Oleh: Ustadz Satria Hadi Lubis
Manhajuna.com – Hidup seimbang berarti hidup dengan menjaga dua bentuk keseimbangan, yaitu keseimbangan internal dan eksternal.
Keseimbangan internal adalah keseimbangan dalam memenuhi hak dari diri Anda sendiri. Diri Anda memiliki empat dimensi, yaitu dimensi fisik, emosional, mental dan spritual. Masing-masing dimensi perlu dilayani haknya agar diri Anda seimbang. Hak dari dimensi fisik adalah kesehatan tubuh. Hak dari dimensi emosional adalah perasaan yang bersih. Hak dari dimensi mental adalah pikiran yang jernih. Hak dari dimensi spritual adalah kedekatan dengan Tuhan. Semua itu perlu dipenuhi haknya jika Anda ingin dikatakan hidup dengan seimbang.
Keseimbangan eksternal adalah keseimbangan dalam memenuhi hak orang-orang di sekitar Anda. Anda mungkin sudah mengtahui bahwa setiap orang pasti memiliki beberapa peran yang berbeda dalam hidupnya. Anda misalnya, mungkin memiliki peran sebagai ayah bagi anak Anda, suami bagi isteri Anda, anak bagi orang tua Anda, mahasiswa jika Anda kuliah, dan juga menjadi warga di dalam lingkungan sekitar Anda. Dalam contoh tadi berarti Anda memiliki 5 peran dalam hidup Anda.
Orang yang hidupnya seimbang melayani semua peran dalam hidupnya dengan baik. Artinya, ia memenuhi semua hak dari setiap peran hidupnya. Ketika Anda dapat memenuhi semua hak tersebut, baik dalam keseimbangan internal maupun eksternal, maka Anda telah berhasil menyeimbangkan hidup Anda. Sebaliknya, jika satu atau lebih dari hak-hak dalam hidup Anda terbengkalai, maka berarti hidup Anda tidak seimbang.
Dampak dari orang yang tidak hidup seimbang
Jika Anda hidup tidak seimbang, maka Anda melawan hukum keseimbangan. Anda tak dapat melawan hukum keseimbangan itu. Cepat atau lambat Anda akan merasakan akibatnya, yaitu :
-
Gelisah terus menerus
Dampak pertama dari hidup yang tidak seimbang adalah kegelisahan yang terus menerus. Anda merasa ada yang tidak lengkap dalam hidup ini. Ada yang tercecer dan yang terabaikan, sehingga Anda sering dilingkupi rasa bersalah (feeling gulty). Mungkin Anda pernah menyaksikan film Leathal Weapon. Film yang berkisah tentang dua orang polisi. Polisi yang satu sudah lama berkarir dan bahagia dengan keluarganya. Sedang polisi yang satu lagi baru berkarir dan rumah tangganya kurang bahagia. Ia bercerai dengan istrinya. Dikisahkan dalam film itu bagaimana konflik batin yang dialami polisi yang bercerai dengan isterinya itu. Ia sering diliputi rasa bersalah dan penyesalan, sehingga hidupnya selalu gelisah. Ia digambarkan sering melakukan tindakan yang ceroboh, nekat, dan emosional dalam menjalankan perannya sebagai polisi. Untung ia selalu didampingi oleh polisi bijak yang keluarganya bahagia, sehingga selalu selamat dari bahaya melawan kekejaman penjahat.
-
Keberhasilan yang selama ini telah dicapai akan berubah menjadi kegagalan
Kehidupan yang tidak seimbang akan menghancurkan kesuksesan Anda selama ini. Sebagai contoh, ketika Anda sukses berkarir tapi abai menyediakan waktu untuk mengurus isteri/suami Anda, maka cepat atau lambat istri/suami akan ‘merongrong’ keberhasilan Anda dalam karir. Mereka akan menuntut Anda, bahkan mungkin menuntut secara berlebihan sebagai pelampiasan terhadap kewajiban Anda yang selama ini terabaikan. Jika Anda tak dapat memenuhinya, mungkin hubungan Anda dengan isteri/suami akan berakhir dengan perceraian atau pertengkaran terus menerus. Dampak dari kegagalan rumah tangga ini, bisa mengganggu konsentrasi Anda dalam karir, sehingga cepat atau lambat karir Anda yang sukses akan menurun prestasinya, bahkan dapat hancur jika Anda tak mampu mengatasinya. Ini adalah hukum keseimbangan. Hukum yang akan bereaksi ketika Anda hidup tidak seimbang.
