Oleh : Ust. DR. Amir Faishol Fath, MA.
Hidup akan sangat melelahkan, sia-sia dan menjemukan bila pikiran hanya digunakan untuk mencari dan mengurus BUNGKUS-nya saja serta mengabaikan dan mengacuhkan ISI-nya.
Apa itu “BUNGKUS”-nya dan apa itu “ISI”-nya?.
“Rumah yang indah” hanya bungkusnya.
“Keluarga bahagia” itu isinya.
“Pesta pernikahan” hanya bungkusnya.
“Sakinah, mawadah, warahmah” itu isinya.
“Ranjang mewah” hanya bungkusnya.
“Tidur nyenyak” itu isinya.
“Kekayaan” itu hanya bungkusnya.
“Hati yang bahagia” itu isinya.
“Makan enak” hanya bungkusnya.
“Gizi, energi, dan sehat” itu isinya.
“Kecantikan dan Ketampanan” hanya bungkusnya.
“Kepribadian dan hati” itu isinya.
“Bicara” itu hanya bungkusnya.
“Amal nyata” itu isinya.
“Buku” hanya bungkusnya.
“Pengetahuan” itu isinya.
“Jabatan” hanya bungkusnya.
“Pengabdian dan pelayanan” itu isinya.
“Kharisma” hanya bungkusnya.
“Ahlaqul karimah” itu isinya.
“Hidup di dunia” itu bungkusnya.
“Hidup sesudah mati” itu isinya.
Utamakanlah ISI-nya.
Namun rawatlah BUNGKUS-nya.
Jangan memandang rendah dan hina setiap BUNGKUS yang kita terima, karena berkah tak selalu datang dari BUNGKUS kain sutera melainkan juga datang dari BUNGKUS koran bekas.
Janganlah setengah mati mengejar apa yang tak bisa kita bawa mati.
(Manhajuna/HSJ)
Sumber : palingbrilian.com