Pacitan (28/11), pagi itu Pacitan yang sejak sehari sebelumnya didera hujan tanpa henti nyaris sehari semalam, telah mengalami banjir dan tanah longsor hebat. Pacitan adalah salah satu kabupaten paling ujung barat Jawa Timur. Terletak di pinggir pantai, berbatasan langsung dengan laut selatan, dan beberapa kabupaten lain diantaranya Ponorogo. Banjir dan longsor yang melanda Pacitan ini tergolong cukup parah, hampir di semua titik di Kota Pacitan mengalami banjir dan akses jalan masuk juga tertutup longsor dan genangan air.
Adalah seorang penggowes muda Jawa Timur, Agus Hamid Hamdani, yang lebih dikenal dengan Pak Hamid, bersama-sama dengan para relawan aktivis dakwah setempat melakukan evakuasi dan penyaluran bantuan Pacitan. Sebagaimana diketahui pada selasa pagi (28 November), Pacitan tertutup dari beberapa arah. Salah satu akses masuk yang tertutup dan mengalami kerusakan paling parah adalah jalur Ponorogo –Pacitan, jalur yang selama ini menjadi pilihan utama untuk masuk ke Pacitan.
Pak Hamid beserta dengan tim mencoba masuk lewat jalur yang mudah dan aman, tapi ternyata jalan kecil pun tertutup. Akhirnya ia bersama tim mencari jalan lagi dan menemukan jalan setapak yang bisa membawa tim masuk Pacitan. Jalan yang hanya bisa dilaluli oleh kendaraan bermotor roda dua.
Tepat waktu Dhuha, ia bersama tim sudah bisa masuk ke lokasi bencana dan melakukan evakuasi. Evakuasi dilakukan cukup rumit, karena masuk ke beberapa daerah yang belum dikenal oleh Pak Hamid. Alhamdulillah warga setempat menyambut mereka dengan sukacita sebagaimana nampak dalam gambar. Satu persatu warga dievakuasi dengan pelampung, ya hanya pelampung seadanya karena kondisi terbatas, untuk menemui perahu karet pun susah sekali pagi itu.
Pak Hamid adalah salah satu sosok aktivis gowes yang cukup ideal, disela sela aktivitas dan pekerjaannya yang padat ia masih sempat melakukan aksi sosial. Sebuah aksi yang tidak memiliki nilai material, toh meski demikian sosok ini tak memandangnya demikian. Ia memandang sebagai aksi amal jariyah yang selalu dicatat sebagai amalan oleh Sang Pencipta Alam.
Menolong sesama adalah bagian yang tak terpisahkan darinya dan rekan-rekan dalam tim tersebut. Hampir semua anggota tim tersebut bukanlah orang orang yang memiliki harta miliaran rupiah, tapi sekali lagi, bagi mereka menolong adalah kegiatan yang tak bisa dihitung oleh angka rupiah. Bahkan diantara mereka harus meninggalkan pekerjaan dan sumber penghasilan mereka hari itu. Namun toh mereka tetap bersemangat menolong sesama.
Bencana bukanlah sesuatu yang diharapkan oleh siapapun, tapi ia datang sebagai wujud sayang Allah SWT kepada hamba hamba-Nya dengan berbagai nilai ruhani yang ada didalamnya. Dengan bencana telah membuka mata hati dan batin banyak orang, bahwa ada banyak orang yang tidak seberuntung mereka sehingga ini menimbulkan rasa kebersamaan yang kuat. Terlebih sebagai seorang muslim ini merupakan tuntutan agama yang harus memberikan nilai ibadah pada setiap apa yang ada didalamnya.
Meneladani Pak Hamid dan anggota tim nya, mari kita setidaknya mendoakan mereka yang sedang tertimpa bencana khususnya Banjir dan Longsor di Pacitan, serta jika memungkinkan turut membantu mereka dengan harta dan jiwa kita. Terakhir jika para pembaca ingin turut serta dalam kegiatan Pak Hamid dan timnya, dengan bantuan dana khususnya bisa berhubungan langsung dengan pengelola situs ini untuk bisa diteruskan ke beliau.
Gambar Situasi saat evakuasi:
Salah Satu Warga yang belum terevakuasi diberi makanan terlebih dahulu sambil menunggu evakuasi
Kontributor: Haris Setya
(Manhajuna/IAN)