Alih bahasa: Muthahhir Arif
Jika anak kita shaleh, akhlaknya baik, lagi berprestasi .. itu bukan karena kita adalah ayah terbaik yang tiada duanya ..
Tetapi itu berkat hidayah dari Allah untuknya, dan kasih sayang-Nya untuk kita dan anak kita!
Jika istri kita begitu sayang pada kita, membahagiakan kita, dan selalu taat pada kita .. itu bukan karena kita pria terbaik yang selalu mampu memikat hati ..
Tetapi itu merupakan KELEBIHAN berupa kasih sayang yang Allah masukkan ke hati istri kita, sehingga ia menjadi tenang, mencintai kita, selalu berterima kasih pada kita .. dan itu tidak dimiliki oleh kebanyakan istri terhadap suaminya!
Begitu pula rasa simpati yang Allah tanamkam di hati pimpinan dan sesama rekan kerja kepada kita ..
itu bukan karena kita adalah pegawai yang paling cerdas lagi piawai merebut hati para atasan!
Tetapi itu karena Allah SWT menutup aib kita!
atau itu merupakan bentuk terkabulnya doa orang tua kita!?
Pemahaman iman yang mendalam seperti ini seringkali kita tidak sadari, sehingga Allah menghukum kita dengan memikulkan semua urusan kita pada diri kita sendiri!
Sehingga jalan yang lurus menjadi bengkok di depan kita.
Lalu semua urusan; keluarga, harta, jiwa kita menjadi kacau balau .. padahal dulunya baik-baik saja..!!
Saudaraku,
Kita tidak lebih mulia dari Nabi Nuh AS, tidak pula lebih dekat kepada Allah daripada beliau.
Meskipun demikian, orang yang ada di rumahnya malah menyimpang; yaitu istri yang menjadi teman hidupnya, dan anaknya yang telah ia curahkan segala kemampuannya untuk menjadikannya shaleh!!
Begitu juga, bahwa kita tidak lebih mulia di sisi Allah daripada Nabi Luth AS.
Lalu mengapa istrinya tetap mau menjadi calon penghuni neraka, padahal semua sifat dan ciri penghuni Surga ada pada suaminya?!
Kita semua pada hakikatnya miskin, fakir, dan lemah ..
Allah yang menentukan untuk kita takdir dan sejumlah rahasia-Nya.
Tetapi Allah hanya memperlihatkan kepada kita sebab-sebab yang sanggup dicerna oleh akal kita.
Namun, sebagian orang shaleh -yang ditutupi aibnya- itu memandang orang lalai -yang diuji- itu sebagai orang (bodoh) yang tidak mengetahui apa yang dia ketahui, tidak mengerti apa yang tidak dia pahami, serta mereka tidak mampu melakukan seperti dapat ia lakukan!
Demi Allah, yang seperti ini adalah contoh seorang pemberi peringatan yang pesimis yang hanya akan berujung pada kehancuran..!
dan itu juga indikasi hati (kotor) yang tidak berwudhu atau tidak bersuci dengan kadar yang cukup!
Saudaraku,
janganlah kita tertipu!
Yakinlah selalu bahwa HIDAYAH yang merupakan kelebihan itu selalu dan selamanya dari Allah!
Kecintaan, rezeki, keshalehan .. semua itu pemberian dari Allah!
Sebagai manusia, kita hanya berusaha!
Hal ini perlu ditegaskan, oleh karena banyak orang yang bersikap sombong dan angkuh, baik dengan ucapan, penilaian, maupun perbuatan..!
Seperti ketika membicarakan tentang anak perempuan temannya -yang menyimpang-,
atau tentang istri tetangganya yang kejam!!
atau anak kerabatnya yang sulit diatur!!?
Betapa dengan mudahnya menetapkan perbandingan-perbandingan dan pandangan yang merendahkan rumah tangga orang lain lalu mengangkat kedudukan dirinya, amalnya, dan rumah tangganya!!?
Seolah-olah HIDAYAH itu ada di kantongnya, lalu dia membagikannya pada anak dan keluarganya saja..?!!!
Saudaraku,
Andai bukan karena Allah, kita ini tidak ada apa-apanya.
Tanpa kebaikan, rahmat, pertolongan-Nya; kita tidak ada apa-apanya.
Kalau bukan kebaikan Allah pada Nabi Ibrahim AS, niscaya tidak akan dikaruniai anak yang berilmu!
Ya!
Memang kita mesti lelah mendidik dan menjalankan sebaik mungkin komitmen untuk segenap anggota keluarga kita.
Namun tetap kita yakini bahwa kita hanyalah sekedar perantara ! sukses tidaknya sebuah usaha itu tergantung pada Allah SWT, bukan dari kita!
Yang hari ini rusak, boleh jadi besok menjadi baik.
Dan boleh jadi hari ini baik tapi dengan prasangka buruk ayah atau ibunya, esoknya menjadi tidak baik..!!
Saudaraku,
jika tumbuh kebanggaan terselubung dalam diri, kembalilah ke jalan yang lurus..!
Insya Allah dengan hati yang bersih serta niat baik Allah akan merahmati kita..
Mari kita bertaubat, seraya memohon ampunan Allah dari perasaan negatif dan pikiran yang keliru.
Andai bukan karena Allah dan karunia dari-Nya niscaya HIDAYAH itu tidak akan masuk ke rumah siapa pun, bahkan tidak akan hinggap di hati seorang pun!
(Manhajuna/IAN)