Oleh: Ustadz Satria Hadi Lubis
Manhajuna.com – Orang tua itu susah payah untuk bisa sujud. Penyakit punggung yang telah menderanya sekian lama membuatnya tidak bisa sujud saat sholat. Jika dipaksakan, ia akan kesakitan sampai mengaduh. Matanya berkaca-kaca karena tidak bisa sempurna untuk menjalankan sholat. Terlebih lagi, ia baru saja bertobat untuk menjalankan sholat lima waktu ketika usianya sudah senja.
Subhanallah… Sungguh nikmat sholat itu justru ketika kita bisa berlama-lama sujud sambil berdoa dan meminta ampun kepada Allah swt. Menyungkurkan wajah yang angkuh ini sambil menangis mengakui kekurangan dan kebodohan atas rahmat-Nya yang tak terkira.
وَيَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا
“Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (Qs. 17:107).
Namun lelaki tua yang saya jumpai itu tak lagi dapat melakukannya. Ia telah kehilangan salah satu nikmat Allah, bisa bersujud.
Padahal sujud adalah saat dimana seorang hamba paling dekat dengan Tuhannya. “Keadaan paling dekat seorang hamba dari Rabbnya adalah ketika dia dalam keadaan sujud, maka perbanyak doa (di dalamnya).” (HR. Muslim).
Di saat sujudlah, seorang hamba bisa mengadu, berkeluh kesah dan meminta bantuan atas berbagai cobaan hidup yang dialaminya. Saat sujud, rasa galau berganti menjadi ketenangan. Pesimis berganti menjadi optimis. Tangis putus asa berganti menjadi senyum harapan.
Namun nikmat sujud itu hilang dari lelaki yang saya jumpai di mesjid itu. Posisi yang paling dekat antara dia dengan Tuhan yang Maha Pengasih telah hilang dan menjadi cobaan baginya. Walau dipaksakan sampai merintih kesakitan untuk sujud, tetap ia tak bisa melakukannya.
Sungguh manusia butuh sujud. Saya tak dapat membayangkan betapa sedihnya hati ini jika suatu ketika saya tak bisa sujud seperti lelaki tua itu. Hilang sudah saat-saat indah berdekatan dengan Allah. Hilang sudah kenikmatan berlama-lama menyungkur pasrah menguatkan jiwa seperti yang dilakukan Umar ra atau orang besar lainnya. Dengan berbekal sujud, mereka tampil perkasa di panggung dunia.
Sayangnya… Nikmat sujud ini justru sering diabaikan oleh mereka yang masih mampu bersujud. Sujud mereka kilat dan tak sempurna. Hal itu bukan saja membuat sholat tidak khusyuk, tapi juga membatalkan sholat. “Tidak sah shalat bagi siapa yang tidak mengenakan hidungnya ke tanah sebagaimana kenanya dahi.” (HR. Ad Daruquthni, no. 1335 dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Sifat Ash Shalah).
Lebih celaka lagi jika ada orang yang mengabaikan kenikmatan sujud dengan jarang melakukan sholat. Sholat lima waktu diabaikannya. Inilah orang yang kufur atas nikmat sujud dan sombong terhadap Allah.
Wahai saudaraku…
Belumkah tiba bagimu waktu untuk bersyukur dengan nikmat sujud? Apakah engkau baru sadar setelah tak mampu lagi bersujud? Atau baru menyesal setelah Allah memaksamu bersujud (dengan kematian yang menyakitkan)? Maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?
إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُون
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Kami adalah orang-orang yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat (Kami) mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Tuhannya, sedang mereka tidak menyombongkan diri.” (Qs. 32:15).
(Manhajuna/GAA)