Oleh: Ustadz Drs. DH. Al Yusni
Manhajuna.com – Adalah Amir bin Syarohil Asy-Sya’biy rahimahullaah salah satu Imam Tabi’in dan menjadi bukit ilmu yang tak pernah kering. Beliau lahir 18 H – wafat 104 H.
Diantara adab istimewa yang mencuat pada diri beliau dan disaksikan oleh Kaisar Romawi adalah sikap rendah hati penuh hormat pada orang lain.
Saat Khalifah Abdul Malik bin Marwan mengirim Imam Asy-Sya’biy kepada Raja Romawi (sebagai utusan).
Ketika telah kembali, Abdul Malik mengatakan, “Wahai Asy-Sya’biy, tahukah kamu apa yang ditulis oleh Raja Romawi kepadaku?”
Dia balik bertanya, “Apa yang telah ditulisnya, wahai Amirul Mukminin?”.
Khalifah Abdul Malik bin Marwan berkata, “Raja Romawi mengatakan, “Aku kagum kepada pemeluk agamamu. Bagaimana bisa mereka tidak menjadikan utusanmu sebagai pemimpin atas mereka dengan kepiawaan dan kecerdasannya yang dia miliki?”.
Asy-Sya’biy berkata, “Wahai Amirul Mukminin, dia mengatakan hal itu karena dia hanya melihatku dan dia belum pernah melihat dirimu.”
Mufti yang Seperti Padi
Suatu ketika Abdullah bin Umar RA. melewati halaqah ilmiyah di mesjid Kufah yang membicarakan sejarah peperangan. Disana terdapat seorang yang kharismatik yang menjadi perhatian para hadirin. Abdullah bin Umar turut mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan pimpinan halaqah ilmiyah tersebut.
Dengan begitu jelas dan rinci apa yang diceritakan pimpinan halaqah tersebut lengkap tanpa cacat. Hal ini membuat Ibnu Umar RA. terkagum dan berkomentar, “Seakan orang ini mengikuti peperangan bersama kita dan sungguh ia lebih baik periwayatannya dariku”.
Pimpinan halaqah ilmiyah tersebut adalah Imam Asy Sya’by seorang ulama terkemuka yang bernama lengkapnya Amr bin Syarahil bin Abd bin Dzi Kibar.
Pernah pula seorang bertanya pada Imam Asy Sya’by. Beliau menjawab, “dalam masalah ini Sayyidina Umar menjawab begini dan Sayyidina Ali menjawab begini”.
Lantas penanya itu mengatakan, “lalu apa menurut pendapatmu wahai Abu Amr?”.
Beliau pun tersenyum menjawab, “Apa pentingnya pendapatku, jika anda telah mendengar jawaban sayyidina Umar dan pendapat sayyidina Ali?”.
Pernah dalam suatu kesempatan ada orang yang mencaci-maki Imam Asy Sya’by habis-habisan. Imam Asy Sya’by mendengarkannya dengan seksama hingga orang tersebut selesai mencaci-maki dirinya.
Beliau pun tersenyum dengan mengatakan, “Bila apa yang kau sampaikan itu benar, aku berharap Allah SWT. mengampuni diriku, namun bila yang kau sampaikan itu tidak benar, aku berharap Allah SWT. mengampuni dirimu”.
(Lihat Siyar A’lam, Imam Adz-Dzahabi)
(Manhajuna/GAA)