Oleh: Ustadz Musyaffa Ahmad Rahim, MA.
Para ulama menjelaskan bahwa dalam berdo’a perlu diperhatikan adab-adab berdo’a. diantaranya: Ikhlash, khusyu’, kesungguhan, shidiq dan lain sebagainya.
Belakangan ini, saya menemukan bagian dari adab dalam berdo’a yang menurut saya sangat unik, dan memang sangat diperlukan adab yang unik ini.
Adab yang unik yang saya maksud adalah:
مِنْ آدَابِ الدُّعَاءِ: اَلصِّدْقُ، وَإِخْلَاصُ الْقَلْبِ للهِ، وَالثِّقَةُ بِالاِسْتِجَابَةِ، مَعَ عَدَمِ اقْتِرَاحِ صُوْرَةٍ مُعَيَّنَةٍ لَهَا، أَوْ تَخْصِيْصِ وَقْتٍ لِلْإِجَابَةِ، فَإِنَّ هَذَا الاِقْتِرَاحَ لَيْسَ مِنْ أَدَبِ الدُّعَاءِ.
Diantara adab dalam berdo’a adalah: shidiq, ketulusan hati karena Allah, dan keyakinan akan terijabah, disertai dengan tidak mengajukan usulan bentuk tertentu dari ijabah itu, atau pengkhususan waktu tertentu untuk ijabah, sebab, usulan seperti ini terhitung tidak beradab (tidak sopan) dalam berdo’a.
Yang saya anggap unik namun perlu adalah adanya “usulan” kepada Allah SWT terkait dengan bentuk dan waktu terijabahinya suatu do’a. Ya Allah… bimbinglah diri ini untuk selalu berdo’a kepada-Mu dengan memperhatikan adab-adab dalam berdo’a, amin.
(Manhajuna/GAA)