Hati adalah sumber penalaran, tempat pertimbangan, tumbuhnya cinta dan benci, keimanan dan kekufuran, taubat dan keras kepala, ketenangan dan kegoncangan.
Hati juga sumber kebahagiaan, jika kita mampu membersihkannya, namun sebaliknya merupakan sumber bencana jika menodainya. Abu Hurairah Ra berkata, “Hati adalah raja, sedangkan anggota badan adalah tentara. Jika raja itu bagus, maka akan bagus pula tentaranya. Jika raja itu buruk, maka akan buruk pula tentaranya.”
Tanda-Tanda Kerasnya Hati:
1- Malas Melakukan Ketaatan dan Amal Kebaikan
Terutama malas untuk menjalankan ibadah, bahkan mungkin meremehkannya, melakukan shalat asal-asalan tanpa ada kekhusyukan dan kesungguhan, merasa berat dan enggan, merasa berat pula menjalankan ibadah-ibadah sunnah. Allah telah menyifati kaum munafiqin dalam firman-Nya:
“Dan mereka tidak mengerjakan shalat melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan.” (QS. At-Taubah: 5-4)
2- Tidak Tersentuh Oleh Ayat Al-Qur’an dan Petuah
Ketika disampaikan ayat-ayat yang berkenaan dengan janji dan ancaman Allah, maka tidak terpengaruh sama sekali, tidak mau khusyu’ atau tunduk, dan juga lalai dari membaca al-Qur’an serta mendengarkan-nya, bahkan enggan dan berpaling darinya. Sedangkan Allah SWT telah memperingatkan: “Maka berilah peringatan dengan al Qur’an kepada siapa pun yang takut kepada ancaman-Ku.” (QS. Qaaf: 45)
3- Tidak Tersentuh dengan Ayat Kauniyah
Tidak tergerak dengan adanya peristiwa-peristiwa yang dapat memberikan pelajaran, seperti kematian, sakit, bencana dan semisalnya. Dia memandang kematian atau orang yang sedang diusung ke kubur sebagai sesuatu yang tidak ada apa-apanya, padahal cukuplah kematian itu sebagai nasihat. “Dan tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun kemudian mereka tidak (juga) bertubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran.” (QS. At-Taubah:126)
4- Berlebihan Mencintai Dunia dan Melupakan Akhirat
Himmah dan segala keinginannya tertumbuh untuk urusan dunia semata. Segala sesuatu ditimbang dari sisi dunia dan materi. Cinta, benci dan hubungan dengan sesama manusia hanya untuk urusan dunia saja.
Ujungnya, jadilah dia seorang yang dengki, egois dan individualis, bakhil dan tamak terhadap dunia.
5- Kurang Mengagungkan Allah
Sehingga hilang rasa cemburu dalam hati, kekuatan iman melemah, tidak marah ketika larangan Allah diterjang, serta tidak mengingkari kemungkaran. Tidak mengenal yang ma’ruf serta tidak peduli terhadap segala kemaksiatan dan dosa.
6- Kegersangan Hati
Kesempitan dada, mengalami kegoncangan, tidak pernah merasakan ketenangan dan kedamaian sama-sekali. Hatinya gersang terus-menerus dan selalu gundah terhadap segala sesuatu.
7- Kemaksiatan Berantai
Termasuk fenomena kerasnya hati adalah lahirnya kemaksiatan baru akibat dari kemaksiatan yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga menjadi sebuah linkaran setan yang sangat sulit bagi seseorang untuk melepaskan diri.
Sumber: Ditulis oleh Ustadz Eko Hariyanto Abu Ziyad, Lc, MA. di Buletin Manhajuna edisi cetak ke-22 1429/2008
(Manhajuna/IAN)