasan yang engkau ungkapkan, dan seprofesional bagaimanapun engkau ketika berkendaraan, engkau tetap tidak akan pernah mendapatkan ridho dari majikan jika engkau meninggalkan kewajiban engkau kepada Allah. Seorang manusia itu harus seimbang. Hubungan dengan Allah baik, dan hubungan dengan manusia juga baik. Jangan juga, kita lebih menekankan hubungan kepada Allah, tetapi kita meninggalkan hubungan dengan manusia. Karena terlalu sibuk ibadah, setiap majikan menelpon selalu ditolak. Mungkin jika hal itu ibadah wajib, masih bisa di pertimbangkan. Tapi jika hanya ibadah sunnah dan tidak ada mudharatnya ditinggalkan, maka ketahuilah, bahwa bekerja dengan niat menafkahi keluarga merupakan ibadah utama dan kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan. Allah berfirman dalam QS Al-Jumu’ah ayat 10:

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

“Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10)

Maka resep pertama untuk membuat majikan baik kepada kita adalah dengan cara “melakukan perbuatan yang menjadikan Allah ridho kepada kita”. Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa mencari keridhoan alah meskipun manusia murka kepadanya, maka allah akan menjadikan orang yang semula mrka menjadi ridho kepadanya sehingga allah memeperindahnya, memperindah ucapan dan perbuatannya dalam pandangan nya.” (HR. Thabrani)

Maka, sebaik baik sopir, adalah yang pintar mengatur dan menyeimbangkan hidupnya. Mampu memberikan hak majikan dan tetap senantiasa menjaga hak Allah. Dalam pekerjaan, mereka adalah orang yang beramanah dan hati hati. Dalam ibadah, mereka adalah orang yang selalu berusaha menjaga kewajiban kewajiban kepada Allah, seperti shalat berjamaah. Dan juga mereka adalah orang yang senantiasa menjaga sunnah sunnah muakkadah seperti shalat rawatib.  Mereka adalah orang yang mampu mengingat nama Allah, di pagi hari saat mencuci mobil, lidah mereka basah dengan dzikir pagi yang disunnahkan oleh Rasulullah. Dan di saat sore hari ketika membersihkan halaman rumah, mulut mereka komat kamit membaca zikir petang yang dianjurkan. Mereka menghabiskan perjalanan di atas mobil dengan memperbanyak istghfar kepada Allah. Dan memanfaatkan waktu menunggu dengan kegiatan yang bermanfaat.

Dalam pergaulan, mereka adalah orang yang jauh dari majelis yang diisi dengan menceritakan kejelekan orang lain atau perkataan kotor. Mereka yang saat engkau bertemu dengannya akan menyapamu dengan salam sambil berwajah ramah. Yang mengingatkanmu saat salah, mengajakmu ke masjid saat waktu shalat. Menghiburmu saat sulit, menjengukmu saat engkau sakit.  Mereka itulah para sopir yang dicintai Allah. Lalu bagaimana mungkin Allah akan membiarkan mereka dalam kesulitan. Bagaimana mungkin Allah melepas mereka di bawah naungan majikan jahat. Tidak wahai saudaraku.

Rasulullah saw bersabda: bahwa Allah Ta’ala berfirman: “Dan tidaklah seorang hamba bertaqarrub (mendekatkan diri dengan beribadah) kepada-Ku dengan sesuatu, yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah Ku-wajibkan kepadanya, dan senantiasalah hamba-Ku (konsisten) bertaqarrub kepada-Ku dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya; bila Aku telah mencintainya, maka Aku adalah pendengarannya yang digunakannya untuk mendengar, dan penglihatannya yang digunakannya untuk melihat dan tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya yang digunakannya untuk berjalan; jika dia meminta kepada-Ku niscaya Aku akan memberikannya, dan jika dia meminta perlindungan kepada-Ku niscaya Aku akan melindunginya”. (H.R. Bukhari)

Itulah yang akan terjadi jika Allah mencintai kita. Semoga resep ini dapat diamalkan sehingga mampu menjadikan Allah ridho kepada kita sehingga Allah membalikkan hati majikan yang awalnya jahat menjadi baik, awalnya pelit menjadi dermawan, awalnya banyak kerja menjadi ringan. Allahumma amin.

(Visited 49.051 times, 1 visits today)

Beri Komentar (via FB)

http://bursanurulfikri.com/

Lihat Juga:

Membuat Anak kita Sholat TANPA Debat, Keringat, Urat dan Pengingat

Bagaimana membuat anak-anak kita Sholat dengan kesadaran. Mari kita lihat bagaimana kita bisa merubah ini semua …

3 Komentar

  1. Sukraan.

  2. Trima kasih atas sulusinya. smoga bermangpaat amiin…..

  3. Sungguh nasehatmu meresap dalm hatiku semoga nasehatmu bermanfaat bagi semua ummat. Semoga anda selalu sukses aminn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *