Oleh: Ustadz Fir’adi Nasruddin, Lc
» فَأَنذَرْتُكُمْ نَارًا تَلَظَّى, لاَ يَصْلاهَا إِلَّا الأَشْقَى, الَّذِي كَذَّبَ وَتَوَلَّى «
“Maka Aku memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala, yang hanya dimasuki oleh orang yang paling celaka, yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman).” (QS. Al-lail: 14-16).
Saudaraku,
Pernahkah kita secara khusus mendalami kandungan ayat al-Qur’an yang menceritakan kisah para penghuni neraka dengan siksaan yang teramat pedih itu?. Penahkah kita membayangkan jika kulit dan tubuh kita yang mulus ini, yang sangat kita banggakan ini disengat api neraka?. Pernahkah kita meneteskan air mata saat mendengar jeritan perih para penghuni api neraka?.
Pernahkah kita saat menikmati jus alpukat, membandingkannya dengan jus nanah yang menghadirkan aroma busuk menyengat, jus yang disediakan bagi penghuni neraka?. Sudahkah kita menghadirkan bayangan buah Zaqqum, buah yang berduri yang disediakan bagi penghuni neraka saat kita melahap buah duren?.
Mungkin kita pernah melihat orang yang tubuhnya dipenuhi luka bakar, akibat terjebak dalam ruangan yang terbakar api yang menyala-nyala. Tapi mungkin tidak menghanyutkan kita pada bayangan api neraka yang menghanguskan tubuh penghuninya beberapa kali dalam setiap harinya.
Saudaraku,
Nasihat kita kali ini, berbeda dengan edisi-edisi sebelumnya. Di mana isinya berkisar tentang penghuni neraka dan siksaan dahsyat yang disediakan Allah bagi penghuninya. Mudah-mudahan bisa menjadi pengingat bagi kita yang lupa. Pembangkit bagi kita yang terpuruk ruhaninya. Pembangun bagi kita yang terlelap. Penyadar bagi kita yang alpa. Penyulut bagi kita yang telah mati hatinya. Pengobor bagi jiwa kita yang gelap. Dan seterusnya.
Saudaraku,
Seperti yang sudah kita Imani, bahwa neraka adalah suatu tempat kembali bagi manusia yang telah Allah s.w.t ciptakan sebelum penciptaan leluhur kita Adam a.s. Ia disediakan Allah untuk manusia yang ingkar terhadap-Nya, menyimpang dari syari’at-Nya, mendustakan para Rasul-Nya, dan ia sebagai tempat penyiksaan bagi musuh-musuh-Nya dan penjara bagi mereka yang durhaka kepada Rabb semesta alam .
Agungnya bencana, kerugian yang diderita, azab yang diterima, sakit yang tak terkira dan duka nestapanya tak terlukiskan dengan kata-kata dan tak tergambarkan dengan goresan pena .
Oleh karenanya tak terhitung banyaknya ayat-ayat dalam al-Qur’an yang menggambarkan buruknya tempat kembali bagi orang-orang yang durhaka. Camkanlah salah satu ayat dalam firman-Nya, “Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang durhaka benar-benar disediakan tempat kembali yang buruk yaitu neraka Jahannam yang mereka masuk kedalamnya, amat buruklah Jahannam itu sebagai tempat tinggal.” QS. Shaad: 55-56).
Saudaraku,
Sudahkah sampai kepada kita, sebuah kabar yang memberitakan perihal malaikat penjaga surga?.
Neraka dijaga oleh malaikat yang kasar lagi keras, tidak mendurhakai Allah dan sigap dalam menjalankan perintah-Nya. (QS. At-Tahrim: 6). Berjumlah 19 malaikat, yang menjadi ujian dan fitnah bagi mereka yang kafir terhadap Tuhannya. ( QS. al-Mudatsir: 26-31).
Ibnu Rajab al-Hanbali pernah berkata, “Dan telah dipahami oleh para ulama baik terdahulu maupun yang datang kemudian, bahwa sesungguhnya fitnah itu datang dari orang-orang kafir setelah mendengar jumlah malaikat yang menjaga neraka. Mereka beranggapan sangatlah mudah bagi mereka untuk mengalahkan para malaikat yang menjaga neraka, mereka tidak mengetahui bahwa satu orang saja dari malaikat itu tak akan tertaklukan (terkalahkan) oleh manusia seluruhnya.”
Saudaraku,
Pernahkah kita mengukur kedalaman dan luasnya neraka?. Simaklah penuturan Abu Hurairah r.a, “Di saat kami duduk bersama dengan Rasulullah s.a.w, lalu kami mendengar sebuah benda yang terjatuh, maka beliau bertanya, “Tahukah kalian suara apakah itu?,” kami menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Lalu beliau bersabda, “Itu adalah suara batu yang dilemparkan dari bibir neraka sejak 70 tahun yang lalu, dan kini baru sampai ke dasarnya.” (HR. Muslim).
Dan cukuplah untuk mengetahui luasnya neraka kita renungi sebuah sabda Rasulullah s.a.w, “Matahari dan bulan melingkar (melilit, menggulung) di dalam neraka.” (HR. Bukhari).
Saudaraku,
Saat kita menatap gedung-gedung tinggi mencakar langit, semestinya bisa menuntun kita untuk menghitung tingkatan neraka di akherat sana. Surga mempunyai tingkatan dan derajat selaras dengan amalan manusia yang telah diukir di dunia, demikian pula dengan neraka memiliki tingkatan dan derajat sesuai dengan kadar dosa dan kedurhakaan manusia yang telah diperbuat di dunia.
Abdurrahman bin Zaid bin Ali rahimahullah berkata, “Tingkatan surga semakin meninggi, sebaliknya tingkatan neraka semakin menurun “.
Seorang salafus shalih pernah berkata, “Orang mukmin yang berdosa berada pada tingkatan neraka yang teratas, kemudian orang Yahudi, Nasrani, shabi’in, majusi, kaum musyrikin Arab dan terakhir (terendah) adalah orang munafiq “.
Berbagai literatur menyebutkan bahwa nama bagi setiap tingkatan neraka, yaitu; Jahannam, Ladha, Huthamah, Sa’ir, Saqar, Jahim dan Hawiyah .
DR. Sulaiman Al-Asyqar menyimpulkan bahwa yang benar dari nama-nama neraka seperti; Jahannam, Huthamah dan seterusnya merupakan nama-nama neraka seluruhnya bukan merupakan bagian-bagian (tingkatan) tertentu. Namun yang pasti manusia berada pada tingkatan yang berbeda sesuai dengan dosa dan kekufurannya “.
Saudaraku,
Allah Ta’ala menghabarkan bahwa neraka memiliki 7 pintu, “Dan sungguh Jahannam itu benar-benar tempat yang telah dijanjikan untuk pengikut setan seluruhnya. Jahannam itu memiliki tujuh pintu. Setiap pintu telah ditetapkan untuk golongan tertentu dari mereka.” (QS. Al-Hijr: 43-44).
Ibnu Katsir menafsirkan ayat ini, “Telah ditetapkan atas setiap pintu neraka para pengikut Iblis untuk memasukinya dan setiap mereka memasuki neraka tersebut dari pintu neraka yang dikhususkan buat mereka sesuai amalannya dan mereka menjadi penghuni di dalamnya pada tingkatannya masing-masing sesuai dengan amalannya pula “.
Semua pintu neraka tertutup serapat-rapatnya, para penghuninya tak akan mampu keluar dari neraka walau pun hanya dalam hitungan detik. Kata ‘mu’shadah’ yang terdapat pada ayat ke 8 surat al-Humazah, ditafsirkan Ibnu Abbas r.a sebagai “(neraka) itu tertutup rapat (atas mereka).”
Saat sekarang ini pintu neraka telah dibuka dan akan tertutup kembali sebelum datangnya hari kiamat. Nabi s.a.w menjelaskan, “Apabila datang Ramadhan maka pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup serta setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari).
Saudaraku,
Allah Ta’ala menegaskan di dalam al-Qur’an bahwa bahan bakar neraka adalah bebatuan dan manusia yang durhaka kepada Rabbnya, seperti tersebut dalam surat at-Tahrim ayat 6.
Ibnu Rajab al-Hanbali berkata, “Mayoritas ulama tafsir mengatakan bahwa yang dimaksudkan dengan bebatuan pada ayat tersebut adalah batu kibrit yang menjadi bahan bakarnya neraka. Karena ia menghimpun 5 (lima) warna siksa yang tidak dimiliki oleh batu-batu lainnya. Yaitu; teramat cepat tersulut dan terbakar, busuk menyengat baunya, mengepulkan asap gelap yang tak terbatas, teramat dahsyat menyengat tubuh manusia, dan panasnya yang luar biasa “.
