عَنْ أَبِي حَمْزَةَ ؛ أَنَس بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ؛ -خَادِمُ رَسُوْلِ الله ﷺ – عَنِ النَّبِيِّ ﷺ قَالَ: « لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ » [رواه البخاري ومسلم]
Kosa kata
يحب : Mencintai | (لـ)نفسـ(ـه) : (untuk) diri-(nya) |
Terjemah hadits
Dari Abu Hamzah, Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, -pembantu Rasulullah ﷺ– dari Nabi ﷺ, beliau bersabda,
“Seseorang di antara kalian tidak dikatakan beriman (dengan sempurna) sebelum dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim) [1]
Kedudukan Hadits
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa hadits ini termasuk di antara empat hadits yang merangkum masalah etika yang baik. [2]
Pemahaman Hadits
Maksud tidak beriman dalam hadits di atas adalah tidak sempurna imannya. Jadi yang ditiadakan (nafi) adalah kesempurnaan iman. Imam Nawawi berkata, “Para ulama berkata, ‘Makna hadits ini adalah, ‘Tidak beriman dengan sempurna…, karena pokok keimanan itu tetap ada walaupun seseorang tidak memiliki sifat tersebut.’ [3]
Pelajaran yang Terdapat dalam Hadits
- Seorang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan satu jiwa, dia mencintai saudaranya seperti mencintai dirinya sendiri. Apa yang disenangi untuk dirinya, baik dalam bentuk datangnya kebaikan atau terhindari dari bahaya, juga disenangi jika terjadi pada saudaranya.
- Masalah ini tidak hanya terbatas pada urusan dunia, fisik atau materi saja, tetapi juga mencakup urusan akhirat dan agama. Maka sebagaimana dia senang keimanan, hidayah, ketakwaan, beribadah, dia pun menginginkan hal serupa terhadap saudaranya. Hal tersebut menuntutnya untuk berdakwah kepada saudara-saudaranya agar semua kesenangan tersebut juga dapat dinikmati oleh saudara-saudaranya.
- Hadits ini secara tersirat menyerukan kita untuk menjauhi sifat dengki, karena tidak mungkin seseorang mencintai saudaranya sebagaimana dirinya sendiri, jika ada sifat dengki terhadap saudaranya. [4]
- Hadits ini juga secara tersirat mengajarkan seorang muslim agar tidak menyakiti saudaranya sebagaimana dirinya tidak ingin disakiti.
- Hadits ini merupakan salah satu dalil bahwa iman dapat bertambah dan berkurang, bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.
- Anjuran untuk menyatukan hati.
Tema Hadits dan Ayat Al-Quran Terkait
Mencintai sesama muslim | : | Al-Hasyr (59): 9 |
Menyakiti saudara sama de-ngan menyakiti diri sendiri | : | Al-Hujurat (49): 12 |
Ukhuwah Islamiah | : | Al-Hujurat (49): 10, Ali Imran (3): 103 |
Catatan Kaki:
-
Shahih Bukhari, Kitab Al-Iman, Bab Minal Iman an Yuhibba li akhiihi ma Yuhibbu linafsihi, no. 13. Shahih Muslim, Kitab Al-Iman, Bab Addalil ‘ala anna min Khishalil Iman an Yuhibba li Akhihi al-Muslim maa Yuhibbu Linafsihi minal Khair, no. 45.
-
Lihat penjelasan hadits sebelumnya, no. 12
-
Fathul Bari, 1/63, Syarh Muslim, 1/220
-
Jami’ul Ulum wal Hikam, hal. 215
Sumber: Kajian Hadits Arba’in Nawawiyah, Imam An-Nawawi, Penyusun Abdullah Haidir, di Muraja’ah DR. Muinudinillah Basri, MA Fir’adi Nashruddin, Lc. Penerbit Kantor Dakwah Sulay Riyadh
(Manhajuna/IAN)