-
Menyakiti orang lain
Ketika Anda hidup tidak seimbang, kemungkinan besar akan ada orang lain yang hak dan kewajibannya Anda abaikan. Ia mungkin akan kecewa dan sakit hati dengan Anda. Pada saat itu, Anda telah mengorbankan yang penting dalam hidup Anda, yaitu hubungan baik dengan orang lain. Rusaknya hubungan akan berdampak pada hilangnya kerjasama, bantuan dan ridho dari orang lain. Hal ini jelas akan menyulitkan Anda untuk memperoleh sukses.
-
Tidak bisa menikmati kesuksesan yang lebih besar
Jika Anda hidup tak seimbang, Anda akan sulit untuk memperoleh kesuksesan lebih besar lagi.Hal ini karena ketidakseimbangan akan menganggu konsentrasi Anda untuk bergerak maju. Waktu, pikiran dan tenaga Anda habis untuk menyelesaikan masalah yang muncul dari ketidakseimbangan itu. Sebagai contoh, Anda sibuk bekerja tapi lupa menjaga kesehatan tubuh. Ketika Anda jatuh sakit, mungkin butuh waktu lama untuk sembuh kembali. Bahkan mungkin sakit itu menjadi kronis dan menahun. Waktu, pikiran dan tenaga Anda jelas akan beralih pada penyembuhan penyakit tersebut. Konsentrasi Anda untuk sukses yang lebih besar lagi akan terganggu. Anda menjadi terhalang untuk memperoleh sukses berikutnya atau sukses yang lebih besar lagi.
-
Mengorbankan sesuatu yang berharga
Hidup yang tidak seimbang membuat Anda mengorbankan sesuatu yang berharga dalam hidup Anda. Hal itu bisa berupa hubungan baik dengan orang lain yang Anda hancurkan, kesehatan yang Anda abaikan, cita-cita luhur yang Anda lupakan, dan lain-lain. Sesuatu yang berharga itu mungkin baru disadari di kemudian hari, sehingga terlambat dan hanya penyesalan yang didapat. Persis seperti cerita seorang anak yang sibuk berkarir dan lupa kepada ibunya. Suatu ketika, ia mendatangi ibunya yang lama tidak dikunjunginya di rumah jompo. Ia membawa es krim kesukaan ibunya. Es krim itu diterima ibunya dengan sangat gembira. Ibunya berkata, “Sungguh kamu anak baik yang memperhatikan orang lain. Anakku tidak seperti kamu, ia sudah lama melupakanku”. Ternyata mata sang ibu sudah rabun dan telinganya sudah tuli. Ia tidak tahu bahwa yang memberikan es krim itu anaknya sendiri. Seketika itu juga si anak menangis tersedu-sedu. Ia sadar bahwa selama ini telah melupakan ibunya. Ia bertekad untuk lebih memperhatikan ibunya. Namun semua itu terlambat, karena keesokan harinya ibunya telah meninggal.
Hidup seimbang adalah kesuksesan
Mengapa kesuksesan itu berarti hidup seimbang? Paling tidak ada empat alasan yang mendasarinya :
-
Hidup seimbang membuat Anda terbebas dari berbagai masalah yang tidak perlu terjadi.
Jika hidup Anda seimbang, Anda akan terbebas dari berbagai masalah. Sesungguhnya masalah itu muncul dari ketidakseimbangan. Misalnya, masalah kegemukan muncul karena ketidakseimbangan antara makan dengan olahraga. Masalah keluarga muncul karena ketidakseimbangan antara waktu untuk keluarga dan waktu untuk kegiatan lain. Masalah ekonomi muncul karena ketidakseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran. Masalah permusuhan dengan orang lain muncul karena ketidakseimbangan antara memahami dan dipahami oleh orang lain. Dengan hidup seimbang Anda bersikap preventif. Mencegah masalah sebelum masalah tersebut terjadi.
-
Hidup seimbang membuat perasaan Anda tenteram dan bahagia.
Perasaan tenteram dan bahagia terkait dengan keseimbangan. Coba Anda lihat pemandangan yang indah (karena teksturnya yang seimbang), maka Anda akan merasakan perasaan yang tenteram dan bahagia. Coba Anda dengarkan lagu yang merdu (karena nadanya yang harmonis), maka Anda akan merasa senang. Jika Anda hidup dengan seimbang, alam (hukum alam) akan membantu Anda untuk merasakan ketenteraman dan kebahagiaan. Hal itu karena Anda hidup selaras dengan hukum keseimbangan alam.
-
Hidup seimbang membuat Anda dapat mengembangkan potensi.
Manusia hidup dengan berbagai potensi. Potensi itu dapat berkembang jika disemai dalam ‘tanah’ yang tepat. ‘Tanah’ itu adalah hidup yang seimbang. Persis seperti tanaman yang akan tumbuh subur jika ditanam pada tanah dengan kandungan mineral yang seimbang. Potensi yang berkembang akan membuat Anda merasa lebih puas dan bahagia karena kebutuhan Anda untuk beraktualisasi diri dapat tercapai.
-
Hidup seimbang membuat Anda tidak menyesal meninggalkan dunia.
Jika Anda hidup seimbang, Anda akan mengalami perasaan tenteram dan bahagia sampai Anda dipanggil Tuhan kelak. Anda tidak akan menyesal meninggalkan dunia ini karena Anda tahu telah melaksanakan seluruh hak Anda dengan baik. Tidak ada orang yang Anda sakiti atau Anda abaikan. Anda juga merasa telah menjadi hamba Tuhan yang baik karena tidak menyia-nyiakan umur Anda untuk merusak diri sendiri dan orang lain. Anda akan pulang ke ‘rumah Tuhan’ dengan hati puas dan ridho.
Empat hal inilah yang akan dialami oleh mereka yang hidupnya seimbang. Mereka menjadi orang yang sukses karena hidupnya seimbang. Sebaliknya, orang yang hidupnya tidak seimbang adalah orang yang gagal dalam hidup, walau ia kaya, tenar atau memiliki jabatan yang tinggi. Kekayaan, populeritas dan kedudukan yang tinggi tidak membantu seseorang untuk merasakan keempat hal diatas, jika ia gagal menyeimbangkan hidupnya.
Anda mungkin bertanya, adakah contoh orang yang sukses karena hidupnya yang seimbang? Tentu saja banyak contohnya. Mereka adalah para nabi dan rasul, ulama, orang-orang sholih dan para pahlawan. Kalau kita ingin menyebut namanya, beberapa diantaranya bisa disebutkan disini : Nabi Muhammad, keempat khalifah sepeninggal Nabi Muhammad (Abu Bakar, Umar bin Khatab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abu Tholib), para ulama seperti : Imam Malik, Syaf’i, Hambali, Hanafi, Nawawi, Ibnu Taimiyah, dan lain-lain. Para pahlawan pembela kebenaran, seperti Sholahudin Al Ayyubi, Omar Mukhtar, Sanusi, Hasan Al Banna, Sayyid Quthb, dan lain-lain. Belum lagi dari orang-orang yang tidak terkenal, tapi sebetulnya ada di sekeliling kita karena mereka berhasil hidup dengan seimbang. Ingat! Hidup yang seimbang tidak mengharuskan seorang itu kaya, tenar atau berkedudukan. Bahkan mungkin ia berasal dari orang yang miskin, tidak terkenal atau jabatannya rendah, tapi ia lebih sukses hidupnya daripada orang yang kaya, tenar atau berkedudukan namun hidupnya tidak seimbang.
Orang yang hidupnya seimbang akan mengalami kesuksesan tanpa henti karena sukses bukan lagi dilihat sebagai tujuan, tapi proses. Anda akan jarang sekali mengalami kesuksesan jika sukses itu merupakan tujuan. Apalagi jika sukses itu Anda anggap sebagai tujuan yang besar, seperti memperoleh harta yang banyak, populeritas yang melangit dan jabatan setinggi-tingginya. Namun jika sukses adalah proses, maka Anda akan lebih mudah mencapainya dan akan lebih sering mengalaminya. Bahkan bisa menjadi sukses tanpa henti jika Anda terus menjaga kesuksesan itu, yakni dengan menjaga keseimbangan hidup Anda.
(Manhajuna/GAA)
No comen