Hijri Calendar by Alhabib
Beranda / Hikmah / Pahitnya Dampak dan Implikasi Dosa
>> Sponsorship/Donasi Website Manhajuna <<

Pahitnya Dampak dan Implikasi Dosa

Manhajuna.com – Betapa indahnya agama Islam yang menjadikan tujuan utama dari ibadah puasa (shiyam/الصيام) adalah untuk melahirkan insan yang bertakwa (لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ), serta menghapus dosa-dosa yang telah lalu (غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ). Ini menunjukkan betapa besar dampak dan implikasi dari dosa dalam kehidupan manusia.

Berikut ini dikemukakan analisis makna ayat ke-17 dalam surah An-Nisa’ sebagaimana terdapat dalam kitab tafsir klasik, disusul dengan pemikiran bernas dari penulis buku Ad-Da’ wa Ad-Dawa’ (Penyakit dan Obatnya).

Tadabbur (QS. An-Nisa’: 17)

يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ

Melakukan dosa karena kejahilan

إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ يَتُوبُونَ مِن قَرِيبٍ فَأُولَٰئِكَ يَتُوبُ اللَّهُ عَلَيْهِمْ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

Taubat yang diterima oleh Allah hanyalah bagi mereka yang melakukan kejahatan karena kejahilan, kemudian mereka segera bertaubat. Maka merekalah yang diterima taubatnya oleh Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisa’: 17)

Tafsir al-Qurthubi (الجامع لأحكام القرآن)

Kejahatan (السوء) yang disebut dalam ayat ini dan dalam surah Al-An’am ayat 54 mencakup kekufuran dan seluruh bentuk maksiat.

Setiap orang yang bermaksiat kepada Allah digolongkan sebagai orang yang jahil, hingga ia meninggalkan kemaksiatan tersebut.

Imam Qatadah (رحمه الله) mengatakan para sahabat Rasulullah sepakat bahwa segala bentuk maksiat berasal dari kejahilan, baik dilakukan secara sengaja maupun karena tidak tahu. Demikian pula menurut Ibnu Abbas, Qatadah, Dhahhak, Mujahid, dan As-Suddi (رحمهم الله). Bahkan dalam riwayat dari Dhahhak dan Mujahid, disebutkan bahwa jahalah (بِجَهَالَةٍ) di ayat ini bermakna dilakukan secara sengaja.

Menurut Ikrimah (رحمه الله), seluruh urusan duniawi adalah bentuk kejahilan, karena mengabaikan ketaatan kepada Allah.

Pendapat ini selaras dengan peringatan Allah:

إِنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ

“Kehidupan dunia hanyalah permainan dan kesia-siaan.” (QS. Muhammad: 36)

Az-Zajjaj (رحمه الله) menjelaskan bahwa makna (بجهالة) adalah karena si pelaku dosa memilih kenikmatan yang fana dan meninggalkan kenikmatan abadi.

Ada pula yang berpendapat (بجهالة) berarti karena tidak menyadari seberapa besar dampak atau konsekuensi dari dosa yang dilakukan (لَا يَعْلَمُونَ كُنْهَ الْعُقُوبَةِ), sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Faurak (رحمه الله).

Ibnu ‘Athiyyah (رحمه الله) menilai pendapat ini lemah, namun pandangan Ibnu Faurak sangat sejalan dengan gagasan dari penulis buku Ad-Da’ wa Ad-Dawa’ sebagaimana akan dijelaskan berikutnya, insyaAllah.

Penutup

1. Orang yang berbuat dosa melakukannya karena kejahilan. Seharusnya manusia tidak akan berani melanggar aturan Allah jika mereka sadar. Para ulama berkata: “Seandainya mereka mengenal kebesaran Allah, niscaya mereka tidak akan bermaksiat kepada-Nya.”
2. Seorang pendosa dianggap jahil hingga ia meninggalkan perbuatannya.
3. Pendosa memilih kenikmatan dunia yang sementara, dan melupakan kenikmatan akhirat yang abadi.
4. Mereka melakukan dosa karena tidak tahu atau tidak sadar akan dampak dan bahaya besar yang ditimbulkan oleh dosa tersebut. Dalam buku Ad-Da’ wa Ad-Dawa’, disebutkan lebih dari 30 dampak negatif dosa terhadap agama, harta, keluarga, hati, akal, dan aspek kehidupan lainnya. (والله المستعان)

Menyingkap Dampak Dosa dalam Kehidupan

Merujuk karya Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah (691–751 H)

Subhanallah, pelaku dosa akan menghadapi berbagai kepahitan hidup sebagai bentuk balasan dan siksaan di dunia sebelum datangnya akhirat. Menurut Imam Ibnul Qayyim (رحمه الله), terdapat lebih dari 30 dampak dosa. Jika seseorang terkena salah satu saja dari dampak tersebut, maka itu sudah sangat serius dan berbahaya. Apalagi jika terkena lebih dari satu.

Mereka yang mencintai akhirat akan sangat peka dan khawatir terhadap hal ini. Sebaliknya, para pecinta dunia cenderung tidak peduli. Wal ‘iyadzu billah!

Di antara dampak-dampak dosa adalah:
1. Menyebabkan hati sakit dan tidak normal.
2. Membutakan mata hati dan memadamkan cahaya iman.
3. Menutup pintu ilmu dan menghalangi hidayah.
4. Menjadikan jiwa kecil, rendah, dan hina.
5. Menyerahkan diri kepada tawanan syaitan.
6. Terpenjara dalam syahwat dan hawa nafsu.
7. Menurunkan martabat di sisi Allah dan manusia.
8. Mendapat celaan, bukan pujian.
9. Melemahkan akal dan kecerdasan.
10. Memutus hubungan dengan Allah.
11. Menghilangkan keberkahan dunia dan akhirat.
12. Termasuk golongan manusia paling rendah.
13. Terhina di hadapan makhluk.
14. Dosa mengkhianati saat dalam kesulitan.
15. Membutakan hati nurani.
16. Memberi keuntungan pada musuh.
17. Melupakan jati diri sebagai hamba.
18. Menyebabkan nikmat yang ada hilang.
19. Menghalangi nikmat yang akan datang.
20. Malaikat menjauhi pelaku dosa.
21. Mengundang kehancuran dunia dan akhirat.
22. Menyebabkan kerusakan di muka bumi.
23. Berdampak pada fisik dan penampilan.
24. Memadamkan semangat cemburu terhadap kemungkaran.
25. Menghilangkan rasa malu.
26. Melemahkan rasa pengagungan kepada Allah.
27. Allah meninggalkannya.
28. Keluar dari lingkungan orang-orang ihsan.
29. Melemahkan hati untuk kembali kepada Allah.
30. Menghilangkan nikmat dan mendatangkan bencana.
31. Menimbulkan rasa takut dan cemas.
32. Menanamkan rasa liar dalam hati.

Risalah Syawal Ma’had Darul Ikhlas (MDI)
Bersama Buya (Dr.) H. Ahmad Asri Lubis, Lc., MA.
5 Syawal 1446 H/6 April 2025 M

 

(MRS)

(Visited 159 times, 1 visits today)

Beri Komentar (via FB)

http://bursanurulfikri.com/

Lihat Juga:

Sabar = Selamat Cuplikan nasihat Imam Syathibi rahimahullah untuk kita

Beberapa potongan bait matan Syathibiyyah, yang ditulis oleh imam besar dunia Islam, yang para ulama …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *