Manhajuna.com – Barokah adalah kata yang diinginkan oleh hampir semua hamba yang beriman, karenanya orang akan mendapat limpahan kebaikan dalam hidup.
Barokah bukanlah cukup dan mencukupi saja, tetapi barokah ialah ketaatanmu kepada Allah Ta’ala dengan segala keadaan yang ada, baik berlimpah atau sebaliknya.
Sebagaimana dituturkan oleh para ulama bahwa barokah itu: “albarokatu tuziidukum fi thoah” ~ barokah menambah taatmu kepada Allah Ta’ala.
Hidup yang barokah bukan hanya sehat, tapi kadang sakit itu justru barokah sebagaimana Nabi Ayyub ‘Alaihisslam, sakitnya menambah taatnya kepada Allah Ta’ala.
Barokah itu tak selalu panjang umur, ada yang umurnya pendek tapi dahsyat taatnya layaknya Mus’ab bin Umair.
Tanah yang barokah itu bukan karena subur dan panoramanya indah, karena tanah yang tandus seperti Mekkah mempunyai keutamaan di hadapan Allah Ta’ala tiada yang menandingi.
Makanan barokah itu bukan yang komposisi gizinya lengkap, tapi makanan itu mampu mendorong pemakannya menjadi lebih taat setelah makan.
Ilmu yang barokah itu bukan yang banyak riwayat dan catatan kakinya, tapi yang barokah ialah yang mampu menjadikan seorang meneteskan keringat, darahnya dalam beramal dan berjuang untuk agama Allah Ta’ala.
Penghasilan barokah juga bukan gaji yang besar dan bertambah, tapi sejauh mana ia bisa menjadi jalan rezeki bagi yang lainnya dan semakin banyak orang yang terbantu dengan penghasilan tersebut.
Anak-anak yang barokah bukanlah saat kecil mereka lucu dan imut atau setelah dewasa mereka sukses bergelar dan mempunyai pekerjaan dan jabatan hebat, tapi anak yang barokah ialah yang senantiasa taat kepada Rabb-Nya dan kelak di antara mereka ada yang lebih shalih dan tak henti-hentinya mendo’akan kedua Orang tuanya.
“Barang siapa yg mengajarkan satu ilmu dan orang tersebut mengamalkannya maka pahala bagi orang yang memberikan ilmu tersebut tanpa mengurangi pahala orang yang mengamalkan ilmu tersebut.” (HR. Bukhari-Muslim)
(Manhajuna/GAA)