Manhajuna.com – Berikut beberapa Istilah dalam Ilmu Hadits yang disusun oleh Ustadz Abdullah Haidir dalam buku Kajian Hadits Arbain Nawawiyah Imam An-Nawawi:
Perawi
Orang yang meriwayatkan hadits Rasulullah salallahu ‘alayhi wa sallam.
Sanad
Rangkaian para perawi hadits yang bersambung dari satu perawi kepada perawi lainnya. Berawal dari para shahabat, seperti Abu Hurairah, Aisyah, Ibnu Umar hingga kepada orang yang membukukannya seperti Imam Bukhari, Muslim dst.
Matan Hadits
Adalah teks hadits yang diucapkan Rasulullah salallahu ‘alayhi wa sallam atau dikenal dengan istilah penhujung sebuah sanad
Hadits Shahih
Adalah hadits yang sanadnya bersambung disampaikan oleh perawi yang amanah karena ketakwaannya serta kuat hafalannya atau baik pencatatannya (tsiqah) kepada perawi yang berkualitas serupa (tsiqah) dan begitu seterusnya hingga ke akhir sanad. Di sisi lain haditsnya sendiri tidak keluar dari kaidah umum (tidak syaz/nyeleneh) dan tidak ada cacatnya (tidak ada ‘illatnya)
Hadits Hasan
Adalah hadits para perawinya atau salah satunya, derajat-nya tidak sampai seperti derajat perawi hadits shahih dari segi kekuatan hafalan dan ketelitiannya, sementara syarat lainnya terpenuhi.
Hadits Shahih dan hasan adalah kategori hadits yang dapat dijadikan sebagai landasan hukum.
Hadits Dha’if (lemah)
Adalah hadits yang tidak memiliki syarat-syarat hadits shahih dan hadits hasan, baik seluruhnya atau sebagiannya.
Hasan lighairihi
Jika sebuah hadits yang ringan kelemahannya dan memiliki banyak jalur periwayatan maka hadits tersebut akan naik derajatnya menjadi hadits hasan, disebut hasan lighairihi.
Hadits Hasan Shahih
Banyak penafsiran tentang hadits hasan shahih. Namun yang dipilih oleh Ibnu Katsir dalam Kitabnya, “Al-Baits Al-Hatsis Fikhtishar Ulumil Hadits” bahwa hadits hasan shahih adalah hadits hasan yang paling tinggi kedudukannya dan paling dekat derajatnya dengan hadits shahih.
Hadits Marfu’
Adalah hadits yang silsilah perawinya (sanad) berujung kepada sabda Rasulullullah salallahu ‘alayhi wa sallam.
Hadits Mauquf
Adalah hadits yang silsilah perawinya (sanad) hanya sampai kepada para shahabat. Hadits mauquf umumnya dikategorikan sebagai hadits lemah.
Hadits Mursal
Hadits yang disebutkan sampai kepada Rasulullah salallahu ‘alayhi wa sallam, namun perawi di akhir sanadnya (yaitu para shahabat) tidak disebutkan. Maksudnya seorang tabi’in (orang yang hidup setelah masa shahabat) meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah salallahu ‘alayhi wa sallam, namun dia tidak menyebut nama sahabat yang menyampaikan hadits tersebut kepadanya.
Sumber: Kajian Hadits Arbain Nawawiyah Imam An-Nawawi, Penyusun Abdullah Haidir, Penerbit Kantor Dakwah Sulay, Riyadh
(Manhajuna/IAN)