Hijri Calendar by Alhabib
Beranda / Kabar / Kubah Hijau Masjid Nabawi Berwarna Merah ?
>> Sponsorship/Donasi Website Manhajuna <<

Kubah Hijau Masjid Nabawi Berwarna Merah ?

Manhajuna – Para pengguna jejaring sosial, Jumat kemarin di hebohkan dengan sebuah video tentang kubah hijau Masjid Nabawi (Madinah) berubah menjadi warna merah. Dari video tersebut masyarakat dan aktivis media sosial menafsirkan bermacam macam. Bahkan ada yang sampai menyimpang dari sisi aqidah dengan menyebutkan bahwa ini merupakan tanda akhir zaman. Ada pula yang menafsirakan bahwa ini terjadi karena bertepatan dengan hari lahirnya Fathimah RA. putri Rasulullah SAW.

Seorang wartawan bernama Jamal Khasghazi memberikan penjelasan bahwa hal ini terjadi terkait dengan Direktorat Umum Urusan Masjid Al-Haram dan Masjid Nabawi yang berencana akan meluncurkan kembali kebiasaan masyarakat Madinah dahulu, yaitu memberikan pencahayaan pada menara yang paling tinggi yang menghadap ke kubah hijau. Dengan pencahayaan warna merah tersebut sebagai tanda waktu berbuka puasa dan akan terus menyala sampai waktu sahur. Hal ini juga digunakan untuk menandakan waktu awal dan akhir Ramadhan. Dalam hal ini Direktorat telah memilih sebuah perusahaan untuk melakukan hal tersebut dan masih dalam tahap percobaan. Adapun warna merah di atas kubah hijau itu merupakan ujicoba pencahayaan menara utama yang di bagian atasnya terdapat lampu berwarna merah. Ketika lampu merah itu menyala maka lampu tersebut akan memantulkan cahaya pada permukaan di dekatnya, termasuk kubah hijau.

Percobaan pencahayaan menara utama ini sesusai dengan perintah Gubernur Madinah yang ingin meluncurkan kembali tradisi suara meriam pada awal dan akhir Ramadhan. Tradisi ini merupakan sarana yang sudah biasa digunakan masyarakat sejak dahulu untuk menandakan waktu berbuka puasa. Sehingga bagi mereka yang tidak dapat mendengar adzan sebagai tanda berbuka puasa, sekarang dapat mengetahuinya dengan hanya melihat lampu berwarna merah di menara utama Masjid Nabawi.

Jadi, apa yang tersebar di tengah masyarakat tentang penafsiran yang bermacam-macam adalah tidak benar.

Sumber: (mozdwj/akhbaar24.argaam)

(Manhajuna/AW – GAA)

(Visited 3.447 times, 1 visits today)

Beri Komentar (via FB)

http://bursanurulfikri.com/

Lihat Juga:

Rajab, Sya’ban dan Ramadhan

Manhajuna – Bulan rajab baru saja datang, dan berlalu tanpa terasa. Setelahnya adalah sya’ban, kemudian bulan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *