Hijri Calendar by Alhabib
Beranda / Konsultasi / Apakah Aqidah Syi‘ah Itu ?
>> Sponsorship/Donasi Website Manhajuna <<

Apakah Aqidah Syi‘ah Itu ?

aqidah-syiahAssalamu‘alaikum Ustadz, saya mau tanya, apakah aqidah syi‘ah itu sudah menyimpang? Apakah syi‘ah dikategorikan sebagai aliran yang telah keluar dari islam? Apakah Ali seorang syi‘ah? Bagaimana sikap kita terhadap pengikut syi‘ah? Sekian Terima kasih Wassalamu alaikum

Jawaban

Waalaikum Salam

Syi‘ah adalah kelompok aliran aqidah yang secara umum menyimpang dari aqodah Ahlussunnah wal jamaah. Di dalam tubuh syi‘ah sendiri ada banyak sekte dan pecahan. Diantaranya yang paling terkenal adalah Syi‘ah Imamiyah atau Syi‘ah imam 12.

Penyimpangan Aqidah: Meski latar belakang awal mula berdirinya lebih merupakan masalah politis, namun pada perkembangan berikutnya, kelompok Syiah berkembang menjadi sebuah paham aqidah tersendiri yang menyimpang. Penyimpangan itu bila disimpulkan antara lain:

  1. Sekte Sabaisme dalam Syiah berkeyakinan bahwa Jibril salah menurunkan wahyu kepada Muhammad, seharusnya kepada Ali bin Abi Thalib.
  2. Mereka memiliki mushaf Al-Quran versi mereka sendiri yang isinya tidak sama dengan mushaf yang dikenal sekarang ini. Kulaini menjelaskan dalam bukunya “Al-Kafi” bahwa Ja‘far Shodiq berkata,”Kami mempunyai mushaf Fathimah. Sebuah mushaf yang isinya seperti Al-Quran kalian 3 kali. Demi Allah, tidak ada satu huruf pun isinya dari Al-Quran kalian”.
  3. Mereka meyakini bahwa imam mereka ada 12 dan semuanya memiliki mukjizat seperti Nabi dan telah diberi wasiat dan rahasia ajaran Islam. Sehingga mereka berhak menerangkan ajaran Islam yang orang lain tidak diberitahu menjadi rahasia mereka sendiri. Mereka yakin bahwa para imam itu dititipi ilmu oleh Rasulullah SAW untuk menyempurnakan syariat. Tidak ada perbedaan antara imam dengan Rasulullah SAW kecuali bahwa Rasulullah SAW menerima wahyu.
  4. Para imam itu diyakini berada pada derajat ma‘shum yang tidak mungkin berdosa dan terpelihara dari segala kesalahan, kelalaian serta dosa-dosa baik besar atau kecil.
  5. Mereka meyakini bahwa imam mereka yang ke-12 sedang ghaibah (menghilang) ke dalam sebuah gua di Samara (surro man ra‘a), sebuah kota kecil di Iraq dekat sungai Tigris utara Baghdad. Suatu hari nanti imam ke-12 itu akan muncul lagi (roj‘ah). Karena itu sekarang setiap ba‘da maghrib mereka rajin berdiri di pintu gua bahkan menyediakan sebuha kendaraan untuk pergi. Perbuatan ini terus berlangsung tiap malam. Harapan mereka imam itu akan datang untuk memenuhi keadilan sebagaiman bumi sedang dipenuhi dengan kekejaman dan kezoliman. Imam ke-12 ini juga akan melacak lawan-lawan syiah sepanjang sejarah.
  6. Dalam menyebarkan paham yang sesat seperti ini senjata andalan mereka adalah TAQIYAH, yaitu siasat berbohong dan menyembunyikan sementara inti ajaran mereka dan identitas aqidah mereka sehingga orang mengira apa yang mereka ajarkan itu sesuai dengan aqidah mereka sebelumnya. Sat orang-orang itu sudah percaya dan bertambah taat, baru identitas asli ajaran mereka dibenamkan. Karena itu semua fakta yang kami sampaikan disini pasti tidak ada satupun yang mereka akui. Mereka punya seribu satu macam cara untuk mengingkari fakta-fakta ini, karena mereka punya prinsip taqiyah. Sehingga orang-orang awam yang sebelumnya sudah paham tentang sesatnya syiah akan berbalik menjadi pembelanya. Senjata ini benar-benar ampuh untuk memperdaya generasi muda Islam yang ilmu sejarahnya dangkal dan wawasannya sempit.
  7. Salah satu daya tarik mereka untuk mencari pendukung adalah ‘fasilitas’ kawin mut‘ah atau kawin kontrak. Hakikatnya tidak lebih dari pelacuran yang diberi kemasan agama. Dengan beragam dalih, mereka menghalalkan zina seperti ini. Memang sejarahnya, Rasulullah SAW pernah membolehkan nikah mut‘ah, namun setelah itu dilarang secara total dan hukumnya dinasakh. Semua shahabat dan para ahli ilmu sepakat bahwa mut‘ah itu telah diharamkan Allah selamanya. Oleh kelompok syiah, nikah seperti ini dibolehkan dan menjadi salah satu pesona dan daya tarik buat mereka yang suka zina.
  8. Mereka juga memiliki hari raya yang lebih mereka hormati dari Idul Fithri dan Idul Adha, yaitu hari raya Ghadir Khom. Selain itu mereka juga mengagungkan hari raya Nairuz, hari raya agama majusi penyembah api. Juga hari raya tanggal 9 Rabiul Awwal sebagai hari raya ‘bapak’ mereka, Abu Lu‘lu‘ah. Abu Lu‘lu‘ah adalah orang yang berhasil membunuh Umar bin Al-Khattab.
  9. Kebencian mereka kepada para sahabat Nabi dan mengatakan mereka berdosa telah merampas khilafah dari Ali bin Abi Thalib. Sebagian syiah malah mengkafirkan para shahabat Nabi radhiyallahu anhum. Sebaliknya mereka mengagungkan ahlul bait atau keluarga nabi. Ahlul bait ini adalah para shahabat nabi yang utama, tetapi oleh kelompok syiah ini, ahlul bait diseret-seret masuk dalam perangkap aqidah mereka, sehingga seolah-olah antara ahlul bait dengan shahabat yang lain ada pemisah dan permusuhan.

Padahal di zaman para shahabat, syiah yang sesat seperti ini belum lagi muncul. Bahkan Hasan dan Husein serta Ali Zaenal Abidin yang sering mereka klaim sebagai imam mereka pun tidak tahu menahu dengan ulah syiah sesat ini. Syiah yang sesat ini baru muncul jauh di kemudian hari setelah generasi para shahabat dan sebagian tabi‘in telah meninggal.

Aktor intelektual di belakang syiah sesat ini tidak lain adalah Abdullah bin Saba‘ yang dalam sejarah otentik terbukti menjadi provokator di wilayah-wilayah Islam. Dia telah menyebarkan fitnah, berita bohong, kebencian kepada para shahabat serta paham yang merusak. Dia tidak lain adalah yahudi Yaman yang berpura-pura masuk Islam. Identitas keyahudiannya sangat menonjol ketika dia mengajarkan tentang imam yang akan muncul (raj‘ah), tidak mati, menjadi raja di bumi, mengathui apa yang tidak diketahui orang dan lain-lain. Ini tidak lain berakar pada paham yahudi, agama yang dipeluknya masih diakuinya bahwa selama ini dia masih beragama yahudi.

Ali bin Abi Thalib sendiri sebagai tokoh yang dijadikan umpan oleh Abdullah bin Saba‘ untuk memunculkan konflik di antara para shahabat, bukan tidak tahu ulahnya. Bahkan Ali bin Abi Thalib sendiri yang berkehendak untuk membunuhnya. Namun atas nasehat dari Abdullah bin Abbas, musuh islam itu tidak jadi dibunuh namun di buang ke Madain.

Sosok Abdulah bin Saba‘ oleh para pengikut fanatik syiah sering dikabur-kaburkan dan dengan segala argumentasi mereka mengatakan bahwa Abdullah bin Saba‘ adalah tokoh fiktif serta sekedar tokokh rekaan musuh-musuh syiah. Padahal sejarah dunia telah mengenal sosok ini dengan beragam ulahnya meski mereka memungkiri dengan berbagai dalih.

Wallahu a‘lam bishshowab.

Kumpulan Fatwa pusat konsultasi Syariah

(Visited 468 times, 1 visits today)

Beri Komentar (via FB)

http://bursanurulfikri.com/

Lihat Juga:

Natal Dan Toleransi

Oleh Ustadz Abdullah Haidir, Lc. Membaur, akrab, tolong menolong dalam bermasyarakat walau beda agama, tapi …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *