Oleh: Ustadz Fir’adi Nasruddin, Lc
» مَنِ اغْتَسَلَ ثُمَّ أَتَى الْجُمُعَةَ فَصَلَّى مَا قُدِّرَ لَهُ ثُمَّ أَنْصَتَ حَتَّى يَفْرُغَ مِنْ خُطْبَتِهِ ثُمَّ يُصَلِّي مَعَهُ غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمُعَةِ اْلأُخْرَى وَفَضْلُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ «
“Barangsiapa yang mandi lalu berangkat Jum’at, kemudian mendirikan shalat (sunnah) yang dimungkinkannya, lalu ia diam mendengarkan khutbahnya (imam) hingga khutbahnya selesai kemudian shalat bersama imam, niscaya akan diampuni dosa-dosanya antara Jum’at itu hingga Jum’at berikutnya dan ditambah tiga hari lagi.” (HR. Muslim, no. 857).
Saudaraku,
Bila kita mengenalnya secara baik, dekat dan benar, pasti kita jatuh cinta kepadanya. Tentu kita tak ingin berpisah dengannya dan berjauhan darinya. Bahkan kita ingin selalu berdekatan dengannya. Padanya ada kedamaian. Di sisinya ada keberkahan dan kemuliaan. Ia adalah hari Jum’at, sebaik-baiknya hari dalam satu pekan.
Allah s.w.t telah merahasiakan hari Jum’at terhadap umat-umat sebelum kita. Jika orang-orang Yahudi memiliki hari Sabtu, orang-orang Nasrani hari Ahad sebagai hari besarnya. Maka Allah menunjukan bahwa hari Jum’at merupakan hari besar, hari paling mulia bagi kita umat Islam.
Saudaraku,
Bila kita melihat realitas kehidupan umat Islam dewasa ini, maka kita saksikan sebagian umat Islam menjadikan hari Jum’at sebagai hari biasa. Tiada keuatamaan di dalamnya. Tiada keberkahan pada setiap detiknya. Tiada keunggulan pada waktu-waktunya. Tak berbeda dengan hari-hari lainnya.
Jika kita ingin menjadi insan mulia. Manusia yang unggul di sisi-Nya. Hamba istimewa di hadapan-Nya. Dekat dengan kasih sayang dan melekat cinta-Nya kepada kita, maka kita dituntut untuk memahami kemuliaan hari Jum’at ini dan mengetahui kekhususannya. Sehingga kita dapat membingkai hari tersebut dalam bingkai keta’atan dan prestasi ibadah serta memperbanyak do’a dan bershalawat kepada Nabi s.a.w .
Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya Zadul Ma’ad menjelaskan bahwa di antara petunjuk Rasulullah s.a.w terhadap umatnya adalah mengagungkan hari Jum’at, memuliakannya dan mengkhususkannya dengan berbagai warna ibadah. Beliau menghitung terdapat lebih dari 30 (tiga puluh) keistimewaan dan keutamaan hari yang agung ini, yang tidak ada pada hari-hari yang lainnya ,di antaranya:
• Ia merupakan hari raya yang terus berulang setiap pecan bagi umat Islam .
• Ia merupakan hari, di mana pada hari itu ada tambahan nikmat Allah yang teragung bagi penghuni surga. Karena pada hari itu hamba-hamba Allah yang berada di dalamnya dapat melihat wajah Allah Ta’ala. Anas bin Malik menafsirkan ayat 35 surat Qaaf, “Dan pada sisi Kami ada tambahan,” yakni Allah memperlihatkan wajah-Nya kepada mereka (penghuni surga) setiap hari Jum’at.
• Padanya ada suatu waktu yang dikabulkannya do’a-do’a kita. Rasulullah s.a.w bersabda, “Padanya ada waktu yang jika seorang hamba memohon kepada Allah suatu permohonan, niscaya akan dikabulkan selama tidak meminta sesuatu yang diharamkan.” (HR. Ahmad).
• Ia merupakan hari yang paling baik. Rasulullah s.a.w bersabda, “Sebaik-baik hari yang terbit matahari padanya adalah hari Jum’at.” (HR. Muslim).
• Amal shalih pada hari itu mendapat imbalan surga. Rasulullah s.a.w bersabda, “Lima amalan yang apabila dilakukan pada hari itu maka Allah akan mencatatnya sebagai penghuni surga. Yaitu siapa yang menjenguk orang sakit, berta’ziah kepada keluarga duka, berpuasa, berangkat dari rumahnya untuk menunaikan shalat Jum’at dan membebaskan budak.” (Silsilah hadits shahih, karya syekh al-Bani, hadits no. 1023).
• Pada hari itu akan terjadi hari kiamat. Rasulullah s.a.w bersabda, “Dan tidak akan terjadi hari kiamat kecuali pada hari Jum’at.” (HR. Muslim).
• Dihapuskan rekam dosa dan jejak maksiat untuk satu pekan sebelumnya. Rasulullah s.a.w bersabda, “Tidaklah bebersih seorang hamba pada hari Jum’at, lalu berwudhu, memakai wewangian, lalu ia keluar menuju masjid, selanjutnya ia shalat dua reka’at dan diam ketika imam menyampaikan khutbahnya, melainkan akan diampuni dosa-dosanya di antara dua Jum’at.” (HR. Bukhari).
• Berjalan kaki menuju shalat Jum’at akan mendapatkan pahala yang besar. Rasulullah s.a.w bersabda, “Barangsiapa yang bebersih diri lalu bergegas pergi ke masjid dengan berjalan kaki dan mengambil tempat di samping imam lalu diam mendengarkan khutbahnya, maka pada setiap langkah kaki yang ia ayunkan sepadan dengan amalan setahun dari puasa dan shalat malam.” (HR. Abu Daud).
• Meninggal pada hari Jum’at atau malam harinya adalah merupakan tanda-tanda seseorang meraih husnul khatimah. Rasulullah s.a.w bersabda, “Barangsiapa yang meninggal pada hari Jum’at atau malam harinya, maka ia akan selamat dari fitnah kubur.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad).
• Sedekah pada hari ini lebih baik daripada sedekah di hari-hari yang lain. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Sedekah pada hari ini dibandingkan dengan sedekah pada hari-hari lain ibarat sedekah pada bulan Ramadhan dibandingkan dengan sedekah pada bulan-bulan yang lain. Ibnu Taimiyah rahimahullah jika keluar untuk shalat Jum’at, maka beliau membawa makanan yang ada di rumahnya seperti roti (yang siap santap) dan makanan lainnya, kemudian beliau sedekahkan kepada orang yang beliau jumpai di jalan yang dilaluinya dengan rahasia (agar tidak terlihat orang lain).
Saudaraku,
Bagi hari yang agung ini, terdapat adab-adab dan sunnah yang seyogyanya kita junjung tinggi, selalu kita jaga dan kita berupaya memeliharanya dengan segenap kemampuan yang kita punya. Di antara adab-adab yang dimaksud adalah sebagai berikut :
• Jika kita menjadi imam, disunnahkan pada subuh hari ini untuk membaca surat as-Sajdah pada rakaat pertama dan surat al-Insan pada rakaat kedua. Karena kandungan kedua surat ini mengingatkan kita tentang asal kejadian kita, tempat kembali kita, tragedy padang mahsyar dan hari sewaktu kita dibangkitkan dari alam barzakh. Jadi bukan sekadar sujud tilawah sebagaiamana yang dipahami oleh sebagian kaum muslimin .
• Bersegera dan bergegas serta berpagi-pagi menuju masjid. Banyak sekali hadits Nabi s.a.w yang menjelaskan tentang keutamaan hari tersebut. Namun ironisnya tidak sedikit dari kaum muslimin yang meremehkan persoalan ini sebagai pertanda teramat sempitnya pemahaman mereka terhadap ajaran dienul Islam ini .
• Memperbanyak shalawat kepada baginda Nabi s.a.w. beliau bersabda, “…maka perbanyaklah membaca shalawat untukku karena sesungguhnya shalawat kalian akan diperlihatkan kepadaku, sesungguhnya Allah mengharamkan kepada bumi untuk memakan jasad para Nabi.” (HR. Ahmad).
• Bebersih diri (mandi) dan mengenakan pakaian yang paling indah dan santun serta mengoleskan wewangian yang paling harum.
• Dianjurkan membaca surat al-Kahfi pada malam atau siang harinya. Rasulullah s.a.w bersabda, “Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada hari Jum’at, akan terpancar baginya cahaya benderang di antara dua Jum’at.” (HR. Hakim).
• Diwajibkan tenang dan diam pada saat khutbah berlangsung, berupaya memahami makna dan mengambil faedah darinya. “Jika engkau berkata kepada saudaramu, “Diamlah imam sedang khutbah” maka sesungguhnya engkau telah melakukan perbuatan sia-sia (menghilangkan pahala besar yang telah dijanjikan Rasulullah).” Demikian ancaman Nabi s.a.w.
• Menjauhi hal-hal yang dapat menyakiti hati orang lain dan melukai perasaan mereka.
• Sesudah shalat Jum’at, jangan lupa kita tunaikan shalat sunnah rawatib .Dan lain-lain .
Saudaraku,
Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita semua termasuk hamba-hamba-Nya yang senantiasa beribadah kepada-Nya dengan sebenar-benar ibadah dan mematikan kita dalam keadaan berpegang teguh pada ajaran agama-Nya. Amien.
Ingat saudaraku, kita menjadi mulia jika kita mampu memuliakan penghulu hari, yakni hari Jum’at. Hidup kita berhiaskan barakah, jika kita bisa mengambil keberkahan hari itu. Kita menjadi semakin shalih dan baik di hadapan-Nya, jika kita mampu mengukir kebaikan dana mal shalaih di hari itu.
Semoga kita mampu mendesain diri kita dengan warna iman dana mal shalih, sehingga kita menjadi manusia yang unggul dan istimewa di sisi-Nya. Amien. Wallahu a’lam bishawab
(Manhajuna/GAA)