Hijri Calendar by Alhabib
Beranda / Kajian / Aqidah & Pemikiran / Ramadhan dan Sikap Ummat Terhadap Fitnah*
>> Sponsorship/Donasi Website Manhajuna <<

Ramadhan dan Sikap Ummat Terhadap Fitnah*

Oleh: H. Nurhasan Asy’ari, Lc

Allah menakdirkan kita hidup di zaman fitnah, juga fitnah akhir zaman yang begitu dahsyat melanda kaum muslimin. Bagaikan gelombang yang silih berganti datang menerpa pantai yang mana hal itu telah Rasulullah sebutkan dalam banyak haditsnya betapa tidak, fitnah syubhat yang meluluh-lantakan agama seorang muslim, dan fitnah syahwat yang menjerumuskannya ke dalam kubangan maksiat.

Zubair bin Adi, dia berkata: kami datang menemui Anas bin Malik mengadukan penderitaan yang kami dapati dari perlakuan Al-Hajjaj bn Yusuf, beliau berkata:

اصْبِرُوا فَإِنَّهُ لَا يَأْتِي عَلَيْكُمْ زَمَانٌ إِلَّا الَّذِي بَعْدَهُ شَرٌّ مِنْهُ حَتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ سَمِعْتُهُ مِنْ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

“Sabarlah, sesungguhnya tidak akan datang pada kalian suatu zaman kecuali yang berikutnya lebih buruk dari yang sebelumnya hingga kalian bertemu dengan Rabb kalian, begitu yang kudengar dari Nabi kalian-shallallahu ‘alaihi wa sallam” (HR. Bukhari)

Semoga dengan datangnya bulan Ramadhan ini dapat membentuk kepribadian kita menjadi pribadi-pribadi muslim yang baik dan tangguh agar mampu menghadapi berbagai tantangan hidup dan dahsyatnya fitnah akhir zaman.

Agar kita merasakan buah Ramadhan dan dapat melaluinya dengan baik maka ada beberapa hal yang perlu kita siapkan;

Persiapan Ruhiyah

Mempersiapkan mental, meluruskan niat, ikhlas dan gembira menyambut kedatangan bulan yang suci ini, serta berdoa kepada Allah agar disampaikan usia kita pada bulan Ramadhan. Sebagaimana menjadi kebiasaan para Salafus Shaleh mereka berdoa kepada Allah enam bulan sebelum Ramadhan tiba agar dipertemukan kembali dengan Ramadhan, hal ini menunjukkan akan kerinduan untuk bertemu dan meraih keutamaan yang ada pada bulan tersebut.

Persiapan secara keimanan berupa pengendalian diri sejak sekarang untuk tidak melakukan maksiat, Semoga dengan kebiasaan untuk menahan diri dari segala kemaksiatan akan memudahkan kita menahan diri di bulan Ramadhan sehingga puasa kita bermakna di hadapan Allah Ta’ala. Rasulullah bersabda;

من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه …

“Siapa puasa Ramadhan karena iman dan penuh harap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa dosanya yang telah lalu. HR Bukhari.

Persiapan Jasadiyah

Puasa termasuk ibadah ruhiyah sekaligus jasadiyah, selain ruhiyah kita siapkan maka jasadiyahpun tidak boleh kita remehkan. Apabila Ramadhan tiba dan kita sakit maka kita akan banyak kehilangan dari kebaikan-kebaikan, teraweh tidak bisa kita lakukan, Qur’an tidak sempat kita baca, dan puasapun tidak bisa kita tunaikan meskipun kita bisa menggantinya pada hari lain namun tentu keutamaannya sangat jauh berbeda. Apalagi amal sunnah yang kita kerjakan di bulan ini Allah nilai seperti amal wajib, dan amal wajib akan Allah lipat gandakan pahalanya. Untuk itu, marilah kita jaga fisik kita dengan cara berolah raga secara rutin juga kita hindari makan minum yang dapat menyebabkan datangnya penyakit atau merusak tubuh kita.

المؤمن القوي خير وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف .

“Orang mukmin yang kuat lebih baik daripada mukmin yang lemah” HR Muslim.

Persiapan Ilmu Syar’i

Ilmu sangat penting dalam setiap amal ibadah, karena tanpanya dikhawatirkan terjerumus dalam hal-hal yang dapat membatalkan ibadah tersebut, Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang melakukan amal ibadah yang tidak ada contoh dari kami maka ibadah tersebut tertolak. (HR. Muslim).

Rasulullah jauh-jauh telah mengingatkan kita semua, betapa banyak orang yang berpuasa dan dia tidak mendapatkan pahala puasa kecuali lapar dan dahaga. Untuk itu, saya sarankan agar setiap kita di bulan suci ini selain al Qur’an yang kita baca, buku panduan Ramadhanpun harus kita tela’ah juga agar puasa kita melahirkan kebaikan-kebaikan. Rasulullah bersabda;

رب صائم ليس له من صيامه إلا الجوع ورب قائم ليس له من قيامه إلا السهر.

“Batapa banyak orang puasa tidak mendapatkan pahala puasa namun hanya mendapat lapar, dan betapa banyak orang qiyamul lail tidak mendapatkan pahala qiyamul lail namun hanya mendapatkan lelah saja. HR Ibnu Majah.

Persiapan Maaliyah

Bukan berarti tanpa uang kita tidak bisa berpuasa, namun yang dimaksud dengan persiapan harta di sini adalah agar keutamaan yang kita raih di bulan ini semakin sempurna. Dengan harta kita bisa sedekah yang pahalanya berlipat-lipat. Allah berfirman;

مثل الذين ينفقون أموالهم في سبيل الله كمثل حبة أنبتت سبع سنابل في كل سنبلة مائة حبة … البقرة:261
يقول – صلى الله عليه وسلم -: مانقصت صدقة من مال… رواه مسلم

Inilah beberapa persiapan-persiapan yang perlu kita perhatikan, agar benar-benar Ramadhan bermakna dan mampu mencetak kita menjadi generasi robbani yang tangguh dalam menghadapi berbagai macam fitnah yang mengelilingi kita.

Kita sadar atau tidak, ternyata kehidupan dunia secara keseluruhan, baik dan buruknya adalah fitnah atau ujian bagi kita. Fitnah yang senantiasa menyertai kehidupan kita hingga akhir hayat. Tetapi sangat disayangkan sebagian besar kita atau umat manusia tidak mengetahui bahwa kehidupan di dunia ini fitnah. Sebagian yang lain mengetahui bahwa kehidupan di dunia ini fitnah tetapi kalah oleh dahsyatnya fitnah itu sendiri. Hanya sebagian kecil saja yang sadar bahwa kehidupan di dunia ini fitnah, kemudian mereka berhati-hati terhadap fitnah itu dan ketika lalai atau lupa kembali pada petunjuk Allah.

Di akhir zaman ini fitnah akan semakin dahsyat dan mengerikan. Rasulullah bersabda:

بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا

“Segeralah beramal sebelum datangnya fitnah seperti malam yang gelap gulita. Di pagi hari seorang laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir di sore harinya. Di sore hari seorang laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir di pagi harinya. Dia menjual agamanya dengan ‘barang’ kenikmatan dunia.” (HR Muslim dari Abu Hurairah)

Para ulama’ memetik kesimpulan dari dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah tentang macam-macam fitnah dan bahaya:

1-Fitnah nafsu syahwat yang mengajak kepada kejelekan yang menghiasi manusia agar terjerumus dalam perbuatan dosa dan maksiat. Allah berfirman;

إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي

“Sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabku…” QS. Yusuf;53

2-Fitnah harta yang dapat menjadikan manusia bersikap semena-mena dan membuat kekacauan di muka bumi sebagai mana kisah Qorun dan yang lainnya. Juga fitnah anak yang dapat menjadikan orang berbangga diri dan memalingkan seseorang dari menyeru ke jalan Allah.

