Oleh : Abu Kautsar
Sesungguhnya agama Islam adalah agama perdamaian dan persaudaraan, hujjah dalam Al-Quran dan As-Sunnah sangat jelas adanya dan lembaran-lembaran sejarah mengabadikan bahwa konsep negara Islam di Madinah di awali dengan ukhuwah Allah SWT berfirman :
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ {الحجرات :١٠}
“Sesungguhnya orang beriman adalah bersaudara maka damaikan kedua saudaramu.“
Rasulullah SAW bersabda :
“الْمُؤْمنُ للْمُؤْمِن كَالْبُنْيَانِ يَشدُّ بعْضُهُ بَعْضاً”[رواه البخاري]
“Seorang mukmin dengan mukmin lainnya bagai bangunan satu sama lainnya saling menguatkan.”
Pertama kali datang di Bumi Madinah yang dilakukan Rasulullah SAW adalah membangun Masjid sebagai pusat Ibadah sekaligus sebagai tempat konsentrasi kegiatan umat Islam. Kemudian setelah lima bulan berjalan program berikutnya adalah mempersaudarakan Muhajirin dan Anshar, empat puluh lima dari kalangan anshar dan empat puluh lima dari kalangan muhajirin sekalipun tidak ada hubungan darah mereka bersaudara dan dibolehkan saling mewarisi harta.
Abu Bakar dengan Kharijah bin Abi Zuhair, Umar bin Alkhattab dengan Utban bin Malik, Ustman bin Affan dengan Uwais bin Tsabit, Talha bin Ubaidillah dengan Ka’ab bin Malik, Abdurrahman bin Auf dengan Sa’ad bin Rabi’, dan kisah Saad dan Abdurrahman terukir Indah dalam sejarah
فقال سعد لعبد الرحمن: إني أكثر الأنصار مالا، فأقسم مالي نصفين، ولي امرأتان فانظر أعجبهما إليك فسمها لي أطلقها،فقال عبد الرحمن ؛ بارك الله لك في اهلك ومالك،دلني على السوق
“Berkata Sa’ad kepada Abdulrahman “sesungguhnya aku orang yang paling banyak harta di kalangan anshar maka aku bagi setengah hartaku, dan aku punya dua isteri maka lihatlah dari keduanya yang membuatmu kagum akan aku ceraikan. Berkata Abdurahman “semoga Allah memberkahi harta Dan keluargamu, tunjukkan aku pasar .“
Dan Allah SWT menyanjung sikap Sahabat anshar :
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِن قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً [الحشر ؛ ٩]
“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum kedatangan mereka (Muhajirin) mereka mencintai mereka yang hijrah kepada mereka dan mereka tidak memiliki keinginan (kebencian) dalam hati mereka.”
Dalam Surat Al-Anfal Allah SWT mengabadikan kisah persaudaraan yang rasanya sulit akan terulang
لَوْ أَنفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَّا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (الأنفال ؛ 63)
“Seandainya kamu Infaqan semua yang ada di Bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan mereka tetapi Allah telah mempersatukan mereka.”
Ukhuwah pada zaman Nabi SAW bukan hanya dijadikan konsep hubungan antara individu, akan tetapi dijadikan konsep dasar-dasar kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga dengan ukhuwah secara aksiomatis persatuan berjalan seiring sejalan. Madinah menjadi aman, stabil dan kondusif terhindar dari konflik sosial. Tidak lama setelah mempersaudarakan muhajirin dan anshar kemudian turunlah perintah puasa berbarengan dengan peristiwa perang badar, sekaligus menghapus hukum waris yang tidak ada hubungan darah.
