Oleh: Aji Teguh, S.T., M.Sc.
Manhajuna.com – Semoga Allah memudahkan kita dalam menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan yang telah mencapai pertengahannya. Amin ya Rabbal ‘alamin.
Bulan Ramadhan memiliki keutamaan yang luar biasa. Di dalamnya terdapat banyak peluang bagi seorang Muslim untuk melipatgandakan pahala. Ramadhan adalah momentum terbaik untuk meningkatkan kualitas ibadah, seakan mengalami quantum leap dalam amalan kebaikan.
Lompatan Quantum dalam Ibadah
Dalam Fisika Quantum, terdapat konsep lompatan Quantum (quantum leap), yaitu perubahan tingkat energi elektron yang dapat berpindah dari satu orbit ke orbit lainnya dalam atom. Elektron yang naik ke orbit lebih tinggi memerlukan energi, sementara yang turun akan melepaskan energi dalam bentuk foton atau cahaya.
Fenomena ini dapat menjadi analogi dalam ibadah kita di bulan Ramadhan. Ramadhan adalah kesempatan bagi kita untuk melakukan ‘lompatan spiritual’, meningkatkan kualitas diri dengan memperbanyak amal salih yang dapat mengangkat derajat kita di sisi Allah.
Setidaknya ada tiga amalan untuk orang-orang beriman yang menjalankan ibadah puasa, untuk meraih ‘lompatan kuantum’ dalam ibadah di bulan Ramadhan, di mana amalan ini memiliki keutamaan dan ganjaran luar biasa:
1. Lompatan Quantum dengan Tilawah Al-Qur’an
وَعَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ حَسَنَةٌ وَالحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَ، لاَ أَقُوْلُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf, tetapi aliif itu satu huruf, laam itu satu huruf, dan miim itu satu huruf.” (HR. Tirmidzi, no. 2910. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih)
Dalam bulan Ramadhan, pahala membaca Al-Qur’an dilipatgandakan lebih dari biasanya. Artinya, jika membaca Alif Lam Mim di luar Ramadhan mendapatkan 30 kebaikan, maka di Ramadhan nilainya bisa lebih dari nilai tersebut.
Imam Syafi’i rahimahullah dikisahkan mengkhatamkan Al-Qur’an 60 kali dalam bulan Ramadhan, yang artinya beliau membaca Al Quran dua kali khatam sehari. Hal ini menunjukkan betapa besar perhatian para ulama terhadap tilawah Al-Qur’an di bulan yang penuh berkah ini. Maka dari itu, manfaatkan waktu luang di mana pun, seperti saat menunggu, di perjalanan, atau sebelum tidur. Gunakan aplikasi Al-Qur’an jika tidak membawa mushaf. Mari kita targetkan minimal satu kali khatam selama Ramadhan.
2. Lompatan Quantum dengan Umrah di Bulan Ramadhan
فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ تَقْضِى حَجَّةً مَعِى
“Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan senilai dengan haji bersamaku.” (HR. Bukhari No. 1863)
Hadis ini menunjukkan bahwa pahala umrah di bulan Ramadhan setara dengan pahala haji bersama Rasulullah, meskipun tidak menggantikan kewajiban haji. Imam An-Nawawi menegaskan bahwa hadis ini menunjukkan keutamaan besar bagi mereka yang melaksanakan umrah di bulan suci ini.
Bagi rekan-rekan yang tinggal dan bekerja di Arab Saudi, kesempatan ini sangat berharga karena lebih mudah untuk menjalankan umrah di bulan Ramadhan. Rencanakan umrah sejak awal Ramadhan untuk menghindari kepadatan di akhir bulan. Pastikan kondisi fisik prima agar dapat beribadah dengan maksimal.
3. Lompatan Quantum dengan Lailatul Qadar
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril.” (QS. Al Qadr/97: 3-4)
Makna dari ayat ini di mana ibadah pada Lailatul Qadar lebih baik daripada ibadah selama 83 tahun 4 bulan! Ini adalah kesempatan luar biasa yang hanya diberikan kepada umat Nabi Muhammad ﷺ, tidak diberikan kepada umat sebelumnya.
