Dokter Penyakit Kandungan Laki-laki

Assalamu alaikum wr.wb

Ustad yth, saat ini saya di luar negeri, dan sedang berusaha memiki anak, karena sudah 10 tahun lebih menikah. Di LN ini sangat susah mencari dokter yang ahli dibidang infertility. Dokter untuk kehamilan mungkin ada, tapi untuk spesialis infertilty dan memiliki alat2 yang lengkap dan baik, di kota saya tidak ada dokter perempuan.
Apakah saya boleh berobat dan berusaha ke dokter laki2 tsb, dengan alasan keahilan sang dokter dan kecanggihan peralatannya? atau tetap ke dokter kandungan wanita yang tentu saja bisa menangani infertilitas tapi keahliannya dibawah krn bukan spesialisasi, juga peralatan yang ada tidak bagus dan tidak lengkap. Terimakasih atas jawabannya.

Wassalamu alaikum wr. wb.

Jawaban:

Assalamu `alaikum Wr. Wb.

Bismillahirrahmanirrahiem. Alhamdulillahi Rabbil `Alamin. Wash-shalatu Was-Salamu `alaa Sayyidil Mursalin. Wa ba`d,

Kami sangat menyadari masalah yang Anda hadapi tentang hasrat untuk memiliki anak. Karena anak bisa menjadi salah satu ukuran kebahagian sekaligus juga merupakan anugerah dan amanat dari Allah SWT.

Jadi kelahiran seorang anak itu bukan semata-mata hasil percampuran sperma dan ovum, namun ada faktor x lainnya yang sangat berperan dalam setiap kehamilan yaitu kehendak dan taqdir dari Allah SWT. Sehingga meski secara penelitian laboratorium yang paling canggih sekalipun sudah bisa dipastikan terjadi pembuahan dan kehamilan, tapi kalau Allah berkehendak lain, maka tidak mungkin akan terjadi kehamilan. Karena kuasa Allah itu meliputi segala sesuatu.

Teknologi hanyalah sebuah sarana ihktiar manusia yang bisa menjadi sarana dalam menggapai keberhasilan. Namun tekonologi tidak pernah menjadi penentu sebuah keberhasilan. Sehingga sebagai muslim kita harus mampu menyeimbangkan keduanya yaitu antara permohonan kepada Allah dan juga ikhtiar.

Dalam kasus Anda, bila proses yang Anda inginkan dari dokter ahli laki-laki itu bisa dijamin tidak terjadinya prose melihat aurat besar, maka tingakt larangannya masih bisa ditolellir. Sedangkan bila tidak mungkin, maka kita harus mencari level darurat apakah yang bisa membolehkannya.

Tentu saja masih ada dokter wanita yang secara umum masih sejenis, meski bila dilihat secara hukum Islam, pada dasarnya tidak ada orang yang boleh melihat aurat besar (kemaluan) seorang wanita kecuali suaminya saja. Dan satu hal yang penting diingat, bahwa meski seorang dokter, bukan berarti boleh begitu saja melihat kemaluan wanita tanpa alasan yang kuat. Apalagi bila dokter itu laki-laki. Dokter wanita dalam hal ini lebih ditolelir untuk melakukannya, meski perlu diingat bahwa wanita non muslim kedudukannya sama dengan laki-laki ajnabi (nan mahram) yang tidak diperbolehkan bagi seorang muslimah untuk memperlihatkan aurat yaitu seluruh tubuh kecuali muka dan tapak tangan.

Maka bila masih ada dokter wanita yang muslimah, tentu Anda harus mendanginya. Namun bila tidak Anda, maka dibolehkan dokter wanita yang bukan muslimah. Sedangkan dokter laki-laki yang non muslim urutannya ada pada posisi terakhir, bila semua alternatif tidak memungkinkan lagi.

Menurut kami, sebaiknya Anda coba terlebih dahulu dokter wanita meski menurut Anda kemungkinan keberhasilannya kurang besar, namun harus Anda pahami bahwa yang menentukan terjadinya kehamilan itu bukan doker atau teknologi, tapi Allah SWT yang menentukan. Kalau Allah berkehendak, maka apapun yang mustahil bisa terjadi. Yang penting Anda selalu berada pada posisi bersama Allah baik dalam aqidah maupun aplikasi syariah. Wallahu A`lam Bish-Showab,

Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

Sumber : Pusat Konsultasi Syariah

Beri Komentar (via FB)