Ketika Umar bin Khattab gusar mendengar sikap Hafshah yang mengundang kemarahan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan terdengar berita bahwa beliau menceraikannya. Maka dengan emosi beliau mendatangi puterinya, lalu memberinya nasehat dalam bersikap kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Kemudian, masih dalam suasana emosi, Umar bin Khattab menemui Ummu Salamah yang juga masih kerabatnya. Lalu dia mengeluhkan permasalahan puterinya kepada Ummu Salamah.
Ummu Salamah justeru mengkritisi sikap Umar yang terlalu jauh masuk ke dalam urusan rumah tangga puterinya, dia berkata,
“Engkau ini mengherankan wahai Ibnu Khattab, engkau ingin ikut campur dalam segala urusan, bahkan engkau ingin ikut campur terhadap urusan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan para isterinya.”
Umar berkomentar tentang nasehat Ummu Salamah, “Demi Allah, ucapannya menghalangi aku dan mengurangi sebagian kemarahanku.” (Mutttafaq alaih)
=====
Pelajaran:
* Rasululllah saw dengan segala kemuliaannya, rumah tangganya tak sunyi dari masalah.
* Umar bin Khattab dengan segala kemuliaannya tak menghalanginya untuk menerima masukan dari Ummu Salamah.
* Ummu Salamah dengan segala penghormatannya kepada Umar, tak menghalanginya untuk memberi nasehat.
* Ummu Salamah, walau dalam catatan sirah diriwayatkan ‘berseteru’ dengan Hafshah bersama Aisyah, tidak membuatnya melampiaskan perasaannya ketika ada orang lain yang ingin membicarakannya, tapi tetap bersikap objektif.
* Kecuali perkara yang sangat mendesak, orang tua jangan terlalu ikut campur urusan rumah tangga anaknya, apalagi urusan rumah tangga orang lain.
Wallahu a’lam.
(Manhajuna/IAN)