Hijri Calendar by Alhabib
Beranda / Kolom / Saat Perang Ahzab Usai, Agenda Tak Kenal Henti
>> Sponsorship/Donasi Website Manhajuna <<

Saat Perang Ahzab Usai, Agenda Tak Kenal Henti

Oleh: Ust. Abdullah Haidir, Lc.


Selesai perang Ahzab, Rasulullah saw pulang ke rumahnya. Ketika hendak meletakkan pedangnya, Malaikat Jibril menegurnya…

“Para malaikat belum meletakkan pedangnya, pergilah ke Bani Quraizah (u/ membuat perhitungan dg Yahudi Quraizah yg khianat dlm perang Ahzab)

Maka Rasulullah saw perintahkan para shahabatnya utk segera menuju Bani Quraizah..

Bahkan saking segeranya beliau berpesan.. “Jangan shalat Ashar sebelum tiba di Bani Quraizah…”

Para shahabat yg belum hilang letihnya dari perang Ahzab, langsung berangkat…. taat…

Sehingga sempat terjadi ‘problem’ pemahaman… ketika pasukan belum tiba di Bani Quraizah sebelum waktu Ashar masuk…

Sebagian berpndapat, shalat Ashar dulu, sebab maksd pesannya adlh agar bersegera, sehingga ketika masuk Ashar, sdh sampe di Bani Quraizah

Kalo belum sampe sudah masuk waktu Ashar, ya shalat dulu.. begitu alasannya..

Sebagian lagi berpendapat, Jangan shalat Ashar di tempat tsb… sesuai pesan tekstual agar jangan shalat Ashar kecuali di Bani Quraizah…

Akhirnya ada sebagian shahabat yang shalat Ashar di tempat tsb, sebagian lagi tidak shalat Ashar….

Namun yang pasti, para shahabat yang berbeda pendapat itu, akhirnya sama2 berangkat menuju Bani Quraizah dan berikutnya terjadi perang tsb..

Pelajaran yg dpt diambil dari cuplikan sirah ini adalah betapa kehidupan seorang muslim penuh dengan agenda tugas dan perjuangan…

Selesainya sebuah tugas dan agenda, justeru akan melahirkan tugas2 berikutnya yg lebih luas dan beraneka…

Sebab tabiat dakwah memang begitu, ktk kau tiba di satu titik, justeru dr titik itu kan kau dapatkan titik2 yg lebih banyak utk kau jangkau.

Itu sesuai dg tabiat seorang muslim yg seharusnya, yaitu tawwaaqah..تواقة sebagaimana ucapan Umar bin Abdul Aziz…

إن لي نفسا تواقة ، كلما وصلت إلى أمر تاقت إلى ما هو أعلى

“Aku memiliki jiwa ‘ambisius’ setiap aku tiba pada satu perkara, aku ingin mencapai yang lebih tinggi lagi…”

Beruntunglah jika kita dilibatkan dengan berbagai agenda perjuangan. Meskipun tampak melelhkan, namun jiwa kan tercerahkan..

Bukankah Allah juga telah nyatakan,

فإذا فرغت فانصب

“Jika engkau selesai atas suatu perkara, maka mulailah (dengan perkara lainnya)..”

Pelajaran lain yg dpt diambil dr cuplikan sirat tersebut adalah, perbedaan pendpat itu mungkin sekali, apalagi jika speed dakwah begitu tinggi

Namun yg terpenting adalah, perbedaan tsb jangan mengganggu perjalanan dakwah, apalagi menghalang2inya…

Tidak perlu ‘mutung’ dalam dakwah hanya karena merasa pendapatnya tidak diterima… krn kalau semuanya diterima pun tidak mungkin…

Begitulah perjuangan ini jk kita pahami tujuan besarnya, maka kejadian-kejadian kecil hanya menjadi romantika yang memperkaya dan memperindah cerita

Bukan membesar-besarkan perkara samping, sehingga mengabaikan tujuan utama dan target terbesar kita. Salam perjuangan u/ semua ikhwah dimana saja

Riyadh, Jumadal Ula 1434 H

(AFS/Manhajuna)

(Visited 483 times, 1 visits today)

Beri Komentar (via FB)

http://bursanurulfikri.com/

Lihat Juga:

Tentang Qadha, Fidyah dan Kafarat Dalam Puasa

Oleh Ustadz Abdullah Haidir, Lc. Dalam masalah puasa, ada masalah qadha, fidyah dan kafarat. Bagaimana …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *