Hijri Calendar by Alhabib
Beranda / Hikmah / Sejenak Bersama Ahli Hikmah
>> Sponsorship/Donasi Website Manhajuna <<

Sejenak Bersama Ahli Hikmah

Manhajuna.com – Dalam upaya meningkatkan kualitas ibadah di bulan Ramadan, menuju peningkatan kualitas dan kuantitas seorang hamba setelah Ramadan, biiznillah!

Peringatan mesra dari Kitabullah:

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَن يَشَاءُ ۚ وَمَن يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ

“Allah menganugerahkan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa dianugerahi hikmah, maka sesungguhnya ia telah dianugerahi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqarah: 269)

– Hikmah adalah perkataan dan perbuatan yang tepat serta benar.
– Hikmah adalah pemahaman yang mendalam dan kematangan berpikir.
– Hikmah adalah khasyyah (خشية), yaitu rasa takut kepada Allah. Oleh karena itu, puncak hikmah adalah takut kepada Allah (رأس الحكمة مخافة الله).

Indikator Orang yang Diberi Hikmah atau Ahli Hikmah

الإنسان الحكيم لديه ما يكفي من الإرادة ليُقاوم شهواته، ويبتعد عن الأمور السيئة التي تضرُّ به وتُغضب ربَّه

“Orang yang bijaksana memiliki tekad yang cukup untuk menahan hawa nafsunya serta menjauh dari hal-hal buruk yang dapat merugikan dirinya dan mendatangkan murka Rabb-nya.”

Pandangan Ahli Hikmah tentang Dunia

مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَعْظَمَ الدُّنْيَا فَقَرَّتْ عَيْنُهُ فِيهَا، وَلَا انْتَفَعَ بِهَا، وَمَا حَقَّرَهَا أَحَدٌ إِلَّا تَمَتَّعَ بِهَا

“Tidak ada seorang pun yang terlalu mengagungkan dunia kecuali hatinya akan dipenuhi keresahan. Dan tidak ada seorang pun yang merendahkan dunia kecuali ia akan menikmati manfaatnya.” Fudhail bin Iyadh (رحمه الله تعالى)

1. Umar bin Khattab (رضي الله عنه) berkata: “Demi Allah, kehidupan dunia jika dibandingkan dengan akhirat hanyalah sekejap saja, laksana satu lompatan kelinci.”
2. Abu Darda’ (رضي الله عنه) berkata: “Jika dunia memiliki nilai seberat sayap nyamuk, niscaya Fir’aun tidak akan diberi seteguk air pun.”
3. Ali bin Abi Thalib (رضي الله عنه) berkata: “Halal dunia akan dihisab secara rinci, sedangkan haram dunia akan menyeret seseorang ke dalam neraka.”
4. Yunus bin Ubaid (رحمه الله) berkata: “Perumpamaan hidup di dunia seperti seseorang yang sedang tidur dan bermimpi indah, atau terkadang mimpi buruk, lalu tiba-tiba ia terbangun.”
5. Seorang ahli hikmah ditanya, “Bagaimana perumpamaan hidup di dunia?” Ia menjawab: “Seperti mimpi dalam tidur.”
6. Ketika sekelompok orang berbicara tentang dunia di dekat Imam Hasan Al-Bashri (رحمه الله), ia berkata:
“Dunia ini ibarat mimpi di waktu tidur, atau seperti tempat berteduh sementara. Orang yang berakal akan berpikir matang dan tidak mudah tertipu olehnya.”
7. Imam Hasan Al-Bashri (رحمه الله) juga mengingatkan: “Ada empat tanda kesengsaraan: hati yang keras, air mata yang kering, panjang angan-angan (ṭūl al-amal), dan cinta dunia yang tak terkendali. Panjang angan-angan adalah anggapan bahwa kematian masih jauh sehingga tidak merasa perlu bersiap.”
8. Mu’adz bin Jabal (رضي الله عنه) berpesan: “Wahai para Qurra’, bagaimana mungkin dunia bisa memutuskan hubungan kalian dengan Allah? Barang siapa yang Allah letakkan kepuasan dalam hatinya, dialah orang yang sukses. Namun, barang siapa yang tidak memiliki kepuasan dalam hatinya, dunia tidak akan pernah cukup baginya.”
9. Malik bin Dinar (رحمه الله) berkata: “Berhati-hatilah terhadap keindahan yang menipu, karena bahkan para ulama pun bisa tertipu olehnya.” (Maksudnya adalah pesona fatamorgana dunia).
10. Seorang ahli hikmah sedang sakit. Ketika seseorang bertanya kepadanya tentang hadis, ia menjawab: “Tunggu sebentar, saya sedang menunggu ruh saya dicabut.”
11. Bersikap tenang dalam segala hal memang baik, kecuali dalam urusan akhirat.
12. Ja’far bin Sulaiman (رحمه الله) berkata: “Saya pernah mendengar Habib Abu Muhammad menasihati: ‘Janganlah kalian duduk-duduk tanpa melakukan apa pun, karena kematian selalu mengintai kalian.’”
13. Seorang sholeh berpesan kepada sahabatnya: “Cukuplah sebagai peringatan bahwa akhirat itu kekal dan abadi, sedangkan dunia ini akan lenyap tanpa tersisa.”
14. Sufyan Ats-Tsauri (رحمه الله) berkata: “Dinamakan dunia karena rendah nilainya (duniya dari kata danaa, artinya rendah). Dan dinamakan harta (maal) karena dapat membuat pemiliknya condong kepada dunia.”
15. Keindahan dunia sangatlah menipu, meskipun dihiasi dengan berbagai cara. Keindahan yang sejati ada di akhirat. Maka, manusia terbagi menjadi dua: mereka yang bersungguh-sungguh mengejar akhirat dan mereka yang lalai dalam kesibukan dunia.
16. Nabi Isa bin Maryam (عليه السلام) mengingatkan: “Sebagaimana api dan air tidak mungkin bersatu dalam satu wadah, demikian pula cinta dunia dan cinta akhirat tidak dapat bersatu dalam hati seorang Mukmin.”
17. Perumpamaan orang yang ingin mengejar dunia dan akhirat sekaligus seperti seorang budak yang memiliki dua majikan. Ia akan bingung menentukan siapa yang harus lebih ia cintai.

Risalah Ma’had Darul Ikhlas (MDI), Panyabungan
Bersama Buya (Dr.) H. Ahmad Asri Lubis, Lc., MA.
12 Ramadan 1446 H/12 Februari 2025 M

 

(MRS)

(Visited 17 times, 17 visits today)

Beri Komentar (via FB)

http://bursanurulfikri.com/

Lihat Juga:

Durus Ramadaniyah 1446 H – Hari Keempat Belas

Manhajuna.com – Bulan Ramadan adalah kesempatan untuk bertaubat dan membersihkan hati serta anggota badan dari dosa …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *