Hijri Calendar by Alhabib
Beranda / Hikmah / Pesan Seorang Ayah Kepada Putranya
>> Sponsorship/Donasi Website Manhajuna <<

Pesan Seorang Ayah Kepada Putranya

Alih Bahasa: Syarifuddin Ridwan

Seorang ayah berpesan kepada anaknya :
“Anakku sayang… Pada suatu hari nanti engkau kan mendapatiku menua, dengan perilaku yang mungkin tak logis bagimu. Maka saat itu kuharap engkau bersabar agar dapat memahamiku.

Ketika tanganku bergetar dan makanan yang kupegang tumpah di atas dadaku, atau tatkala ku tak sanggup mengenakan pakaianku, maka hiasi dirimu kesabaran. Dan ingatlah beberapa tahun yang lalu saat aku ajarkan padamu sesuatu yang kini tak sanggup aku melakukannya…!!

Bila aku sering mengulang-ulang kalimat yang kukatakan padamu, dan menceritakan kembali nostalgia masa laluku, maka jangan marah atau bosan.!! Sebagaimana dahulu sering kuulang kisah dan cerita yang sama padamu, tiada lain karena itu membuatmu gembira..! Dan karena engkau selalu memintaku menceritakan itu saat engkau masih kecil..!!

Anakku….
Kuharap kau tak menjauhiku saat tubuhku tak lagi menarik bahkan meruap aroma tak sedap. Jangan menyalahkanku. Kenanglah saat kecilmu dahulu, berbagai upaya kulakukan agar membuatmu indah di pandang mata dan dari tubuhmu berhembus wangi semerbak..?

Jangan mentertawaiku saat kau lihat kebodohan diriku dan ketakmampuanku memahami generasimu. Tapi jadilah engkau mata dan akalku agar kuraih yang luput dariku.
Akulah yang mendidik dan mengajarimu bagaimana menghadapi kehidupan ini. Lalu bagaimana engkau mengajariku hari ini apa yang perlu kuketahui dan apa saja yang tidak..!!?

Anakku..
Jangan pernah bosan padaku karena ingatanku yang kian melemah, pikiran dan kata-kataku yang lamban saat bicara padamu. Karena kebahagiaanku berbicara saat ini kala bersamamu..!! Cukup bantu aku menyelesaikan kebutuhan utamaku. Sebab aku pun masih tahu apa saja yang aku inginkan…!!

Saat kedua kakiku tiada daya membawaku ke tempat yang aku inginkan, berlemah lembutlah padaku. Dan ingatlah saat dahulu kupegang tanganmu dan menuntunmu agar engkau dapat berjalan. Usah malu meraih tanganku hari ini. Karena esok, engkau kan mencari seseorang yang dapat menggandeng tanganmu..!!

Anakku…
Pada usiaku kini, aku tak lagi berjalan menuju kehidupan sebagaimana dirimu. Tapi, aku kini sedang menanti datangnya kematian..!!! Maka tetaplah bersamaku, jangan menjauh dariku…!! Kala engkau kenang kesalahanku, maka ketahuilah, bahwa aku sungguh tak inginkan kecuali kebaikan untukmu…!!

Yang terbaik dari apa yang bisa engkau lakukan padaku adalah memaafkan salah dan kecerobohanku, menutupi aibku. Semoga ALLah mengampuni dan menutupi (aurat) mu. Senyum dan tawamu kan selalu menggembirakan ku, sebagaimana saat engkau masih kecil. Maka jangan halangi aku untuk tetap membersamaimu..!!!
Bila dahulu saat lahirmu aku di dekatmu, semoga engkau di sisiku kala kematianku..!!

(Manhajuna/IAN)

(Visited 122 times, 1 visits today)

Beri Komentar (via FB)

http://bursanurulfikri.com/

Lihat Juga:

ETIKA MENDENGAR, KAEDAH ‘8-M’ (Tafsir Qurtubi 11/176)

Bersama Buya (Dr.) Ahmad Asri Lubis (غفر الله له ولوالديه وللمؤنين). Menurut Imam Qurtubi, Ibnu …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *