Oleh: Ustadz Rijal Mahdi.,Lc.,MA
Menghitung hari, sebentar lagi ia akan tiba,,,
Acara tarhib dan ucapan selamat datang banyak dilakukan,,,
Puasa Ramadhan diwajibkan kepada umat islam pada tahun Dua Hijriyah, dan Rasulullah SAW meninggal pada tahun 11 Hijriyah.
Rasulullah SAW hanya bertemu dengan bulan ramadhan sembilan kali pertemuan sahaja.
Bukankah Rasulullah adalah orang yang paling mulia diantara seluruh umatnya? Walapun bukan hanya Ramadhan yang mentarbiyahnya, akan tetapi goal Ramadhan (yakni, taqwa) telah melekat dalam dirinya.
Ramadhan dan Taqwa
Terus taqwa itu apa?
Pribadi yang bertawa adalah hamba yang menjaga syariat yang Maha Kuasa dimanapun dia berada!
Banyak defenisi tentang taqwa:
Taqwa itu “syadiduttanasssuk wal ibadah, wamakhafatullah, wahtiramussyaria`ah” (artinya: tanda-tanda ibadah begitu jelas pada dirinya, dan hormat dengan syariat agamanya). Lihat: mu`jam ma`ni.
Taqwa itu ibarat kita melangkah dijalan yang penuh dengan duri dan bebatuan tajam dan terjal. Begitu jawaban Ubai Bin Ka`ab menjawab pertanyaan Umar Bin Khattab RA. Melangkah dengan hati-hati, berjalan selangkah demi selangkah, begitulah taqwa dalam pribadi dalam insan yang beraqwa.
Goal puasa adalah pembentukan pribadi yang berhati-hati dengan apa yang dijalaninya. Pribadi yang hormat dan taat pada syariat agamanya.
Goal taqwa itu bukan terkungkung dalam satu keadaan; ketika bersama dengan orang lain dan sahabat, atau ketika dalam keadaan muqim tidak bepergian.
Bukankah pribadi mukmin mengucapkan doa “allahumma inna nas`aluka fi safarina haza al-birra wattaqwa?
Ya Rabbana,,,karuniakanlah kepada kami kebaikan dan taqwa dalam perjalanan ini!
Pribadi yang bertawa adalah hamba yang menjaga syariat yang Maha Kuasa dimanapun dia berada!
Bukankah kita selalu digesa untuk terus menyiapkan bekal untuk menuju kampung kita yang sesungguhnya?
وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ
Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa (Qs: Al-Baqarah 197).
Peluang di Bulan Ramadhan
Seharusnya peluang Ramadhan 1437H ini memberikan dua renungan kepada pribadi mukmin:
Satu: Kasih sayang Allah kepada kita begitu melimpah, ketika kita kurang memaksimalkan ramadhan yang lalu, Allah masih memberikan kita kesempatan tahun ini untuk lebih memaksimalkannya. Mari kita lakukan yang terbaik!
Dua: Mungkin kita sudah hanyut oleh arus maksiat yang begitu deras disekeliling kita, tapi Allah terus memanggil kita untuk kembali kepadanya. Kiranya bab dua dalam buku Riyadhussalihin karangan Imam Nawawi menjadi solusi bagi hamba yang ingin kembali pada rabbnya!
Selamat menjalani ibadah jumat yang berkah dan bermakna!
(Manhajuna/IAN)