Oleh : Abu Kautsar
Ada apa dengan negeri ini? Musibah gempa dan tsunami datang silih berganti seakan menampakkan kebencian terhadap penduduk bumi Indonesia tercinta, mungkinkah Allah sangat murka melihat tingkah kita yang selalu bangga dan penuh dengan dosa-dosa? t
Trauma dan terkejut kita belum hilang dengan gempa dan tsunami yang terjadi di Donggala Palu Sulteng, ada kampung yang bernama Balaroa dengan 740 rumah rata seketika. Bencana demi bencana sepertinya memaksa kita semua agar membuka mata dan hati bahwa Allah SWT dengan sangat mudah apabila menghendaki sesuata atas ciptaanya sebagaimana termaktub dalam Al-Quran
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَن يَقُولَ لَهُ كُن فَيَكُونُ
يس : ٨٢
“Sesungguhnya apa yang menjadi perintahnya apabila Dia menghendaki sesutu hanyalah berkata kepadanya ‘jadilah !’ maka terjadilah.”
Duka dan nestapa gempa di NTB belum juga reda dan sirna, banyak bangunan luluh lantah dan porak porand. Tidak seorang ahlipun mampu mencegah terjadinya gempa. Manusia hanya mampu mendeteksi tapi kapan dan bagaimana terjadinya adalah kuasa Allah SWT Tuhan semesata Alam.
Muslim sejati yang mampu menangkap dan meyakini wasiat dari Nabi SAW harus menunjukan sikap empati kepada saudara-saudaranya yang sedang di landa musibah
Dan sebagai mukmin tentu tidak mengingkari teori-teori geologi apa yang menyebabkan terjadinya gempa bumi dan tsunami secara bertubi-tubi, sebagai mukmin harus mengimani bahwa di balik peristiwa itu ada kekuatan Maha Kuat yang mengatur alam semesta ini, Pemilik dan pencipta alam semesta.
Raja diraja Allah SWT yang menguasai dan yang membuat dunia dan seisinya sangatlah mudah membulak-balikan isi langit dan bumi seisinya sebagaimana FiramanYA
قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَىٰ أَن يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَابًا مِّن فَوْقِكُمْ أَوْ مِن تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ
“Katakan dialah yang Maha berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas dan dari bawah kakimu”. (QS. Al-A’nam: 65)
Salah satu sebab dan hakekat terjadinya gempa adalah sebuah hukuman dari Allah atas dosa, maksiat dan kekufuran manusia yang telah membuat kerusakan di daratan dan di lautan. Manusia tidak mampu menjaga kelestarian alam dan lingkungan, manusia tidak bisa menjaga nikmat dan amanat sehingga musibah gempa selalu terjadi ditengah pemukiman yang padat penduduknya sebagaimana telah terjadi pada zaman nabi Nuh, Nabi Sholeh dan Nabi Luth.
Itu semua membuktikan bahwa dosa dan maksiat serta kekufuran adalah faktor utama terjadinya gempa sebagai peringatan bagi manusia.
Allah SWT memerintahkan manusia agar bertaqwa kepada Rabbnya dan menyebutkan bahwa sesungguhnya gempa pada hari kiamat adalah sesuatu yang sangat besar.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ1
“Wahai manusia… bertaqwalah kepada Rabb kalian sesungguhnya gempa pada hari kiamat sesuatu yang sangat Agung.” (Al-Hajj : 1)
Pada satu hari Umar bin Al-Khattab berkhutbah setelah terjadi gempa “Wahai manusia telah terjadi gempa dan akan terulang kembali, semua itu tidaklah terjadi kecuali disebabkan berbagai dosa yang manusia lakukan”
أخرج ابن أبي شيبة في المصنف
بسند حسن عن صفية بنت أبي عبيد زوجة عبد الله بن عمر
(Di keluarkan Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Musanif dengan sanad hasan dari Shafiah bint Abi Ubaid isteri Abdullah bin Amru)
Dan gempa tidak akan terjadi kecuali karena bertambahnya kekufuran, dosa dan maksiat, Allah SWT berfirman:
وَنُخَوِّفُهُمْ فَمَا يَزِيدُهُمْ إِلاَّ طُغْيَانًا كَبِيرًا
(الإسراء;60.)
“Dan kami menakut-nakuti mereka,tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.” (QS. Al-Isra’: 60)
Rasulullah SAW memberikan parameter bahwa terjadinya gempa bumi yang terus menerus adalah salah satu alamat dekatnya hari kiamat:
لاتقوم الساعة حتى يقبض العلم وتكثر الزلازل
(رواه البخاري )
Tidak akan terjadi hari kiamat sampai hilangnya ilmu dan banyaknya gempa bumi. (HR. Bukhari)
Dan dalam riwayat lain Rasulullah SAW memberikan peringatan bahwa ketika tersebarnya zinah dan riba pada satu kaum maka Allah akan mendatangkan azab atas diri -diri mereka sebagaimana sabda Nabi SAW
ما ظهر في قوم الربا والزنا إلا أحلوا بأنفسهم عقاب الله عز وجل
(صحيح الجامع)
Penyebab lain terjadinya gempa adalah karena tidak ada lagi amar ma’ruf nahi munkar sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:
مَا مِنْ قَوْمٍ يُعْمَلُ فِيهِمْ بِالْمَعَاصِي
هُمْ أَعَزُّ وَأَكْثَرُ مِمَّنْ يَعْمَلُ بِهِ ، ثُمَّ لا يُغَيِّرُونَهُ إِلا أَصَابَهُمُ اللَّهُ بِعَذَابٍ
(رواه ابن ماجة )
Apabila satu kaum banyak berbuat maksiat mereka bangga dan kemudian tidak merubahnya kecuali Allah datangakan musibah dengan azab (HR. Ibnu Majah )
Dalam Al-Quran Gempa bumi di terangkan begitu banyak dan detail dalam berbagai ayat di antaranya yang sering kita dengar adalah pada surat Adz-Zalzalah :
إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا
“Apabila bumi di goncangkan dengan goncangan yang dasyat, dan Bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang di kandungnya.” (Az-Zalzalah: 1-2)
Gempa bumi yang terjadi di manapun hanyalah sedikit bagian dari gempa-gempa ciptaan-Nya. Dan tanda-tanda kebesara-Nya bahkan juga sebagai bala tentaranya sebagai penolong para Nabi dan Rasul dan wali-walinya dalam menegakan risalah Islam. Seperti bencana yang terjadi pada zaman Nabi Nuh, Sholeh, Syuaib dan Nabi Luth, itu semua adalah untuk memusnahkan manusia-manusia yang berada pada puncak kekufuran kepada para Nabi-Nya.
Tapi perlu diketahui bahwa gempa bumi yang lebih besar dan dahsyat adalah akan terjadi pada hari kiamat tiba sebagaimana Allah terangkan dalam Al-Quran, Allah SWT menyebutkan gempa dengan istilah yang begitu banyak seperti Adz-dzalzalah (Gempa), Arijfah (Goncangan keras), Alkhasfu (Terbenam) dan Asihah (Binasa) itu adalah kabar yang sudah terjadi dan pasti akan terjadi membinasakan umat-umat terdahulu atau umat di zaman sekarang.
Diantara hikmah dan pelajaran dari musibah gempa bumi adalah agar manusia menyadari bahwa Allah SWT Maha Besar, Maha Perkasa dan Maha Bisa menentukan sesuatu yang sulit dicerna oleh akal sehat manusia.
Peristiwa gempa yang terus menerus adalah mengisyaratkan agar manusia sebagai penduduk bumi tidak lagi berbangga dengan kekufuran, maksiat dan dosa-dosa sampai alam enggan bersahabat dengan para penduduknya, penduduk bumi bukan hanya manusia tapi ada hewan dan tumbuhan yang juga terkena dampaknya.
Kalaulah di muka Bumi tidak ada orang-orang soleh niscaya Allah membinasakan negeri-negeri dengan dzalim, Allah SWT berfirman:
وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَىٰ بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ
(هود :117)
“Dan Tuhanmu sekali-sekali tidak akan membinasakan satu negeri secara dzalim sedang penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan.” [QS. Hud: 117]
Gempa dan tsunami yang silih berganti datang adalah untuk mengingatkan kita bahwa kehidupan di dunia adalah fana, bahwa sesuatu yang goib adalah mutlaq milik Allah, kita hanya bisa berusaha tapi Allah maha penentu peristiwa hari esok, lusa dan seterusnya.
Seorang mukmin sejati selalu mengharap rahmah dari Tuhannya sekalipun telah dilanda ketakutan dan kelaparan serta kehilangan harta dan nyawa sebagaimana Firman Allah SWT :
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (156) أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ (157
“Orang-orang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan Inna lillahi wainna ilaihi rajiun, mereka mendapat solawat dan rahmat dari Tuhanya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 156-157)
(Manhajuna/IAN)