Saudaraku,
Panasnya api neraka tak berujung, karena ia melahap dan menghanguskan semua yang ada di dekatnya. Tidak berbekas dan membakar kulit hingga menembus tulang belulang, meleburkan dan melelehkan seluruh isi perut manusia serta membakar sampai ke ulu hatinya.
Allah berfirman, “Saqar itu tidak meninggalkan bekas dan tidak membiarkan (manusia beristirahat). Yang menghanguskan kulit manusia.” (QS. Al-Muddatsir: 28-29).
“Api kita di dunia ini, panasnya sepertujuh puluh dari panasnya api neraka Jahannam.” (HR. Bukhari).
Dalam riwayat lain, Rasulullah s.a.w bersabda, “Api Neraka Jahannam telah dinyalakan selama seribu tahun hingga menjadi merah. Kemudian dibakar lagi selama seribu tahun hingga menjadi putih. Kemudian dibakar lagi selama seribu tahun hingga menjadi legam, seperti malam yang gelap gulita.” (HR. Tirmidzi).
Saudaraku,
Allah Ta’ala menjelaskan bahwa saat neraka melihat para penghuninya digiring masuk ke dalamnya, maka ia mengeluarkan kegeremannya, bergeretak dan suara nyala api yang membuat bulu kuduk berdiri. “Apabila ia (neraka) melihat penghuninya dari tempat yang jauh, mereka mendengar suaranya yang gemuruh karena teramat marahnya ia terhadap mereka.” (QS. Al-Furqan: 12).
Nabi s.a.w bersabda, “Akan keluar pada hari kiamat leher (kepala) dari neraka, yang memiliki 2 mata untuk memandang dan 2 telinga untuk mendengar dan lisan untuk berbicara seraya berucap, “Aku disediakan (Allah) untuk 3 kelompok manusia yaitu, setiap orang yang berlaku sombong, setiap insan yang berbuat syirik dan para kamerawan.” (HR. Tirmidzi).
Saudaraku,
Api neraka membakar kulit penghuninya, sedangkan kulit merupakan muara perasaan seorang hamba, pedih tak terperi karena bila kulit telah terkelupas dan terbakar, maka Allah akan menggantinya lagi dengan kulit yang baru untuk dibakar kembali dan begitulah seterusnya siksaan di atas siksaan yang tak terhenti.
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan azab.” (QS. An-Nisa’: 56).
Namun perik dan pedihnya siksaan di dalam neraka, jauh lebih pedih dan perih dari apa yang dibayangkan dan dikhayalkan oleh hati kita.
Saudaraku,
Makanan penduduk neraka adalah dhari’ (pohon (buah) yang berduri yang tidak menggemukan dan tidak pula menghilangkan lapar), seperti tersebut dalam surat al-Ghasyiyah ayat 6-7, dan juga buah Zaqqum yaitu pohon yang tumbuh di dalam neraka seperti kotoran minyak yang mendidih di dalam perut sebagaimana mendidihnya air yang sangat panas, (QS. Ad-Dukhan: 43-49). Begitu pula makanan mereka adalah ghislin yaitu darah dan nanah yang keluar dari kulit penduduk neraka yang terbakar atau nanah yang keluar dari kemaluan wanita pezina. (QS. Al-Haaqqah: 36-37), dan (QS. Shaad: 57-58).
Adapun minuman mereka adalah ‘hamim’ yaitu minuman yang panasnya sampai ke puncak yang mengalir dari sumber yang sangat panas (QS. Al-Ghasyiyah: 5), dan juga ghassaq yaitu darah yang keluar dari kemaluan wanita pezina, shadid yaitu keringat penduduk neraka. Juga mughl yaitu endapan minyak yang sangat panas sebagaimana perkataan Ibnu Abbas r.a.
Adapun pakaian mereka adalah pakaian yang terbuat dari api neraka (QS. Al-Hajj: 19).
Ibrahim At-Taimy saat membaca ayat ini berkata, “Maha Suci Allah yang telah menjadikan pakaian dari api.”
Demikian pula pakaian mereka terbuat dari pelangkin (ter), sebagaimana tersebut dalam surat Ibrahim ayat 50, “Pakaian mereka adalah cairan aspal, dan wajah mereka ditutup dengan api neraka.”
Saudaraku,
Mari kita perkuat iman, perbanyak amal shalih, mendaki puncak ubudiyah, dan tentunya dengan menengadahkan tangan ke langit. Memohon kepada Allah agar kita didekatkan kepada surga dan dijauhkan dari siksa neraka. Amien. Ya Mujibas Saailiin.
(Manhajuna/GAA)