Berkat Suami yang Mencintai Masjid
Dr. Khalid A. Aziz al-Jubeir, seorang ahli bedah jantung yang bertugas di Rumah Sakit Militer (RSM), Riyadh, Arab Saudi, menyatakan bahwa setelah dilakukan pemeriksaan, banyak pasien yang mengeluhkan berbagai penyakit ternyata tidak ditemukan adanya gangguan medis pada mereka. Semua hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa mereka dalam kondisi baik. Namun, mereka tetap merasa sakit dan mengalami berbagai keluhan.
Dr. Khalid membutuhkan waktu yang lama untuk menjelaskan kepada pasien bahwa mereka sebenarnya sehat dan tidak memiliki penyakit apa pun. Pada akhirnya, sebagian pasien dapat menerima penjelasan tersebut dan kondisi mereka pun membaik dengan izin Allah, Al-Maula (سبحانه وتعالى).
Namun, sebagian lainnya tetap bersikeras bahwa mereka sakit. Mereka terus berpikir negatif dan dihantui kegelisahan. Akhirnya, mereka mencari pengobatan ke dokter lain, meskipun Dr. Khalid telah meyakinkan mereka bahwa kesembuhan hanya dapat diperoleh jika mereka mau menjalani saran yang diberikan.
Banyak kisah serupa yang terjadi, salah satunya adalah kisah berikut:
Kisah Seorang Pasien Wanita
Setelah melaksanakan sholat Isya’ di masjid, seorang suami menemui Dr. Khalid dan memintanya untuk memeriksa istrinya yang sering mengeluhkan jantung berdebar dan rasa lelah di seluruh tubuh. Dr. Khalid pun meminta sang suami membawa istrinya ke rumah sakit keesokan harinya.
Setelah bertemu pasien tersebut, Dr. Khalid segera memahami bahwa wanita ini mengalami keluhan seperti jantung berdebar, sesak napas, masalah pada usus besar, leher, lutut, nyeri sendi, dan sakit kepala. Sang suami telah membuat janji konsultasi dengan berbagai dokter spesialis, termasuk spesialis tulang, pencernaan, saraf, dan sendi.
Sebagai seorang dokter sekaligus pendakwah, Dr. Khalid melakukan serangkaian pemeriksaan dan menyimpulkan bahwa kondisi wanita tersebut sebenarnya normal. Pada pertemuan kedua, Dr. Khalid menanyakan berbagai permasalahan yang mungkin membebani pikirannya, seperti kekhawatiran tentang anak-anak dan pendidikannya. Dr. Khalid lalu mengingatkan bahwa Allah adalah Maha Pengasih dan Maha Pemberi rezeki.
Sebagai seorang Muslim, seseorang seharusnya membaca zikir Nabawi setelah sholat untuk menenangkan hati:
اللَّهُمَّ لا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
“Ya Allah, tidak ada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau halangi. Tidak ada kekuasaan dan kekayaan yang bermanfaat selain amal saleh.” (Muttafaq ‘alaih)
Kemudian, Dr. Khalid mengajukan beberapa pertanyaan kepada pasien:
1. “Apakah Anda selalu sholat Subuh tepat waktu?”
– Ia menjawab, “Kadang-kadang.”
2. “Apakah Anda rutin membaca Al-Qur’an setiap hari?”
– Ia menjawab, “Tidak.”
3. “Apakah Anda suka mendengarkan musik dan lagu?”
– Ia menjawab, “Ya.”
4. “Apakah Anda berharap mendapatkan kesembuhan dari Allah?”
– Ia menjawab, “Tentu saja.”
Dr. Khalid kemudian menjelaskan:
“Jika begitu, Anda harus menaati perintah Allah (سبحانه وتعالى). Allah telah mengingatkan dalam firman-Nya:
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Seorang Mukmin hanya akan mendapatkan ketenangan hati dengan berzikir kepada Allah.
اُتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُون
“Bacalah dengan tartil kitab yang diwahyukan kepadamu, dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya sholat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Sesungguhnya mengingat Allah itu lebih besar manfaatnya. Dan Allah mengetahui apa yang kalian perbuat.” (QS. Al-‘Ankabut: 45)
Dalam ayat ini terdapat perintah untuk membaca Al-Qur’an dan menegakkan sholat dengan baik.
وَٱسْتَعِينُوا۟ بِٱلصَّبْرِ وَٱلصَّلَوٰةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى ٱلْخَٰشِعِينَ
“Mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat. Sesungguhnya sholat itu berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS. Al-Baqarah: 45)
Dr. Khalid menambahkan:
“Saudari, jagalah sholat fardhu dengan baik, terutama sholat Subuh, serta sholat lainnya tepat waktu. Mulailah melaksanakan sholat Tahajud dan biasakan membaca zikir pagi dan petang. Luangkan waktu untuk membaca Al-Qur’an setiap hari, meskipun hanya beberapa ayat. Curahkan segala kegundahanmu kepada Allah, karena Dia pasti mendengar doa dan keluh kesah hamba-Nya.”
Selain itu, Dr. Khalid juga mengajarkan beberapa doa dan zikir dari Sunnah. Ia meminta pasien tersebut untuk tidak terlalu mengkhawatirkan masa depan anak-anak dan suaminya, melainkan lebih fokus pada usaha yang sesuai dengan ajaran Islam. Hasilnya adalah ketentuan Allah (سبحانه وتعالى).
Dr. Khalid juga menasihatinya agar lebih yakin terhadap takdir, baik atau buruk. Ia harus berhenti membandingkan dirinya dengan orang lain dan mulai mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepadanya dengan hati yang ikhlas dan penuh ridha.
Alhamdulillah, wanita itu mendengarkan seluruh nasihat Dr. Khalid dengan sepenuh hati. Ia kemudian meninggalkan ruangan dengan penuh optimisme dan mendoakan kebaikan untuk Dr. Khalid, (جزاك الله وأكرمك).
Subhanallah, tiga pekan kemudian, Dr. Khalid kembali bertemu dengan suami wanita tersebut di masjid. Beliau pun menanyakan kabar istrinya. Dengan penuh syukur, sang suami menceritakan:
“Subhanallah, Allah telah memberikan kesembuhan kepada istri saya. Setelah beliau menjaga dan memelihara sholat fardhu dengan baik, melaksanakan sholat tahajud, berzikir pagi dan petang, serta membaca Al-Qur’an secara teratur, hatinya menjadi tenang dan tenteram.”
Bahkan, istrinya mengungkapkan dengan yakin:
“Kini saya telah merasakan manisnya ketenangan jiwa. Hati saya begitu damai, dan saya semakin yakin bahwa dunia yang fana ini hanyalah seperti yang pernah disabdakan oleh Rasulullah ﷺ:
لَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ
“Seandainya nilai dunia ini di sisi Allah sebanding dengan sayap nyamuk, niscaya Allah tidak akan memberikan orang kafir seteguk air pun dari kenikmatan dunia tersebut.” (HR. Tirmizi)
Penyebab Utama Penyakit di Era Globalisasi
Dari kisah ini, dapat disimpulkan bahwa salah satu penyebab utama penyakit pada zaman ini bukan hanya faktor fisik, tetapi juga faktor rohani dan emosional. Beberapa di antaranya adalah:
– Tidak membaca Al-Qur’an.
– Kegelisahan berlebihan terhadap masalah keluarga.
– Mengabaikan sholat pada awal waktu.
– Kurang menjaga sholat fardhu Subuh.
– Terlalu banyak berinteraksi dengan media elektronik yang melalaikan.
– Tidak mengadu dan bertadarru’ (تضرع) kepada Allah.
Sebagai langkah untuk menjaga kesehatan jiwa dan raga, beberapa amalan berikut perlu diperhatikan:
– Menjaga sholat tepat waktu.
– Mengamalkan doa dan zikir pagi-petang.
– Membaca Al-Qur’an secara teratur dan penuh penghayatan.
– Mengurangi kecintaan terhadap dunia dalam hati.
– Mendekati ulama dan orang-orang saleh sebagai dokter rohani.
– Mendapatkan dukungan dari keluarga yang saleh dan peduli.
– Mengadu dan bertadarru’ (تضرع) kepada Allah dengan penuh keikhlasan.
Doa-Doa Nabawi yang Dianjurkan
Untuk menjaga ketenangan hati dan kesehatan jiwa, beberapa doa yang dianjurkan dalam sunnah antara lain:
Doa Agar Terhindar dari Musibah dalam Agama
اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا، وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنَا
“Ya Allah, janganlah Engkau jadikan musibah kami terkait agama kami. Dan jangan pula jadikan urusan dunia sebagai tujuan utama dan puncak ilmu kami.” (HR. Tirmizi)
Doa Agar Diberikan Kemanisan Rasa Takut kepada Allah
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا يَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيْكَ، ومِنْ طَاعَتِكَ مَا يُبَلِّغُنَا بِهِ جَنَّتَكَ، ومن اليقين ما تهون به علينا مصائب الدنيا
“Ya Allah, karuniakanlah kepada kami kemanisan rasa takut kepada-Mu, rasa takut yang dapat menghalangi kami dari bermaksiat kepada-Mu. Anugerahkanlah pula kepada kami keindahan ketaatan kepada-Mu, ketaatan yang dapat membawa kami ke surga-Mu. Berikanlah kepada kami keyakinan yang dapat meringankan musibah dunia.” (HR. Tirmizi & Al-Hakim)
—
Risalah Ma’had Darul Ikhlas (MDI)
Bersama Buya (Dr.) H. Ahmad Asri Lubis, Lc., MA.
19 Ramadhan 1446 H/19 Februari 2025 M
(MRS)