Mayoritas ahli tafsir menyatakan bahwa maksud dari Malam Qadar lebih baik dari seribu bulan adalah bahwa amal kebajikan di dalamnya lebih baik dari amal kebajikan selama seribu bulan yang di dalamnnya tidak ada Malam Qadar (Al Qurthubi, al-Jami’ li Ahkamil Qur’an, Riyadl-Daru ‘Alam al-Kutub, 1423 H/2003 M, juz XX, halaman 131). Karena waktunya tidak dapat diketahui secara pasti, para ulama menyarankan untuk menghidupkan seluruh malam-malam ganjil di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Jangan sampai kita kehilangan malam penuh keberkahan ini!
Agar dapat kemungkinan Lailatul Qadar lebih besar, perbanyaklah shalat malam dan dzikir. Perbanyak doa, terutama doa yang diajarkan Rasulullah ﷺ: “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni” (Ya Allah, Engkau Maha Pengampun dan mencintai keampunan, maka ampunilah aku).
Sedekah di malam-malam ganjil untuk mendapatkan pahala berlipat.
Kisah Sahabat: Keutamaan Ramadhan Melebihi Mati Syahid di Medan Perang
Dari Thalhah bin Ubaidillah, dia berkata: “Ada dua orang dari Baly yang datang kepada Rasulullah saw., keduanya memeluk Islam, dan salah seorang di antara mereka lebih giat beribadah dibandingkan yang lain. Kemudian, yang lebih giat beribadah tersebut ikut berperang dan syahid. Setelah itu, orang yang satunya lagi tinggal selama satu tahun dan kemudian meninggal. Thalhah berkata: “Kemudian aku melihat dalam mimpi, ketika aku berada di pintu surga, tiba-tiba aku melihat keduanya. Lalu keluar seorang penjaga dari surga dan memberikan izin kepada yang meninggal terakhir dari keduanya, kemudian keluar lagi dan memberikan izin kepada yang syahid, kemudian dia kembali kepadaku dan berkata: “Kembalilah, karena waktumu belum tiba.”
Setelah itu, Thalhah menceritakan hal tersebut kepada orang-orang, dan mereka sangat heran mendengarnya. Kabar itu sampai kepada Rasulullah saw., dan mereka menceritakan kepadanya. Rasulullah saw. bertanya: “Mengapa kalian heran dengan hal itu?” Mereka menjawab: “Wahai Rasulullah, orang ini lebih giat beribadah di antara keduanya, kemudian dia syahid, sementara orang yang lainnya masuk surga lebih dahulu darinya!” Rasulullah saw. menjawab: “Bukankah orang yang terakhir itu tinggal lebih lama setelahnya?” Mereka menjawab: “Ya” Rasulullah saw. bertanya lagi: “Apakah dia sempat melewati bulan Ramadhan dan berpuasa, serta melakukan shalat seperti ini dan itu dalam setahun?” Mereka menjawab: “Ya” Rasulullah saw. bersabda: “Maka antara keduanya lebih jauh jaraknya daripada jarak antara langit dan bumi.” (HR. Ibnu Majah: 3925)
Hadis ini menunjukkan bahwa ibadah di bulan Ramadhan dapat mengangkat derajat seseorang lebih tinggi daripada mati syahid. Ini adalah motivasi bagi kita semua untuk memaksimalkan bulan suci ini dengan ibadah yang maksimal.
Maksimalkan Ramadhan untuk Lompatan Spiritual
Ramadhan adalah bulan di mana seorang Muslim bisa melakukan quantum leap dalam amalannya:
– Tilawah Al-Qur’an: Pahala yang berlipat ganda.
– Umrah di bulan Ramadhan: Pahalanya setara dengan haji bersama Rasulullah ﷺ.
– Lailatul Qadar: Lebih baik dari 83 tahun ibadah.
Mari jangan sampai kita menyesal ketika Ramadhan berlalu tanpa kita memanfaatkannya dengan optimal. Semoga Allah memberi kita taufik dan kekuatan untuk memaksimalkan ibadah di bulan yang penuh berkah ini.. aamiin.
Riyadh, 15 Ramadhan 1446 H/15 Maret 2025 M
(MRS)