Kaum muslimin baru saja ditinggal oleh salah seorang ulama karismatik; KH. Arifin Ilham rahimahullah. Kemuliaannya sangat layak disebut-sebut untuk dijadikan teladan, selain bahwa hal ini merupakan sunah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
اذْكرُوا مَحَاسِنَ مَوْتَاكُمْ وَكُفُّوا عَنْ مَسَاوِيهِمْ
“Sebutkan kebaikan-kebaikan orang-orang mati di antara kalian dan tahan (dengan tidak menyebut) keburukan-keburukannya.” (HR. Abu Daud dan Tirmizi)
Tak diragukan lagi, Ust Arifin Ilham adalah salah satu ulama icon majelis zikir di negeri ini. Seruannya untuk memperbanyak zikir plus zikirnya yang khas cukup memberi warna di tengah masyarakat. Namun demikian, dan inilah yang membuatnya menjadi sosok yang istimewa, seruannya untuk berzikir tidak membuatnya menarik diri dari perjuangan membela kepentingan umat. Hal mana menjadi gambaran yang tidak jarang kita dapati pada sebagian pihak yang menjadikan zikrullah sebagai sikap menarik diri dari medan perjuangan umat.
Karenanya selain narasi zikir, beliau juga akrab dengan narasi jihad yang selalu peduli dengan perjuangan umat. Maka tidak heran jika kita menyaksikan beliau sangat concern ikut langsung dalam aksi-aksi umat bahkan ikut juga merasakan gas airmata dalam sebuah aksinya.
Zikir dan jihad selama ini dikesankan merupakan dua hal terpisah. Padahal semestinya merupakan perpaduan yang menjadi kepribadian seorang mukmin.
Bahkan Ibnu Qoyim mengatakan;
أَفْضَلُ الذَّاكِرِينَ الْمُجَاهِدُون ، وَأَفْضَلُ الْمجَاهِدِين الذَّاكِرُون
“Sebaik-baik orang yang suka berzikir adalah para mujahid dan sebaik-baik mujahid adalah orang yang suka berzikir.”
Selain itu, beliaupun sangat concern dengan penerapan syariat. Inipun perkara yang kadang dikesankan terpisah dari dunia zikir, karena penerapan syariat saat ini sudah kadung dipandang sebagai masalah politik sedangkan berzikir tidak boleh ditarik ke ruang politik. Padahal sebelum itu, masalah ini adalah masalah keimanan dan aqidah. Nah orang yang berzikir hakekatnya adalah orang yang ingat Allah, syariat Allah adalah sarana kita untuk mengingat Allah dalam bentuk pengamalan ajaran-ajaranNya dalam kehidupan sehari-hari.
Namun demikian, disinilah lagi-lagi keistimewaan Allahu yarham KH Arifin Ilham, beliau tetap mampu menjaga hubungan baik kepada berbagai kalangan, termasuk kalangan pemerintah. Tak kurang Presiden Jokowi dan Kapolri menjenguknya ketika beliau sakit. Beliaupun kerap mengisi taushiah di hadapan aparat keamanan. Itu artinya beliau selalu berusaha agar perjuangannya tidak keluar dari koridor sebagai rakyat yang mentaati pemerintah.
Beliau pun tampak sangat intens membangun hubungan dengan berbagai elemen umat, tidak kita dapati pernyataan-pernyataan beliau yang membuat umat menjadi gaduh, yang ada adalah upayanya untuk merangkul berbagai elemen umat Islam.
Artinya, dibalik kelembutannya melalui zikrullah, tidak mengurangi ketegasannya untuk membela kepentingan umat, namun dibalik ketegasannya beliau tetap berusaha menjaga hubungan baik dengan berbagai kalangan, tidak keluar aturan dan ketentuan yang berlaku.
Beliau bukan type ulama yang mudah berubah-ubah sikap apalagi menjilat, namun juga beliau bukan golongan khawarij yang mudah mengkafirkan sesama muslim dan membangkang kepada pemerintah seperti dituduhkan oleh kaum yang lisannya bengkok dan pengikut neo murjiah ahad ini.
Pada beliau, saya dapati sebuah kepribadian seperti yang terkandung dalam ayat berikut;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ . وَأَطِيعُوا اللهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
(سورة الأنفال: 45-46)
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kalian dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar beruntung. Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kalian berbantah-bantahan, yang menyebabkan kalian menjadi gentar dan hilang kekuatan kalian dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 45-46)
Semoga Allah merahmmati KH. Arifin Ilham, menerima semua amalnya dan mengampuni dosa-dosanya.
(Manhajuna/IAN)