Manhajuna.com – Dambaan Setiap Pasangan: Harmoni yang abadi. Namun, dalam setiap bahtera rumah tangga, terkadang badai datang. Kisah nyata berikut menunjukkan kunci keutuhan yang sangat dirindukan: kembali kepada Allah .
Kisah Nyata Pasangan Suami Istri
Seorang suami muda berbagi pengalaman indahnya.
“Pada suatu hari, saya pulang ke rumah setelah lelah bekerja seharian penuh. Begitu saya membuka pintu, istri saya sudah menunggu dengan wajah marah dan emosi yang meluap. Ia langsung menyerang saya dengan beberapa pertanyaan bernada tinggi, bagai sambaran halilintar. Saya berusaha mengendalikan diri, tetapi emosi saya pun turut memanas.
Ketegangan ini berlangsung sejak malam hari hingga menjelang waktu Subuh. Puncaknya, istri saya membuat keputusan ingin keluar dan pulang ke rumah orang tuanya. Saya berusaha menenangkan keadaan, namun ia tetap bersikeras.
Istri saya masuk ke kamar menyiapkan tas untuk pergi. Saya pun membiarkannya, karena saya sendiri tidak tahu harus berbuat apa, lantaran emosi saya masih memuncak.
Alhamdulillah, rumah kami berdekatan dengan masjid. Saat itu sudah hampir masuk waktu azan Subuh. Saya segera menuju masjid, berwudu, dan salat dua rakaat. Setelah azan berkumandang, saya ikut salat berjemaah.
Selesai salat, saya memutuskan untuk i’tikaf di masjid. Saya duduk sambil beristighfar selama kurang lebih satu jam. Setelah itu, saya pun pulang ke rumah.
Saya membuka pintu. Istri saya duduk menanti saya. Wajahnya terlihat ceria dan tersenyum lebar. Saya mengucapkan salam, dan saya bertanya apakah ia masih bertekad meninggalkan rumah.
Istri saya menjawab dengan tenang, ‘Tidak, saya tadi ingin meminta maaf atas apa yang sudah terjadi.’
Saya berbicara sendiri dalam hati: Sungguh aneh, apa yang telah terjadi? Saya pun menanyakan kepada istri tentang perubahan drastis ini.
Ia menjelaskan, ‘Saya juga tidak tahu. Yang jelas, sejak sekitar satu jam yang lalu, saya menikmati ketenangan. Saya menyadari kesalahan saya. Allah memberi ketenangan.’
Saya pun teringat bahwa waktu tersebut adalah saat saya sedang tekun beristighfar setelah salat di masjid. Saya teringat pesan Rasulullah :
“Siapa yang tekun beristighfar (meminta ampunan), niscaya Allah memberinya jalan keluar dari setiap kesempitan, menjadikan penyelesaian bagi setiap kegundahannya, dan memberinya rezeki dari sumber yang tidak disangka-sangka.” (HR Abu Daud, Ibnu Majah, Ahmad, dll).
Rasulullah tidak berujar dari keinginan sendiri, bahkan ucapan beliau adalah wahyu (QS. an-Najm: 3-4).”
Pelita Hidup dan Iktibar: Menyelesaikan Masalah dengan Rahmat
1. Rumah Allah Adalah Sumber Rahmat: Masjid adalah tempat utama untuk mencari ketenangan dan pertolongan, sesuai dengan doa masuk masjid.
2. Keberkahan I’tikaf: Seorang mukmin yang i’tikaf di rumah Allah akan didoakan oleh para malaikat.
3. Jauhi Kekusutan: Insan yang jauh dari rumah Allah dan zikrullah akan menghadapi berbagai kekusutan hidup.
4. Keindahan Akhlak: Indahnya akhlak pasangan mukmin, saat terjadi keretakan, usaha penjernihan segera ditemukan.
5. Segera Kembali kepada Allah: Bagi seorang mukmin, kekusutan tidak dibiarkan berlarut, melainkan cepat diatasi dengan bijak dan kembali kepada Allah , al-Mawla (Pelindung).
6. Doa yang Diaminkan Malaikat: Jika Anda beristighfar bagi pasangan atau sahabat Anda, doa istighfar tersebut akan diaminkan malaikat.
7. Respons Malaikat: Respons malaikat tersebut adalah: (Amin, dan Anda juga mendapat seperti yang Anda doakan).
8. Saling Melengkapi: Pandailah menilai sisi positif pasangan Anda, dan bijaklah melihat kekurangannya. Hiduplah saling membantu dan saling mengisi dengan baik dan efektif.
9. Pentingnya Zikir: Banyak keretakan dan kekusutan hubungan keluarga terjadi karena tidak diterapkannya sunnah berzikir dan beristighfar.
10. Keluarga yang Dirahmati: Keluarga yang tekun beristighfar, kehidupan mereka akan dirahmati Allah .
11. Istighfar Sebagai Solusi: Istighfar adalah penyelesai masalah hidup, karena masalah pada umumnya lahir dari rentetan dosa dan kesalahan terdahulu.
12. Variasi Istighfar: Sangat banyak jenis dan variasi istighfar yang seharusnya menjadi amalan keluarga untuk menjamin keharmonisan.
13. Kekayaan Istighfar: Di samping Istighfar Qurani, Istighfar Nabawi juga sarat dengan hikmah.
14. Bencana bagi Iblis: Sebaliknya, istighfar adalah salah satu faktor kebinasaan bagi Iblis terkutuk.
15. Pilih Kemenangan Sejati: Biarlah “kalah” demi mencapai kemaslahatan, jangan ingin menang sendiri, yang akhirnya dimenangkan adalah Iblis.
16. Solusi Menunda Masalah: Sikap menunda proses penyelesaian kekusutan hanya akan menambah masalah.
17. Berpikir Positif: Seorang mukmin senantiasa mengutamakan cara berpikir yang positif dan cemerlang.
18. Saling Memaafkan: Tiada gading yang tak retak, setiap orang memiliki kelemahan. Istighfar dan pemaafan adalah kuncinya.
19. Induk Doa: Istighfar termasuk induk doa dan aset yang sangat mahal.
20. Ganjaran Pemaafan: Besarnya ganjaran kemaafan, hanya Allah yang mengetahuinya (QS. al-Shura: 40).
21. Seruan Memaafkan: Sangat banyak terdapat dalam Kitabullah ayat yang menyeru agar mukmin hidup saling memaafkan (QS. Ali ‘Imran: 134; Al-Syura: 40).
22. Didampingi Malaikat: Mukmin yang menikmati keindahan dan kemanisan istighfar, senantiasa didampingi malaikat.
23. Senjata Saat Damai: Seringlah menggunakan senjata istighfar saat tenang dan damai, agar saat diperlukan akan terasa mudah dan serasi untuk digunakan.
24. Ketaatan Mengiringi Kesalahan: Istighfar sesudah keretakan berarti ketaatan mengiringi kedosaan (QS. al-Ra‘ad: 22; Fussilat: 34).
25. Dosa yang Berkelanjutan: Keretakan yang dibiarkan, bermakna kedosaan akan beranak dan berlanjut.
26. Raih Ganjaran: Rebutlah ganjaran besar dari kemanisan ketaatan dan istighfar.
27. Pelajari Istighfar: Marilah menyingkap keindahan istighfar dalam Al-Qur’an dan Hadis, termasuk Sayyidul Istighfar (Penghulu Istighfar).
28. Selesaikan Segera: Selesaikanlah permasalahan Anda dengan segera, jangan dibawa ke Negeri Pembalasan (Akhirat).
29. Keunikan Hidup Mukmin: Lembaran hidup mukmin itu unik, karena Allah yang mengurus kehidupan mereka. Iman membawa berkah.
30. Cari Solusi Rahmat: Bijaklah mencari solusi yang mendatangkan rahmat bagi permasalahan kehidupan yang Anda hadapi.
Ketika para sahabat bertanya, Rasulullah pernah mengajarkan istighfar berikut:
“Ya Allah, berilah kami maghfirah (keampunan), karuniailah kami limpahan rahmat kasih sayang-Mu, terimalah taubat kami. Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang (Maha Rahim).” (HR. an-Nasai’ dan Ibnu Sunni).
Risalah Ma’had Darul Ikhlas (MDI) Sumut.
Bersama Buya (Dr.) Ahmad Asri Lubis Lc., MA. ().
12 Jumadil Akhir 1447, 03 Desember 2025.
(MRS)
Manhajuna Ilmu dan Inspirasi Islam