Oleh : Abu Kautsar
Haji mabrur adalah impian dan harapan semua orang yg melaksanakn haji. Andai haji mabrur hanya menjadi haq orang kaya maka yang miskin papa tidak berhak menjadi haji mabrur. Andai haji mabrur hanya menjadi haq para pejabat maka orang biasa pun tidak berhak meraih haji mabrurnya. Andai haji mabrur hanya milik artis dan selebritis maka yg bukan artis dan selebritis tidak berhak menjadi haji mabrur. Haji mabrur bukan hanya hak pemilik banyaknya uang lembaran Soekarno Hatta.
Haji mabrur adalah haq semua orang yang ikhlas mujahadah dalam meraihnya dan memenuhi syarat rukun dan wajib hajinya serta menggunakan harta dan uang halal. Haji mabrur akan nampak setelah seseorang kembali dari haji, amalanya lebih baik dari sebelumnya.
Kemudian apa dan bagaimana amalan pasca haji yang menjadi parameter mabrurnya haji?
Pertama sebagaimana Allah SWT berfirman :
1. Banyak Berdzikir
“فَإِذَا قَضَيْتُم مَّنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا
اللَّهَ كذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا ۗ “
“Apabila kalian Selesai melaksanakan manasik haji maka ingatlah Allah sebagaimana kalian mengingat bapak-bapak kalian bahkan lebih dari itu” (QS. Al Baqarah: 200)
2. Shalat Malam
Shalat malam di saat manusia terlelap dengan tidurnya atau lebih di kenal dengan Shalat tahajud adalah shalat terbaik setelah Shalat wajib karena bangun di sepertiga malam adalah puncak keikhlasan seorang hamba dimana amalnya tidak ada yg melihat kecuali Allah SWT.
وَأَفْضَلُ الصَّلاةِ بعدَ الفَرِيضَةِ صَلاةُ اللَّيْل
(رواه مُسلِمٌ)
“Dan shalat yang paling baik setelah shalat wajib adalah shalat malam (Tahajjud) (HR. Al-Bukhari)
3. Zuhud Dalam Kehidupan Dunia
Alhasan Albashri Rahimahullah berkata :
الحج مبرور هو أن يرجع صاحبه زاهدا في الدنيا وراغبا في الآخرة”
“Haji mabrur adalah sekembalinya (dari haji) menjadi orang yg zuhud dalam kehidupan dunia dan gemar beramal untuk investasi akhiratnya”
4. Gemar Investasi Akherat
Beramal karena Allah adalah sebab meraih pahala demi kehidupan akhirat, karena dalam Al-Quran Allah menceritakan sebagian hamba-hambanya yang berhaji hanya menginginkan baiknya kehidupan dunia
فَإِذَا قَضَيْتُم مَّنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا ۗ فَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ
Apabila kalian selesai melaksanakan manasik haji maka ingatlah Allah sebagaimana kalian mengingat nenek moyang kalian bahkan lebih dari itu dan sebagian manusia yang berdoa “wahai tuhan kami berilah kami kebaikan dunia dan baginya tidak ada (kebaikan) di akherat (QS. Al Baqarah: 200)
5.Ringan Bersodaqah
Rasulullah SAW ketika di tanya tentang haji mabrur beliau bertutur :
“ما بر الحج ؟ قال : إطعام الطعام وطيب الكلام”
(رواه ابو دَاوُدَ)
“Apa itu haji mabrur ? Rasulullah SAW menjawab : kamu memberi orang makan (Sodaqoh) dan baik perkataannya
(HR. Abu Dawud)
Sodaqoh yang baik akan membuat hati orang yang membutuhkan menjadi berbunga, karena beban hidup merasa ada yang membantu.
6. Santun Tutur Katanya
Perkataan yg baik adalah perkataan yang terukur enak didengar dan nyaman di jiwa, aman dirasa oleh yang lainnya bagai perkataan para pujangga, penyair dan bangsawan.