وَأُولُو الْأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَىٰ بِبَعْضٍ فِي كِتَابِ الله من المؤمنين والمهاجرين
[الاحزاب : ٦ ]
“Dan orang-orang yang memiliki hubungan darah satu sama lain lebih berhak di dalam kitab Allah dari orang beriman dan orang-orang muhajirin.“
Di wajibkannya puasa pada tahun ke dua hijriyah dan kemenangan perang Badar merupakan buah ukhuwah dan persatuan yang kuat. Pertempuran badar terjadi pada tanggal 17 Ramdhan tahun ke dua Hijrah. Perang khandaq terjadi pada tahun ke 5 hijrah. Fathu Makah terjadi pada tanggal 20 Ramadhan tahun ke 8 Hijrah. Fathu Al-Andalus bulan Ramadhan tahun 91 Hijrah. Perang Ain jalut terjadi pada hari jumat 25 Ramadhan. Indonesia merdeka terjadi pada tanggal 9 Ramadhan 1366 Hijrah.
Konsep Persatuan Islam
Model dan konsep persatuan Islam lebih universal dan integral dari konsep persatuan siapapun, karena datang dari yang Maha Sempurna dan Benar. Dalam kitab sucinya Allah SWT memerintahkan hambanya agar semantiasa menjaga persatuan:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا
“Berpegang teguhkan dengan tali Allah semuanya dan jangan bercerai-berai.“ {Ali Imran : 102 }
Persatuan dalam Islam adalah persatuan yang di dasari keimanan kepada Allah. Saat ini umat Islam sedang menjalankan Ibadah puasa yang merupakan refleksi dari ukhuwah semua berpuasa dengan aturan sama, syarat dan tatacara yang sama dan tujuan yang sama yakni Imanan wahtisaban, Allah SWT berfirman:
إِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ (الأنبياء ؛ 92)
“Sesungguhnya umat ini adalah satu dan aku Tuhan kalian maka sembahlah.“
Umat Islam beribadah kepada Tuhan yang satu, menghadap kiblat satu, mengikuti Nabi yang sama dan mengacu kepada kitab yang satu Al-Quran. Dan di dalam Al-Quran Allah SWT memanggil dengan panggilan yang berorientasi persatuan “Wahai manusia…,wahai orang -orang beriman, tidak menggunakan wahai orang-orang Arab atau non Arab.
عليكم بالجماعة ان يد الله مع الجماعة
“Hendaklah kalian dalam persatuan sesungguhnya tangan Allah bersama orang-orang yang bersatu.” (HR.At-Tirmizi dan Abu Dawud)
والشيطان مع مَن يخالف الجماعة
“Dan syaitan bersama orang yang terpisah dari persatuan.“
Persatuan dalam Islam berlaku universal dan integral tidak di batasi dengan batasan geografi dengan maknanya dan nuansa yang luas Persatuan di bawah kalimat tauhid ”la ilaha illallah” semua umat Islam di manapun berada bersaudara dan bersatu dalam panji tauhid.
Persatuan akan terwujud dengan abadi manakala tiga syarat yang di kabarkan Rasulullah SAW direalisasikan dengan benar:
1. Tidak Membunuh sesama muslim
سِباب المسلم فُسوق، وقتاله كُفر”
“Mencaci muslim fasiq dan membunuhnya kufur.”
وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بينهما
“Dan apabila ada dua golongan orang mukmin berperang maka damaikanlah.” {Alhujuraat : 9}
2. Panatik Buta Kelompoknya
ليس منا مَن دعا إلى عصبية
“Bukanlah golongan kami siapa yang mengajak panatik golongan”
إن العصبية أن يُعين قومه على الظلم
“Sesungguhnya panatik buta akan golonganya akan mendatangkan kedhaliman”
3. Musyawarah
وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ [آل عمران: 159]
“Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam setiap urusan.”
وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ ﴾ [الشورى:38]
“Dan perintahkan mereka agar bermusyawarah diantara mereka.”
Dari ketiga poin tersebut terangkum dalam lima sila sebagai dasar negara “PANCASILA” dan dasar negara NKRI sangat selaras dan sejalan dengan Islam, hanya pada tataran implementasinya seringkali berlawanan dengan dasar negara yang penuh dengan hukum dan nafas Islam.
(Manhajuna/IAN)