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu): di sisi Allah-lah pahala yang besar” QS at-Taghâbun, 64: 15.

3-Fitnah wanita yang dapat menjerumuskan manusia kepada perbuatan keji dan hina.
Rasulullah bersabda:

ما تركت بعدي فتنة أضرعلى الرجال من النساء .

Tidaklah aku tinggalkan sebuah fitnah sepeninggalku yang lebih memudaratkan kaum lelaki daripada wanita”. HR. Bukhori.

Sebagian ulama mengatakan bahwa fitnah anak ada satu dan fitnah wanita ada dua. Fitnah wanita ada dua yaitu, pertama; wanita menyuruh suaminya untuk memutus hubungan silaturahim pada ibu dan saudara-saudara suaminya. Kedua; menyuruh suaminya untuk mencari harta yang halal atau haram. Sedangkan fitnah anak hanya satu yaitu membuat bapaknya mencari harta yang halal atau haram.

4.Fitnah jabatan yang dapat menimbulkan penyakit ujub (bangga diri), tertipu, dan merasa lebih tinggi dari orang lain. Abu Dzar al-Ghifari Ia berkata, “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau menjadikanku sebagai pemimpin?” Mendengar permintaanku tersebut, beliau menepuk pundakku seraya bersabda:

يَا أَبَا ذَرٍّ، إِنَّكَ ضَعِيْفٌ وَإِنَّهَا أَمَانَةٌ وَإِنَّهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِزْيٌ وَنَدَامَةٌ، إِلاَّ مَنْ أَخَذَهَا بِحَقِّهَا وَأَدَّى الَّذِي عَلَيْهِ فِيْهَا.

Wahai Abu Dzar, engkau seorang yang lemah sementara kepemimpinan itu adalah amanat. Dan nanti pada hari kiamat, ia akan menjadi kehinaan dan penyesalan kecuali orang yang mengambil dengan haknya dan menunaikan apa yang seharusnya ia tunaikan dalam kepemimpinan tersebut.” HR. Muslim.

Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda:

إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُوْنَ عَلَى الْإِمَارَةِ، وَسَتَكُوْنُ نَدَامَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ.

“Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan, padahal kelak di hari kiamat ia akan menjadi penyesalan. HR. al-Bukhari.

5.Fitnah akhir zaman,perselisiahan pendapat, bencana melanda, saling menumpahkan darah di antara kaum muslimin, fitnah Dajjal dll. sebagaimana yang Rasulullah sebutkan.

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضَ الْعِلْمُ، وَتَكْثُرَ الزَّلَازِلُ، وَيَتَقَارَبَ الزَّمَانُ، وَتَظْهَرَ الْفِتَنُ، وَيَكْثُرَ الْهَرْجُ،

“Tidak akan terjadi kiamat sebelum ilmu dicabut, gempa melanda di mana-mana, zaman terasa berjalan cepat, munculnya fitnah dan banyaknya saling menumpahkan darah”.HR Bukhari.

وعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَقْتَتِلَ فِئَتَانِ عَظِيمَتَانِ، يَكُونُ بَيْنَهُمَا مَقْتَلَةٌ عَظِيمَةٌ، دَعْوَتُهُمَا وَاحِدَةٌ”. (البخاري).

“Tidak akan terjadi kiamat sehingga terjadi dua kelompok besar yang saling perang dan jatuh korban yang sangat besar dari kedua belah kelompok, sementara misi mereka satu” HR Bukahri.

Setelah kita mengetahui berbagai jenis fitnah dan bahayanya, maka di bawah ini secara singkat beberapa kiat-kiat yang dengannya semoga kita terhindar dari dahsyatnya fitnah tersebut.

Pertama; memperbanyak doa

Doa adalah senjata yang manjur dalam menghadapi fitnah. Betapa butuhnya seorang hamba untuk senantiasa bermohon kepada Rabnya agar dijaga dari fitnah. Jangankan kita sebagai orang biasa, Rasulullah sendiri yang senantiasa diperkuat dengan wahyu tetap berdoa agar dijauhkan diri dari fitnah.

« إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ ».

“Jika kalian membaca tasyahhud, maka berlindunglah dari empat hal, yaitu berkata:”Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari azab Jahanam, dari azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian dan dari buruknya fitnah al-Masih ad-Dajjâl”. (HR Muslim dari Abu Hurairah)

Doa agar diwafatkan sebelum kedatangan fitnah.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ وَإِذَا أَرَدْتَ بِعِبَادِكَ فِتْنَةً فَاقْبِضْنِي إِلَيْكَ غَيْرَ مَفْتُونٍ.

“Ya Allah.. sesungguhnya Aku bermohon padamu agar dapat melakukan kebaikan-kebaikan dan meninggalkan keungkaran-kemungkaran, agar aku mencintai orang-orang miskim,dan seandianya Engkau ingin menurunkan pada hamba-hambaMu fitnah, maka cabutlah nyawaku dalam keadaan tidak terfitnah”. HR. Tirmizi.

Kedua; Memurnikan tauhid

Akibat meninggalkan tauhid maka Allah mencabut barokah bumi dan langit serta menimpakan berbagai bencana dan fitnah. Allah berfirman:

{ وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ{96}.

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”. (Qs. Al-A’raf: 96).

Ketiga;Bergabung dengan jamaah dan tidak ikut-ikutan dengan kelompok-kelompok sesat

Sebagaimana diriwayatkan dari shahabat Hudhaifah ra tentang fitnah akhir zaman. Rasulullah bersabda “Akan ada para penyeru pada pintu-pintu neraka, siapa yang mentaatinya maka akan mereka jerumuskan kedalamnya, lalu saya berkata “Ya Rasulullah bagaaimana cara menyelamatkan diri darinya?, beliau berkata “bergabunglah dengan jamaah muslimin dan imamnya, saya bertanya, jika tidak ada? Belaiu berkata “tinggalkan semua kelompok kelompok tersebut meskipun kamu harus berpegangan pada akar pohon hingga ajal menjemputmu”.

Keempat: membekali diri dengan ilmu

Fitnah akhir zaman begitu dahsyatnya, maka seorang mukmin tidak akan mampu menghadapinya kecuali dengan kekuatan ilmu dan persiapan matang menghadapinya. Kisah pemuda yang selamat dari fitnah Dajjal tatkala ingin membinasakannya adalah contoh suri tauladan bagi kita bahwa ilmu tentang sunnah lah yang menyelamatkannya.

Kelima: menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar

Fitnah dan segala bentuk kejelekan tidak akan dapat diatasi kecuali dengan menjalankan misi para Nabi menjalankan amar ma’ruf dan nahi mungkar melalui proses pembinaan ummat dan dakwah. Dengan tarbiah inilah umat akan selamat dari berbagai gelombang fitnah. Allah berfirman:

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً.

“Dan takutlah fitnah (bencana) yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim diantara kalian saja secara khusus”.QS.Al-Anfal:25.

Keenam: beramal sholeh

Diantara sikap yang dapat menyelamtkan seorang muslim dari fitnah adalah memperbanyak amal sholeh. Sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah-shallallahu ‘alaihi wa sallam:

بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنْ الدُّنْيَا.

“Bersegeralah beramal sebelum munculnya fitnah yang datang bagaikan potongan-potongan malam yang gelap, seseorang dipagi harinya beriman dan disorenya telah menjadi kafir, atau sorenya masih beriman dan pagi harinya telah menjadi kafir, menjual agamanya dengan gemerlap dunia.HR.Muslim.

