Alih bahasa: Syarif Ridwan
Berdoa saat musibah menimpa, seraya berharap ganti yang lebih baik, kerap diabaikan banyak manusia. Walau Allah Azza wa Jalla memberi ganti di dunia, dan pahala akhirat di sisi-Nya.
Berikut ini adalah contoh sederhana terkait hal tersebut.
Salah seorang akhwat menceritakan: “Ketika itu aku dan suami berada di perantauan untuk melanjutkan pendidikan. Kami kemudian membeli sebuah mobil untuk memenuhi kebutuhan transportasi kami.
Namun adalah kehendak Allah Ta’ala jua yang membuat kami terpaksa menjual mobil itu karena harus membayar uang sewa apartemen. Sementara kami tak punya pilihan lain kecuali melakukan hal tersebut.
Suamiku akhirnya menjualnya. Dan kami hanya bisa duduk terpaku dirundung sedih. Aku lalu berkata kepada suamiku: “Tidak perlu sedih, sayang.!! Mari kita mengulang-ulang doa ini:
إنَّا لِلَّهِ وإنَّا إلَيْهِ رَاجِعُون, اللَّهُمَّ أْجُرْنِي في مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لي خَيْرًا منها،
“Sesungguhnya kami milik ALLah, dan kepada-Nya kami kembali. Ya ALLah, limpahi aku pahala dari musibah yang melanda, dan beri aku ganti yang lebih baik darinya.”
Aku kemudian berkata kepadanya: “Yakinlah bahwa ALLah akan menggantikannya, dan menganugerahkan pada kita yang lebih baik darinya”.
Dan, subhanallah.!! Maha Suci ALLah Yang Maha Agung. Hanya berselang beberapa hari, suamiku tiba-tiba saja dapat membeli sebuah mobil BMW. Bagaimana ia mendapatkannua dengan harga murah? Aku tidak tahu…!! Tentu tak lepas dari rahmat dan taufik Ilahi.
Suamiku ternyata membeli BMW itu dari hasil lelang, dengan harga yang sangat murah. Karena adanya kerusakan ringan pada beberapa sambungan listriknya.
Suamiku pun berhasil memperbaikinya. Sesuatu yang membuat kami sangat gembira. Seakan belum percaya apa yang telah kami lakukan. Aku lalu berkata kepada suamiku:
“Yah, masih ingatkah engkau doa yang pernah kita panjatkan itu..?”
“Ya, aku masih mengingatnya dengan baik.” jawabnya.
Dan sejak saat itu, bila suamiku menghadapi masalah, kesulitan dan kepenatan, ia senantiasa melafazkan doa agung itu.
Yang lain berkata (tentang doa itu): “Tak ada suatu musibah yang menimpaku -sekecil apapun -; kelelahan fisik, sepatu atau sendal yang rusak, bahkan duri yang melukaiku, kecuali membaca doa itu sesudahnya. Setelah itu aku rasakan kehangatan menjalari hatiku, dan kegembiraan yang memadamkan musibah. Aku bahkan yakin, bahwa yang melimpahkan taufik melalui kalimat ini menghendaki kebaikan untukku, dan membuka pintu anugerah-Nya bagiku. Setelah itu, sering datang padaku pengganti dari yang hilang. Selain kompensasi bersifat bathiniyah yang aku rasakan.
Ada banyak kisah terkait hasil dan buah dari keberkahan doa ini. Dan penghulu dari kisah tersebut adalah cerita tentang Ummu Salamah Ra. dan pernikahannya dengan Rasulullah Saw.
Beliau Ra. berkata, sebagaimana dalam Shahih Muslim: “Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda: “Tidaklah seorang hamba tertimpa musibah, lalu berkata:
إنَّا لِلَّهِ وإنَّا إلَيْهِ رَاجِعُونَ [البقرة:156]، اللَّهُمَّ أْجُرْنِي في مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لي خَيْرًا منها، إلَّا أَجَرَهُ اللَّهُ في مُصِيبَتِهِ، وَأَخْلَفَ له خَيْرًا منها
“(Sesungguhnya kami milik ALLah, dan kepada-Nya kami kembali). Ya ALLah, limpahi aku pahala dari musibah ini, dan beri ganti untukku yang lebih baik darinya.” Kecuali ALLah mengganjarnya dengan pahala kebaikan, dan menggantikannya dengan yang lebih baik darinya”.
Dalam riwayat lain Ummu Salamah Ra. Berkata: “Siapa yang akan menggantikan untukku Abu Salamah?” Dan setelah masa iddahnya selesai, ia dilamar oleh Rasulullah saw.
Tidakkah cukup bagi kita -usai membaca kisah di atas-, untuk bersungguh-sungguh mengamalkan doa yang sangat berharga ini saat dihimpit masalah, menghadapi ujian, atau tertimpa petaka apapun, agar kita dapatkan ganti dan kompensasi Ilahi di dunia dan akhirat..??
(Manhajuna/IAN)