Oleh: Muhammad Faadil
Kelanjutan dari kajian sebelumnya, berikut tambahan adab-adab dalam membaca Al-Quran:
Membaca basmalah ketika diawal Surat, kecuali diawal surat At-Taubah
Membaca basmalah hanya dianjurkan ketika membaca diawal surat kecuali diawal surat At-Taubah. Jika memulai bacaan Al-Quran dipertengahan surat, maka cukup membaca Ta’awudz saja.
Membacanya dengan tartil
Tartil menurut Ali r.a yaitu menajwidkan huruf-hurufnya dengan mengetahui tempat-tempat berhentinya. Banyak pembaca Al-Quran yang melalaikan tartil dalam bacaannya, padahal ia mampu membacanya dengan tartil, dengan tujuan agar ia dapat membaca Al-Quran dengan cepat dan banyak. Ini tidak benar, karena yang diperintahkan adalah membaca Alquran dengan tartil. Disebutkan dalam Alquran:”Dan bacalah Al-Quran itu dengan tartil (perlahan-lahan)” (QS.AL-Muzammil:4)
Mentadaburi apa yang dibaca
Alangkah baiknya bagi pembaca Al-Quran tidak hanya sekedar membaca huruf perhuruf yang ada di dalam Al-Quran, tetapi juga mempelajari dan memahami maksud dan tujuan yang terkandung dalam tiap ayat yang ia baca.
Meresapi ayat Alquran yang berisi tentang janji dan ancaman
Dengan meresapi ayat Al-Quran yang berisi tentang janji dan ancaman, maka setiap pembaca Al-Quran akan merasa sedih dan takut dengan ancaman yang dijanjikan oleh Allah swt bagi para pendosa, dan akan menghindari pembaca Al-Quran dari perbuatan maksiat ataupun hal-hal lain yang dapat membuatnya berdosa.
Mengindahkan suara ketika membacanya
Bagi para pembaca Al-Quran dianjurkan untuk mengindahkan suaranya ketika sedang membaca Al-Quran. Disebutkan dalam hadits nabi:”Indahkanlah (hiasilah) suara kalian ketika membaca AL-Quran” (HR. Ibnu Hibban)
Membacanya dengan suara yang keras
Membacanya dengan suara yang keras juga merupakan anjuran dalam membaca Al-Quran, karena bagi pembaca Al-Quran ia sekaligus dapat mendengar apa yang ia baca dan dapat langsung mengoreksi bacaan yang salah. Tetapi jika membacanya dengan suara yang keras dikhawatirkan dapat menyebabkan riya atau juga menggangu orang lain seperti menggangu orang yang sedang sholat atau mengganggu orang yang sedang tidur, maka membacanya dengan suara yang pelan lebih diutamakan.
Membacanya dengan mushaf atau tanpa mushaf (dengan hafalan)
Mana yang lebih baik? Ada 3 pendapat:
- Membaca dengan mushaf lebih baik, karena melihat mushaf merupakan ibadah, maka ia mendapatkan pahala membaca sekaligus melihatnya
- Membacanya tanpa melihat mushaf lebih baik, karena dapat membuat pembacanya bertadabbur kandungan Alquran.
- Perbedaan perkara ini disesuaikan dengan kondisi masing masing. Jika membaca tanpa mushaf dapat membuat ia lebih meresapi dan menadabburi Al-Quran, dan membuat hatinya lebih tenang maka ini lebih baik, tetapi jika tidak bisa maka membaca dengan mushaf lebih baik baginya.
Referensi: Kitab Mabaahits Fii Ulumil Quran, Manna’ Alqoththon.
(Manhajuna/IAN)