Abu Daud dalam Sunannya dan lainnya meriwayatkan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda:
الدُّعَاءَ هُوَ الْعِبَادَةُ
“Berdoa adalah ibadah.”
Lalu beliau membaca ayat;
وَقَالَ رَبُّكُمْ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Dan Tuhan kalian berkata, Berdoalah kepadaku, Aku akan kabulkan permintaan kalian.” (QS. Al-Mu’min: 60)
Ada dua sisi dalam masalah doa; Ibadah dan menyampaikan permintaan. Doa yang diiringi dengan kesadaran bahwa dia adalah ibadah selain meminta kepada Allah, lebih utama ketimbang doa yang semata dimotivasi oleh sekedar meminta saja.
Berdoa adalah salah satu wujud yang sangat riil dari penghambaan seseorang kepada Allah Taala. Maka harus hadir bersamanya perasaan lemah, kecil, kurang, butuh, rendah dan hina di hadapan-Nya.
Terkadang doa-doa kita melemah atau merasa tak perlu manakala kondisi sedang normal tak ada kendala dan baru kuat serta mantap ketika dilanda problem. Ini gambaran jika doa hanya dipandang semata untuk meminta, bukan sebagai ibadah.
Padahal mestinya, saat kondisi kita normal, senang, sukses, jangan lengah dan lalai untuk terus berdoa kepada Allah, sebab apa yang ada pada kita sekarang tidak lebih menjamin dibanding apa yang ada di sisi Allah. Hal seperti inilah yang akan membuat kita mudah mendapatkan pertolongan disaat-saat sulit.
Nabi SAW berpesan
تَعَرَّفْ إِلَى اللَّهِ فِي الرَّخَاءِ , يَعْرِفْكَ فِي الشِّدَّةِ، وَإِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ
“Kenali Allah saat senang, Dia akan mengenalimu saat susah, jika meminta, mintalah kepada Allah.” (HR. Tirmizi)
Jika kita ibaratkan; Seseorang yang saat senang dia suka berkomunikasi dengan kita, maka saat dia susah, kita akan lebih cepat merespon permintaannya. Beda halnya dengan orang yang saat senang lupa terhadap kita, lalu saat susah dia datang kepada kita mohon bantuan, maka kitapun enggan merespon.
Maka berdoalah terus, nikmatilah doa-doa kita kepada Allah, penuhi syarat-syarat terkabulnya doa, jadikan kesenangan dan keinginan kita yang lebih utama pada doa itu sendiri, bukan sekedar pada terkabulnya.
Inilah yg dikatakan Umar bin Khattab radhiallahu anhu
أَنَا لاَ أَحْمِلُ هَمَّ الإِجَابَةِ وَلَكِنْ أَحْمِلُ هَمَّ الدُّعَاءِ
“Aku lebih terdorong keinginan berdoa ketimbang keinginan terkabulkan.”
Karena setiap doa yang telah terpenuhi syarat-syaratnya pasti terkabulkan dengan apa yang Allah kehendaki, bukan dengan apa yang kita kehendaki.
Semoga kita menjadi orang yang pandai berdoa dan memenuhi syarat-syarat terkabulnya, kapan saja dan dalam kondisi apa saja.
(Manhajuna/IAN)