7. Cinta menyebarkan salam
Menyebarkan salam kepada yang di kenal atau yang tidak di kenal, kepada yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal, kedudukan salam dalam Islam bukan hanya ucapan basa basi yang bisa menjadi basi tapi salam adalah ucapan yang dipenuhi dengan doa yang tulus kepada saudaranya. Begitu tingginya kedudukan salam bagi kehidupan seorang muslim, sehingga dianjurkan menyebarkan salam kepada saudaranya demi kebaikan bersama Rasulullah SAW bersabda :
قالوا يا رسول الله ما بر الحج قال: «إطعام الطعام وإفشاء السلام
“Para sahabat bertanya, ya Rasulullah SAW apa gerangan haji mabrur? Rasulullah menjawab “Kamu memberi makan dan menyebarkan salam”
8. Menyambung Tali Silaturahim
Silaturahmi kedudukannya begitu mulia, barang siapa yang suka menyambung tali silaturahmi akan di panjangkan umurnya dan di mudahkan rezekinya. Menyambung tali siturrahim yan afdhal adalah dengan kerabat dekat terlebih dahulu kemudian kepada yang lainnya.
عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
«من كان يؤمن بالله واليومِ الآخر فليُكرِم ضيفَه، ومن كان يؤمن بالله واليومِ الآخر فليصِل رحمه، ومن كان يؤمن بالله واليومِ الآخر فليقل خيرًا أو ليصمت»؛
(البخاري)
“Dari Abi Huraira Radhiyallahu ‘anhu berkata “Rasululah SAW bersabda “barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakan tamunya, dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka menyambung silatrahim, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka berkata-katalah yang baik atau lebih baik diam”
9. Dimudahkan Rizkinya
Rasulullah SAW bersabda :
“تابعوا بين الحج والعمرة فإنهما ينفيان الفقر والذنوب كما ينفي الكير خبث الحديد”
(رواه الترمذي وابن حبان)
“Ikuti antara haji dan umrah maka keduanya dapat mengikis kefaqiran dan dosa sebagaimana pandai besi membakar besi”
Makna mengikis kefaqiran maksudnya adalah bisa hakiki, karena betapa banyak orang sepulangnya dari haji di mudahkan rizkinya lantaran doa-doanya di tempat mustajab dan waktu yang mustajab.
Makna yang kedua adalah dengan hikmah karena Allah yang maha suci memberikan rizki kepada hamba-hambanya dengan rizki secara ma’nawi dengan kekayaan hati dan jiwa kona’ah dan zuhud, lahirnya dia nampak miskin tapi hidupnya sangat kaya dengan bathin.
10. Bersih dari Dosa
Di antara parameter haji mabrur adalah sepulangnya dari haji jiwanya bersih dari dosa kecil maupun dosa besar
كما قال في الحديث الآخر:
(عَادَ كَيَوْمَ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ)
“Sebagaimana Sabda Rasulullah dalam hadits lain “kembali bagaikan bayi yang baru terlahir dari Rahim Ibunya”
Masuk surga adalah hak seorang hamba yang mampu mengaplikasikan amalan dan parameter tersebut, karena syurga adalah muara terakhir dari penghambaan seorang hamba kepada Rabbnya sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
الحج مبرور ليس له جزاء إلا الجنة
“Haji mabrur tidak lain balasanya kecuali syurga”
Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda :
وَعن عبدِاللَّهِ بنِ سَلاَم أَنَّ النَّبِيَّ ﷺ قالَ: أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشوا السَّلامَ، وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ، وَصَلُّوا باللَّيْل وَالنَّاسُ نِيامٌ، تَدخُلُوا الجَنَّةَ بِسَلامٍ.
“Dari Abdullah bin Salam Sesungguhnya Nabi SAW bersabda “Wahai manusia sebarkan salam, berilah orang makan, dan shalatlah malam di saat manusia terlelap tidur malam masuklah syurga dengan tenang” (HR. At-Tirmidzi)
Semoga haji mabrur bukan hanya ucapan dan doa penghias bibir belaka bukan pula hanya impian dan fatamorgana tetapi mampu menjelma dalam kehidupan nyata yang manfaatnya di rasa oleh manusia lainnya dan juga bagi pelakunya hingga berakhir di syurga-NYA.
(Manhajuna/IAN)