Ketujuh: Uzlah menjauhi diri dari fitnah

Dalam kondisi fitnah akhir zaman yang memakan korban dan menumpahkan darah , maka hendaklah seseorang menjauhi fitnah, sebabagaimana yang dilakukan oleh sebagian sahabat seperti ibnu Umar dan lain-lainnya. Tatkala Dajjal keluar, Nabi-shallallahu alaihi wa sallam-mengajarkan umatnya agar beruzlah menjauh dari fitnah, beliau bersabda:

مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ عَنْهُ فَوَاللَّهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَأْتِيهِ وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَيَتَّبِعُهُ مِمَّا يَبْعَثُ بِهِ مِنْ الشُّبُهَاتِ أَوْ لِمَا يَبْعَثُ بِهِ مِنْ الشُّبُهَاتِ.

Barang siapa mendengar kedatangan Dajjal maka hendaklah dia menjauh darinya, demi Allah sesungguhnya seseorang akan mendatanginya-sementara dia menganggap dirinya mukmin- akhirnya dia mengikutinya disebabkan berbagai syubuhat yang didatangkannya.HR. Abu Daud.

Dalam hadis lainnya Rasulullah bersabda:

سَتَكُونُ فِتَنٌ الْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنْ الْقَائِمِ وَالْقَائِمُ فِيهَا خَيْرٌ مِنْ الْمَاشِي وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنْ السَّاعِي وَمَنْ يُشْرِفْ لَهَا تَسْتَشْرِفْهُ وَمَنْ وَجَدَ مَلْجَأً أَوْ مَعَاذًا فَلْيَعُذْ بِهِ.

Akan terjadi berbagai fitnah, maka seorang yang duduk dalam perkara itu(tidak ikut) lebih baik dari orang yang berdiri, dan yang berdiri lebih baik dari yang berjalan menyongsongnya, dan yang berjalan masih lebih baik dari yang berlari padanya, barang siapa yang larut padanya akan terjebak, maka barang siapa yang dapat menghindar melarikan diri darinya hendaklah dia lakukan.HR.Bukhari.

Kedelapan: Menghadapinya dengan sabar

Sabar dimiliki setiap muslim ketika berhadapan dengan segala fitnah. berkata An-Nu’man bin Basyir:

“إنه لم يبق من الدنيا إلا بلاء وفتن فأعدوا للبلاء صبراً ”

“Sesungguhnya tidaklah tersisa di dunia ini kecuali bencana dan fitnah-fitnah, maka siapkanlah untuk menghadapinya dengan bermodalkan sabar”.

إن من ورائكم أيام الصبر، الصابر فيهن كالقابض على الجمر، للعامل فيها أجر خمسين، قالوا: يا رسول الله أجر خمسين منهم أو خمسين منّا ؟ قال: خمسين منكم .

“Sesungguhnya dibelakang kalian akan datang hari-hari yang penuh dengan ujian kesabaran, orang yang dapat bersabar dimasa itu bagaikan seseorang yang memegang bara api, bagi orang yang beramal si saat itu mendapatkan ganjaran lima puluh kali, mereka bertanya: Wahai Rasulullah, apakah ganjaran limapuluh kali dari orang-orang sepeti mereka atau limapuluh kali ganjaran orang-orang seperti kami (para sahabat)? Nabi menjawab: limapuluh kali dari kalian”.

Demikian, semoga Allah Ta’ala menyelamatkan kita semua dari keburukan segala fitnah dunia dan khususnya fitnah akhir zaman, amin ya Rabbal ‘alamin.

*disampaikan pada acara Tarhib Ramadhon yang diadakan oleh FORMATRA di Islamic Center Roudhoh Riyadh KSA pada tanggal 25 Sya’ban 1436H.

(Visited 1.268 times, 1 visits today)

Beri Komentar (via FB)

http://bursanurulfikri.com/

Lihat Juga:

Rajab, Sya’ban dan Ramadhan

Manhajuna – Bulan rajab baru saja datang, dan berlalu tanpa terasa. Setelahnya adalah sya’ban, kemudian bulan …

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *