Hijri Calendar by Alhabib
Beranda / Kajian / Meraih Pertolongan dengan Keagungan Sholat
>> Sponsorship/Donasi Website Manhajuna <<

Meraih Pertolongan dengan Keagungan Sholat

Oleh : Abu Kautsar

Mohamad Al-Fatih dengan dua ratus lima puluh ribu pasukannya mengepung Konstantinopel (Istanbul) selama empat puluh hari empat puluh malam. Pasukannya hampir putus asa dengan kondisi ini tapi dengan memohon pertolongan kepada Allah swt dan pasukan diperintahkan mendirikan shalat berjamaah yang dipimpin langsung olehnya, kemudian tawakal dan berusaha memperbaiki taktik dan strategi perang akhirnya Imperium Binzantyum Romawi timur yang berpusat di Istanbul takluk. Dari sinilah Turkey dengan Khilafah Utsmaniyahnya menguasai peradaban dunia selama kurang lebih enam ratus tahun ( 1327 – 1924 M ). Dan inilah salah satu yang membuat para pendengki Islam menjadi alergi dan paranoid akan kejayaan Islam.

Shalat adalah wasilah yang agung bagi seorang hamba dalam memohon pertolongan kepadaNya. Allah SWT memerintahkan Nabi SAW dikala hatinya bersedih, duka dan gundah gulana serta mengalami jalan buntu dalam menghadapi masalah yang sekiranya sudah tidak ada lagi pertolongan kecuali Allah:

وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّكَ يَضِيقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُولُونَ فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِّنَ الساجدين واعبد رَبَّكَ حتى يَأْتِيَكَ اليقين )

Dan kami sungguh mengetahui bahwa dadamu menjadi sempit karena apa yang mereka ucapkan, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu termasuk orang-orang yang bersujud.” (QS. Al-Hijir: 97-98).

قال حذيفة : “رجعت إلى النبي صلى الله عليه وسلم ليلة الأحزاب وهو مشتمل في شملة يصلي وكان رسول الله إذا حزبه أمر صلى (أخرجه المروزي في تعظيم قدر الصلاة )

Hudzaifah berkata, “Aku kembali ke Nabi SAW pada malam perang ahzab dan Nabi SAW berselimut dan dalam selimut beliau shalat ” dan beliau apabila menghadapi problem yang sangat berat dan buntu memohon kepada Allah swt dengan shalat”

وقد قال علي بن ابي طالب : لقد رأيتنا ليلة بدر وما فينا إلا نائم غير النبي صلى الله عليه وسلم يصلي ويدعو حتى أصبح “(النسائي في السنن الكبرى )

Dan Ali Bin Abi Thalib berkata, “Sungguh kami menyaksikan pada malam perang Badar apa yang kami lakukan kecuali tidur, berbeda dengan Nabi, Shalat dan berdoa sampai pagi (Annasai dalam kitab asunan alkubra)

Ketika Nabi Musa Alaihissalam menghadapi permasalahan yang sangat berat di tengah kaumnya dan menghadapi tiran dan thagut Fira’un, Allah swt memerintahkannya agar memperbanyak shalat

وأجعلوا بيوتكم قبلة (يونس ؛ ٨٧ )

Jadikan rumahmu kiblat (shalat) ” (QS. Yunus: 87)

Kalau kondisi saat ini memperbanyak shalat, dzikir dan doa serta tawwakal dimana kondisi sekarang banyak dirasakan sempit oleh manusia seluruh dunia karena penularan wabah CORONA .

Manusia dalam menghadapi manifestasi kehidupan adakalanya dihadapkan dengan musibah, bencana dan wabah atau sejenisnya, adalah fitrah sebagai manusia merasakan duka Nestapa dan gundah gulana.  Nabi Saw manusia yang paling banyak mengalami demikian, maka memperbanyak shalat dan dzikir dapat meredakan hati dari rasa sedih dan duka. Dzikir pengusir rasa sedih dan duka yang Nabi ajarkan adalah :

لا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ، وَرَبُّ الْأَرْضِ، وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ

Dzikir penawar rasa sedih lainnya juga di ajarkan Nabi saw agar memperbanyàk sholawat kepadanya. Ibnu Qayim dalam kitabnya “Jalau Afham fi shalati wassalaami ‘ala khoirlanam” mengatakan bahwa diantara pengusir rasa sedih dan duka adalah dengan memperbanyak sholawat kepada Nabi Saw:

” يا رسول الله أرأيت إن جعلت صلاتي كلها عليك ؟ قال : إذا يكفيك الله اهمك من أمر دنياك وآخرتك “[ رواه ابن أبي شيبة في مسنده واختاره ]

Ya Rasulullah apakah kamu lihat semua sholawatku semuanya untukmu? Nabi berkata, “Kalau begitu Allah mencukupkan rasa sedihmu akan urusan dunia dan akhiratmu.”

Obat penawar hati dari rasa sedih dan duka lainnya adalah dengan menjadikan rasa sabar dan shalat sebagai penolongnya sebagaimana firman Allah swt :

Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar .” ( QS. Al-Baqarah: 153 )

Nabi saw, para shabat dan salafusoleh menjadikan rasa sabar dan shalat sebagai penolong dalam kehidupannya. Sabar juga sebagai sarana untuk meraih kemenangan dalam pernak pernik dan problematika kehidupan.

Ketahuilah sesungguhnya kemenangan itu bersama kesabaran.’ ( HR.Ahmad, Alhakim, At-Thabrani dan Al-Baihaqi )

(Manhajuna/IAN)

(Visited 67 times, 1 visits today)

Beri Komentar (via FB)

http://bursanurulfikri.com/

Lihat Juga:

Khutbah Jumat di Masjidil Haram

Oleh: Ustadz Ahmad Musyaddad Bagi segenap kaum muslimin yang berada di Masjidil Haram dan ingin …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *